Butuh ratusan tahun agar terumbu karang terbentuk. Butuh kesabaran agar keindahan bisa dinikmati. Jadi itu gue cari selama ini, kesabaran. Bahwa gue harus sabar sampai gue betul-betul siap menjadi seperti yang gue mau.Mbarep: Swarna Alor - halaman 216
Judul Novel: Swarna Alor
Penulis : Dyah Prameswarie:
Penerbit : Tiga Serangkai - 2015
Jumlah Halaman : 282 + vi
ISBN : 978-602-72097-9-4
Genre : Fiksi Remaja
Semuanya berawal dari mimpi.
Mimpi dua gadis remaja, Lilo dan Mbarep yang berusaha
mewujudkan mimpi mereka masing-masing. Lilo yang ingin
menjadi desainer pakaian terkenal dan Mbarep yang lari dari rumah karena ingin mewujudkan
mimpinya jadi seorang foto model. Keduanya bertemu lewat
undangan dari majalah Cantik untuk mengunjungi Alor,
sebuah pulau di ujung timur Indonesia, mengenal tenun khas Alor dari dekat
yang usianya sudah ratusan tahun.
Jadwal kegiatan yang
diberikan Sardi membuat kedua gadis remaja berusia 17 tahun
ini tidak mengerti dan merasa perjalanannya ke Alor
sia-sia belaka. Lilo yang manja, dan bersumbu pendek
bergidik setengah mati saat Mama Sariat seorang penenun di kampung Hula
mengajaknya berburu teripang.
Bagi Lilo yang juga
aktivis Green World, cara Mama Sariat menggunakan air rebusan
teripang untuk mencelup kain bukan saja menjijikan tapi juga
mengganggu keseimbangan alam. Mulailah Lilo menyusun rencana,
membunuh kebosanan dengan aktivitas yang terasa menjemukan
sambil mencoba menghubungi Samara, temannya sesama aktivis Green
World untuk mengadukan pemandangan yang diamatinya.
Meski
Mbarep berusaha mencegah tindakan bodohnya, Lilo bersikeras,
keukeuh dengan rencananya yang konyol itu sampai kemudian keduanya
menyadari. Kebodohan Lilo bukan saja bisa menamatkan riwayat
tenun Alor dan memupuskan nafkah para mama yang menenun kain
di Alor, tapi juga mimpi-mimpi mereka.
Lilo?
Sebenarnya ia punya keinginan sama,
menggenggam erat mimpinya, meski masih
bisa bersandiwara namun kadang membuat Christine desainer senior
sebal dan nyaris hilang kesabaran dibuatnya.
Mengambil
latar Kampung Hula dan pesona keindahan taman lautnya, penulis novel juga mengangkat sisi lain kecantikan Indonesia yang belum banyak diketahui (eh jangan-jangan saya aja, ini, mah hehehe). Meski
harus ‘menikmati’ sensasi tersendiri melalui landasan pacu bandara
Mali yang pendek dekat dengan bibir pantai, perjalanan dengan rute yang terjal, listrik yang mati setelah jam 9
malam atau sinyal internet yang on off . Hmmm... kira-kira siap ga ya, membayar keindahan lukisan alam dengan konsekuensi seperti ini?
Novel yang
menjadi juara harapan dalam ajang
lomba menulis novel yang diselenggarakan oleh Tiga Serangkai: Seberapa Indonesiakah
Dirimu, ini bikin saya luruh menikmati racikan kata khas Dydie
yang lincah tapi puitis. Bikin saya kangen masa SMA lagi (hush). O, ya jangan lewatkan juga Detil bentang alam Alornya yang memesona, riuhnya oto dengan hingar bingar musik dangdut atau bunyi klik klak dari gedogan mesin tenunnya
membuat saya yang lahir dan besar
di kota besar banyak mikir lagi, Indonesia
ini luas, pake banget. Masih banyak sisi lain kekayaan Indonesia
yang belum saya tau, yang entah kapan
bisa melihatnya dari dekat.
Bukan
hanya tentang mimpi dan keindahan
alamnya, novel Swarna Alor ini juga bertutur tentang persaingan sesama
model, nilai luhur budaya timur soal
berpakaian, dan tentu saja ada bumbu renyah tentang perhatian kecil Juan, seorang remaja simpatik yang bisa
membuat jatuh cinta dan kerinduan
pada seorang ibu.
Mau
tahu bencana apa yang terjadi
gara-gara tindakan bodoh Lilo dan
bagaimana jatuh bangunnya Mbarep
mewujudkan mimpinya meski harus
mengalami hipotermia saat
pemotretan di bawah laut? Gimana kalau
bisa mendapatkan novel remaja ini
seccara cuma-cuma alias gratis?
Bisa emang?
Bisa
lah. Caranya juga gampang. Tinggal jawab pertanyaan berikut:.
Setiap
orang pasti punya mimpi atau cita-cita yang ingin diwujudkannya, kan? Apapun itu mimpinya, pasti perlu pengorbanan untuk mewujudkan dengan cara yang
berbeda-beda. Nah, coba ingat-ingat, obsesi atau harapan
apa yang masih ingin diwujudkan dan
kalau harus berkorban, pengorbanan
seperti apa yang akan dilakukan?
Tulis jawaban nya di komentar dengan format:
Nama:
Akun
twitter:
Link
Share Url di Twitter:
Jawaban:
Follow dan mention akun twitter @gudienz, @efi_thea
dan @Tiga_Serangai. Share link give away novel Swarna Alor ini dengan hashtag #GASwarnaAlor. Akan dipilih 3 jawaban terbaik untuk mendapatkan buku plus gantungan kunci untuk 3 jawaban paling oke.
GA
ini akan berlangsung dari tanggal 24 Agustus sampai 30 Agustus
2015. Enggak ada ceritanya inbox atau japri lainnya buat merayu menentukan pemenangnya, ya. Keputusan akhir
pemenang tidak bisa diganggu gugat.
75 Comments
Ikutan mak :D
ReplyDeleteNama : Sri izawati
Akun Twitter : @chili_ii
Url share : https://mobile.twitter.com/chili_ii/status/635651875749036032
Jawaban : saat ini saya punya harapan menjadi seorang penulis dan punya buku, ya walaupun tulisan saya saat ini masih jauh dari standar tapi saya menikmati proses walaupun itu nanti akan terwujud tidak dalam jangka waktu dekat. Karena saya yakin berapa lama proses itu sangat menentukan kualitas hasil yang akan saya peroleh nantinya. Tidak masalah saat ini saya harus belajar dari bawah dulu, dengan waktu yang juga sangat terbatas karena saya juga seorang ibu yang punya bayi dan juga bekerja diluar rumah. Saat ini yang bisa saya lakukan adalah terus belajar dan terus menulis dalam bentuk apapun dan kapanpun saya punya waktu. Walau terkadang mesti diujung malam sebelum tidur saya menyempatkan terlebih dahulu untuk menulis sesuatu. Karena memang itulah waktu yang paling berkualitas yang saya punya untuk menulis. "Stimulate Your Passion" itulah yang saya lakukan untuk menggapai semua harapan saya. Semoga saja suatu saat terkabul. ^_^
Keep on writing ya, mbak. Biar passion nulisnya ga ilang. Semoga segera lahiran buku perdananya :)
DeleteIkutan mak.
ReplyDeleteNama : ratusya
Twitter : @ciquinie
Obsesi : mau jadi desainer pakaian. Ya at least buat konsumsi sendiri aja.
Sy udah pernah ambil kursus jahit di juliana jaya, tapi ya emang dasar males, berenti di tengah jalan deh. Tapi skrg jadi pengen nerusin lagi soalnya baju2 yg Ada di pasaran, lucu2 tapi mahal. Hihihi
Ayo mbak, jangan patah arang. Bikin blog yang khusus desain baju aja biar orang-orang pada ngeh sama desain-desain bajumu.
DeleteNama:Rebellina aka Reni Susanti
ReplyDeleteAkun twitter:@rebellinasanty
Link Share Url di Twitter:https://twitter.com/rebellinasanty/status/635667524646924288
Jawaban:
Terus terang, obsesi saya sampai kini adalah melihat putra kedua saya yang penyandang autis bisa mandiri, dan mendampinginya serta membantunya dalam prosesnya kearah sana. Berat dan penuh duka, tapi saya yakin, tidak akan sia-sia.
Pengorbanan terbesar yang saya lakukan untuk hal itu adalah dengan menyisihkan (sementara waktu) keinginan terbesar saya yang lainnya, yakni membuat buku novel dan buku nonfiksi sendiri. karena saya tidak bisa fokus menulis untuk membuat buku, saat anak saya membutuhkan saya melebihi ambisi pribadi tersebut. tapi saya yakin, suatu waktu nanti, pasti saya bisa menulis novel saya sendiri dan buku nonfiksi saya.Karenanya, saya tetap berlatih dan memelihara semangat menulis tersebut dengan tetap aktif ngeblog.
Sekarang ini, bisa ngeblog untuk tetap menjaga semangat menulis saja, sudah suatu hal yang sangat saya syukuri.
Semoga putranya jadi booster buat meuwujudkan mimpi mbak yang lainnya, ya. Jangan menyerah, mbak. Insya Allah ada jalannya *stelin lagu Maher Zain*
Deletenama: Nurina Widiani
ReplyDeleteakun twitter: @KendengPanali
link share: https://twitter.com/KendengPanali/status/635675041338781697
jawaban:
mimpi terbesarku pengen punya ruangan buat ngajar kelas di sore hari. Jadi anak2 nggak harus umpel2an di ruang tamu sempit. Nggak perlu luas2 amat, yg penting nyaman buat belajar dan cukup buat naruh rak buku acuan ajar dan non ajar. Biar selain buat ngajar juga bisa buat sesi mendongeng untuk anak usia dini.
Pengorbanannya... yaah bertahan dulu uyel2an di ruang tamu sampai cukup uang buat bikin tingkat atas dan menyekat ruangan.
Semoga bisa terlaksana secepatnya...
Aamiin. Semoga ada jalan mewujudkan ruang belajar dan membaca yang nyaman buat anak-anak ya, mbak Nurina.
DeleteEfiiii ikutan donk
ReplyDeleteNama : Uniek Kaswarganti
Twitter : @UniekTweety
Url share :
https://twitter.com/UniekTweety/status/635683301198458880
https://twitter.com/UniekTweety/status/635682153301340160
Jawaban :
Efi, mimpiku kayaknya sudah hampir kadaluwarsa deh hehehee... Aku pengin banget bisa kerja di Jerman. Tempat yang dingin dan kaku orangnya, tapi entah mengapa seperti butuh ditaklukkan. Masalahnya cuma satu, siapa yg mau mempekerjakan orang seumuranku di sana hahahaa.... Padahal aku siap berkorban membawa anak dan suamiku ke sana loh. Kurang apa cobak :)
Dikira tidak cinta tanah air ya kok pengin kerja di luar negeri?
Jangan salah loh, aku kan penginnya kerja dan invest untuk masa depan keluargaku. Siapa tau dengan kerja dan anak2 sekolah di sana, pas mereka balik ke Indonesia nanti ilmunya bisa dimanfaatkan untuk negeri tercinta. Lagian nih ya, seumur hidup kerja di Indonesia blm sanggup menikmati keindahan alam2 Indonesia di pulau2 lain nih Fi, sapa tau kan dengan jadi buruh di sana ntar masa tuanya bisa tinggal leha2 keliling Indonesia. Ngimpi kali gw yaaakkk... Efi sih nyuruh2 orang ngimpi begini :D
Bahaha.... bagus dong, jadi mimpinya kebangun lagi. Kalau jadi ke Jerman aku ikut ya, mbaaak. *lho*
DeleteNama: Eni Lestari
ReplyDeleteTwitter: @dust_pain
Link share: https://twitter.com/dust_pain/status/635692265566896129
Jawaban: selama ini aku selalu nyewa buku di rental. karena itu, obsesiku adalah punya perpustakaan pribadi, biar aku bisa baca tiap hari tanpa ada batas waktu buat dikembaliin kayak waktu aku nyewa dulu. pengorbanannya sih paling dalam segi keuangan aja, yaitu getol nabung biar bisa beli buku yang diincer sejak lama. terus sering2 tongkrongin online bookshop, karena biasanya harganya jauh lebih murah dibanding di toko buku. kalo ada yang bikin clearance sale juga mesti cepet2 di-booked hehe. pokoknya diusahain beli bukunya gak menguras kantong :) alhamdulillah buku koleksiku udah lumayan banyak. tinggal bikin raknya aja biar keliatan rapi. rak rotanku yang sekarang udah gak cukup buat nyimpen buku soalnya :')
Emang lebih enak kalau baca buku sendiri,ya. Ga dikejar-kejar waktu buat balikin. Semoga segera punya rak atau lemari barunya juga buat nyimpenin koleksi buku-bukunya, ya.
Deleteikutan ah, siapa tahu rejeki, dapat novel gratis yang kece ini
ReplyDeleteNama : Indri Wahyuni
Twitter : @indriw_wae
Link Share : https://twitter.com/indriw_wae/status/635685626986147841
Jawaban :
Mimpiku saat ini adalah ingin jadi penulis yang bermanfaat buat sesama. Meskipun sekarang baru bisa jadi penulis status facebook :D
Dan karena aku ibu rumah tangga merangkap pekerja jadi sering kehilangan kesempatan menulis. Akhirnya menulis kujadikan agenda di antara kesibukan rumah dan kantor. Meski masih menempati porsi kecil, sekitar satu atau dua jam setiap hari Senin sampai Jum'at. Di akhir minggu kusisipkan agenda membaca buku. Nulis di blog ada juga, tapi belum aktif karena internet di rumah suka nggak ada sinyal. Jadinya aku nulis di mana saja. Di laptop, di handphone bahkan di kertas notes. Pokoknya yang penting nulis saja dulu.
Samaaa mbak, kalau tiba-tiba diadtengin mas Ide, buru-buru tangkep, tulis di note hp biar ga lupa :D
DeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteikutan ya ,mbak
ReplyDeleteNama : Siti Rahmah Saadi
Twitter : @strahmahsaadi
Url share : https://twitter.com/strahmahsaadi/status/635687283979476992
Jawab :
Saya memimpikan punya rumah tipe 21 ala Bob Sadino mbak... luas tanahnya 2 hektar dengan 1 rumah saja diatasnya :). Rumah itu dikelilingi kebun bunga dan sayur. Di pintu pagar utama ada tiang melengkung ditumbuhi gerumbul tanaman climbing rose warna pink sebagai penyambut tamu.Lantai rumahnya parquet dari kayu biar hangat buat lesehan. Ada enam kamar besar dengan jendela yang besar agar kamar selalu segar. Pastinya ada perpustakaan keluarga berjendela besar menghadap kebun dan kolam ikan. Ada pancuran bambu kecil yang mengalir perlahan diatas kolam itu... hmm... syahdu di malam hari. Nyaman buat nulis pokoknya... semoga terwujud...aamiin :)
Asiiik. Adem tuh rumahnya. Kapan-kapan undang saya buat nginep di sana, ya :)
DeleteIjin ikutan ya mba :D
ReplyDeleteNama : Vera Sitompul
Akun twitter : @vera_s089
Link Share Url di Twitter : https://twitter.com/vera_s089/status/635706878329143296
Jawaban:
Saya punya mimpi ingin menjadi MUA (Make Up Artist). Saya berkenalan dengan mimpi ini sejak memasuki bangku kuliah, tapi sayang ini bertabrakan dengan jurusan yang saya ambil (keguruan). Bahkan ayah melarang saya menekuni bidang ini setelah saya lulus kelak. Ayah bilang, menjadi guru lebih baik bagi masa depan saya. Ayah, tidak ingin saya kesusahan nantinya. Ini menjadi kali kedua kami berdebat akan apa yang saya inginkan dan tanpa diberitahu saya tahu jawabannya - mengalah. Ya, saya mengalah akan mimpi saya dan meneruskan niat ayah menjadi guru, tapi .. karena saya sudah terlanjur cinta dengan dunia make up, saya memutuskan akan tetap melanjutkan mimpi saya (dengan diam-diam). Saya tahu ini akan sulit tapi ternyata rasanya lebih menyenangkan. Seperti sebuah tantangan untuk membuktikan ke ayah kalau saya bisa membanggakannya dengan menjadi guru tanpa meninggalkan mimpi saya menjadi MUA. Jadi lah setiap di kampus, dimana terdapat free wifi dan ada waktu luang, saya sibuk mendownload tutorial make up beauty guru youtubers. Saya menabung uang jajan yang diberikan dan pelan-pelan membeli apa yg saya butuhkan untuk praktek sendiri :D. Sampai sekarang saya masih melakukan kedua rutinitas tersebut, walau terkadang saat banyak tugas, terpaksa impian saya yg mengalah. Bersyukur karena mama mau ikut membantu mewujudkan mimpi saya dengan menjadi model yang di dandani (hahaha). Itu lah mimpi saya dan saya tak akan menyerah untuk itu, ya untuk keduanya, menjadi guru sekaligus MUA (why not ? :D)
Iya, mbak. Kenapa enggak. Semoga bisa jalan dua-duanya. Nanti saya di-make over dong, ya:)
DeleteNama: Aya Murning
ReplyDeleteTwitter: @murniaya
Link share: https://twitter.com/murniaya/status/636061753911087104
Jawaban:
Saya punya mimpi untuk bisa berkecimpung di dunia bulutangkis atau dekat dengan dunia bulutangkis. Tapi tidak sebagai pemain karena aku sudah terlalu tua untuk mendalami itu. :D
Karena sejak kecil aku sangat menggemari olahraga tersebut, jadinya aku nggak bisa jauh-jauh dari berita-berita seputar badminton. Nggak cuma mantengin akun fanbase bulutangkis, akun official dari PBSI dan pemain-pemainnya, aku juga follow akun media sosial para jurnalis resmi di PBSI dan melihat bagaimana hectic/chaos sekaligus enjoy-nya mereka dengan itu semua. Hectic/chaos dengan setoran tulisannya yang harus segera dimuat dan bolak-balik dari lapangan satu ke lapangan yang lain buat ambil gambar pemain yang sedang tanding sebelum match-nya keburu selesai, namun mereka juga enjoy ketika bisa dekat, bercengkrama, dan foto-foto bareng atletnya.
But look at me now, di mana aku berkecimpung sekarang? Dunia literatur yang sebagian besar bergenre fiksi daripada dunia jurnalis atau olahraga. Bahkan dulu kuliahku di bidang eksak. Kurang bersinggungan atau sangat bahkan bertolak belakang, bukan? Dunia literatur itu sekedar hobby bagiku, sedangkan dunia bulutangkis adalah passion di hidupku.
Aku terinspirasi oleh salah seorang jurnalis resmi PBSI yang awalnya hanya sebagai pecinta badminton biasa, hanya punya modal menggemari olahraga badminton tapi dia berhasil mewujudkan mimpinya untuk bisa dekat dengan dunia badminton. Padahal dulunya dia kerja di bidang IT di perusahaan ternama malah banting setir jadi jurnalis bulutangkis. Bukan tidak mungkin juga bagiku untuk bisa mewujudkan itu.
Harga yang harus kubayar tentu saja harus jauh dari orangtuaku di mana sebelumnya aku belum pernah tinggal pisah dengan mereka. Kalau aku pindah ke Jakarta, mereka akan tinggal berdua saja karena sekarang cuma ada aku yang masih sama-sama mereka. :( aku juga tidak yakin apakah aku akan dapat izin sepenuhnya lagi dari mereka. Aku buta Jakarta dan aku tidak tahu harus tinggal di mana. Kesendirian dan ketidaktahuanku itu bisa saja membawaku pada mimpiku atau justru membuatku tersesat tanpa arah dan pulang dengan tangan kosong. Mungkin juga bisa membuatku harus menggadaikan passion dan bergelut di bidang lain di mana aku harus belajar mencintainya dari awal lagi.
"Jika aku tak menemukan daratan itu, aku akan mati. Jika aku tak menemukan gigi itu, aku akan hilang sendirian selamanya. Meski tampaknya Tuhan menelantarkanku, Dia menyaksikan. Meski tampak acuh pada penderitaanku, Dia menyaksikan. Dan saat aku yakin takkan selamat, Dia memberiku jeda istirahat dan ketenangan, dan memberiku tanda untuk melanjutkan perjalananku." — Like of Pi
Ga jadi pemain tapi tetep deket dengan dunia bulu tangkis ya, mbak. Hmmmm siapa tau nanti bis ketemu sama para legenda bulu tangkis di acara tv ^_^
DeleteAamiin. ;)
DeleteKalau ketemu sama pemain-pemainnya secara off air udah pernah, tapi udah rada lama tu, tahun 2012. Hmm semoga suatu hari terwujud bisa keliling2 ngikut mereka turnamen. Hehe.
This comment has been removed by the author.
ReplyDeleteNama: Piska Lestari
ReplyDeleteTwitter: @kyupishae
Link share: https://twitter.com/kyupishae/status/636390573448949761
Jawaban:
Impianku adalah menjadi seorang dokter. Aku ingin menjadi seorang dokter yang dapat mengobati semua orang yang terkena penyakit. Aku ingin menjadi dokter sukarelawan di suatu daerah yang terpencil. Aku ingin melihat senyum bahagia mereka. Rasanya sakit ketika melihat orang-orang itu menujukkan wajah yang menyedihkan karena kekurangan biaya untuk berobat. Tapi sayang, itu hanya impianku di masa lalu. Impian yang tidak pernah terkabulkan karena fisik yang kumiliki. Rasanya benar-benar menyedihkan ketika memikirkan syarat-syarat untuk jadi seorang dokter. Kekurangan kondisi fisik dan uang. Terkadan aku ingin tertawa sendiri ketika mendengar kenyataan seperti itu , tapi malah airmata yang menetes. Lelucon macam apa ini ! dan sejenak aku melupakan impian yang benar-benar menjadi impianku. Dan harus focus kesuatu hal yang harus benar-benar kupilih.
Yapp.. sekarang aku sudah mulai mengubah Impianku, meskipun masih ada niat buat pengen jadi dokter, tapi yaah begitulah. Impianku sekarang yaitu ingin menjadi peneliti. sekarang aku sudah kuliah di UNJ jurusan Fisika. Karena aku termasuk mahasiswi kurang mampu, maka dari pihak Kampus memberiku Beasiswa khusus mahasiswi kurang mampu tapi berprestasi. Aku mulai menekuni mimpi baruku ini, dan mengorbankan mimpiku untuk menjadi seorang Dokter. Meskipun banyak kesulitan, tapi aku akan terus mencoba dan mencoba lagi.
"Harapan yang kita inginkan terkadang tak sesuai dengan impian yang kita dambakan. Harus melewati sebuah jembatan kenyataan sebenarnya. Dan disitulah kita akan menemukan jawaban sebenarnya. Meskipun itu akan menjadi suatu hal yang pahit dalam hidupmu. Tapi tetap saja itu akan menjadi sebuah pengalaman hidup yang menyenangkan kelak nanti." -Piska (Helbert)
Impian jadi dokternya tidak tercapai tapi percaya deh, Allah punya rencana yang indah buatmu, mbak :)
Deleteoke mbak. thank's yaaaah hihihi
DeleteResensi yang jujur dan ciamik
ReplyDeleteKapan buku saya diresensi Jeng
Salam hangat dari Jombang
Ish,Pakde. Isin aku ditanya ini sama Pakde. Hehehe... semoga segera, ya. ^_^
DeleteNama: Arfan Dwi Saputra
ReplyDeleteAkun twitter: @Arfan_JRocks
Link Share Url di Twitter: https://twitter.com/Arfan_JRocks/status/636432167761915904
Jawaban:
Impianku sedari kecil adalah mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan kuliah di Jepang. Tentu ini merupakan sesuatu yang cukup sulit mengingat kemampuan otakku pas-pasan dan tergolong anak yang pemalas. Tapi dengan keyakinan dan kerja keras, ini bukanlah hal yang mustahil. Maka sejak itu, aku memutuskan untuk belajar dengan giat. Usaha belajarku terbilang cukup sukses karena sampai kelas 11 SMA aku mendapat nilai yang lumayan baik dan itu sudah membuatku puas. Kelas 12 SMA aku mulai lengah dan jarang belajar, akibatnya nilai-nilaiku turun drastis. Itu membuatku hilang fokus, stres, dan frustasi. Dan pada saat kelulusan aku mendapatkan nilai rapot yang baik, tapi tidak dengan beberapa nilai UN. Akhirnya hal itu membuatku gagal memenuhi syarat untuk menggapai impianku. Sia-sia sudah usaha keras bejarku selama ini karena lengah di saat terakhir. Pupuslah harapanku untuk kuliah di Jepang, karenanya aku menjadi bimbang untuk kuliah dan belum menentukannya hingga kini.
Hasratku untuk ke Jepang masih sangat besar, dan aku mulai berfikir kenapa tidak mencoba untuk bekerja saja di Jepang. Tentu butuh pengorbanan besar karena harus 'menunda' masa kuliahku, masa yang sangat penting untuk menunjang masa depan.
Impianku saat ini sederhana tapi cukup berat: kerja di Jepang » kuliah » mendapatkan beasiswa untuk kuliah di Jepang
Semoga kali ini aku bisa fokus dan tidak mengulang penyesalan di masa lalu sehingga impian menjadi kenyataan.
Waaaah ke Jepang juga pernah jadi impian saya. Insya Allah ada cara lain buat mewujudkan impiannya ke Jepang. Jangan patah arang, ya.
DeleteAamiin, thanks semangatnya :D pernah punya impian ke Jepang juga ternyata.
DeleteNama: Pramestya
ReplyDeleteAkun twitter: @p_ambangsari
Link : twitter.com/p_ambangsari/status/636114809612709888
Jawaban:
obsesi atau harapan apa yang masih ingin diwujudkan dan kalau harus berkorban, pengorbanan seperti apa yang akan dilakukan?
Aku pengen keinginanku terpenuhi semuanya, memang egois, tapi mau gimana lagi? Itu obsesiku selain aku ingin bahagia dalam artian bahagia seperti yang aku inginkan, bukan bahagia versi orang lain. ini bahagiaku, bahagia yang rumit karena hal pertama diatas, bahagia yang nggak bisa dijelasin satu-satu karena terlalu banyak tuntutan.
Pengorbananku yaitu memilih pilihan yang satu dan meninggalkan pilihan yang lain (oportuniti), karena nggak mungkin aku memenuhi sema keinginanku kecuali aku biopolar :3 . Tapi itu tetap jadi obsesi terbesarku, walau aku tahu kayaknya cuma wasting time -_-
Well, kalau dalam ilmu ekonomi itu namanya oppotunity cost. Emang harus ada yang dikorbankan untuk mendapatkan keinginan :)
DeleteNama: Annisa Nuramdhani
ReplyDeleteAkun twitter: @Niszari
Link Share Url di Twitter: https://twitter.com/niszari/status/636534448859668480
Jawaban: Harapanku itu bisa jadi anak kebanggaan bangsa. makanya aku selalu terus belajar untuk mencapai harapanku itu. dan aku juga terus berusaha jadi yang selalu di butuhkan Untuk keluarga dan semua. Obsesi ku itu mau bgt jadi Penulis , makannya aku selalu nulis cerpen di Medsos dan Buku harianku.
Kirim juga cerpennya ke majalah ya, Annisa. Lumayan buat fortofolio. :)
DeleteNama : Lois Ninawati
ReplyDeleteTwitter : @_loisninawati
Link share : https://mobile.twitter.com/_loisninawati/status/636563310138159104?p=v
Jawaban : aku bercita-cita jadi seorang fotografer yang hebatt! Nah, untuk jadi seorang fotografer, aku butuh banget yang namanya lensa. Lensa itu, harganya selangittt. Terobesesi bangett sama yang namanya lensaaa ituu! Kan, lensa banyak banget macemnya, jadi, kan, gak mungkin kalo seorang fotografer cuma punya lensa satu aja, dan, itu biasa" aja ..
Ayo nabuuung biar bisa motosaya jadi modelnya #eeeeh. Man jadda wa jadda :)
DeleteNama : Sofhy Haisyah
ReplyDeleteAkun twitter : @Sofhy_Haisyah
Link Share Url di Twitter : https://twitter.com/Sofhy_Haisyah/status/636726644636422144
Jawaban :
Pengen bertemu dan berpelukan dengan Cristiano Ronaldo.
Aneh ya ? Hihii, tapi itu mimpi aku banget sejak SMP kelas 2 (sekitar udah 8 tahunan). Mungkin karena saking ngefans dan fanatiknya, jadi aku membuat hal diatas menjadi mimpi terbesar aku. Hmmm, adapun bentuk pengorbanannya, mungkin dari segi finansial yang aku sih pengennya tabungan aku yang ada skrg nantinya bisa kepake buat menghadiri event yang Cristiano Ronaldonya atau langsung ke Portugal buat datang mengunjungi museumnya, kali aja pas aku datang si dianya juga ada.. :D
Hihihi makin charming aja ya CR7. Aku juga suka noton bola, lho.
DeleteNama : Sofhy Haisyah
ReplyDeleteAkun twitter : @Sofhy_Haisyah
Link Share Url di Twitter : https://twitter.com/Sofhy_Haisyah/status/636726644636422144
Jawaban :
Pengen bertemu dan berpelukan dengan Cristiano Ronaldo.
Aneh ya ? Hihii, tapi itu mimpi aku banget sejak SMP kelas 2 (sekitar udah 8 tahunan). Mungkin karena saking ngefans dan fanatiknya, jadi aku membuat hal diatas menjadi mimpi terbesar aku. Hmmm, adapun bentuk pengorbanannya, mungkin dari segi finansial yang aku sih pengennya tabungan aku yang ada skrg nantinya bisa kepake buat menghadiri event yang Cristiano Ronaldonya atau langsung ke Portugal buat datang mengunjungi museumnya, kali aja pas aku datang si dianya juga ada.. :D
Hihihi makin charming aja ya CR7. Aku juga suka noton bola, lho.
Deletenama : Muthi Haura
ReplyDeletetwitter : @muthiiihauraa
link share Url di twitter : https://mobile.twitter.com/muthiiihauraa/status/636741068294197248?_e_pi_=7%2CPAGE_ID10%2C1893285041
jawaban :
kalau ngomongin tentang mimpi, aku rasa semua orang pasti punya mimpi, begitu juga aku. Setelah lulus SMA, aku bermimpi bisa kuliah di UNPAD. mimpi itu sudah ada sejak lama, tapi disaat kelas 3 SMA, umiku meninggal dunia. aku nggak mungkin bisa kuliah diluar kotaku, karna aku masih memiliki tanggungan untuk merawat kelima adikku dan ayahku. Akhirnya mimpi kuliah ke Unpad, harus aku korbankan? kecewa? awalnya! tapi setelah melewati 4 semester dikmpusku, rsa kcewa itu hilang.
aku percaya dgn klimat 'Bukan kampusnya yg bikin seseorang itu sukses, tp diri mereka sendiri. sedangkan fasilitas diluar diri itu hanya pendukung yang dimanfaatkan dgn baik atau tdk'.
selain itu, aku juga punya mimpi untuk menjadi seorang penulis. mimpi sejak aku kecil. saat ini aku lagi berjuang untuk menggapai mimpi itu. Tentu saja lagi-lagi yg harus dikorbankan, ya waktu kumpul dan bermain bersama teman. sejauh ini, aku sudah memiliki 4 antologi bersama yg ditrbitkan scara indie dan 1 novel solo yg diterbitkan scara mayor. Alhamdulillah. setiap tetes keringat tak kan pernah mengkhianati hasil, right?
impian yg saat ini lagi berjuang aku kejar adalah membangun bisnis. aku pengen punya brand hijab syar'i sendiri. kalau sekarang masih dlm tahap merancang. aku belajar berbisnis karna aku tak ingin merepotkan ayahku lagi dan ingin sekali menyekolahkan kelima adikku sampai sarjana. mohon doanya :)
tdk ada mimpu yg terlalu besar, hanya ada tindakan yg trlalu kecil. jika satu pintu tertutup untukku, masih ada pintu lain yg trbuka lebar :))
Asik, siapa tau nanti punya butik baju muslim yang ngehits dan diendorse sama para selebritis ya,mbak.
DeleteNama: Dede suryanti
ReplyDeleteAkun twitter: @dedesuryanti2
Link Share Url di Twitter: https://twitter.com/dedesuryanti2/status/636835109535027201
Jawaban:
Impian gue dari dulu ampe sekarang, buat kuliah di luar negeri. Gue udah berusaha buat ningkatin skill dari mulai bahasa ampe studi yg d pilih. Mngkin itu gak seberapa karena org lain jg gt. Tapi yg paling btuh pngrbanan. Pas masa2 gue down dan gak percaya sama impian gue. Seolah2 impian itu cuman angan dan gue lagi ngimpi. Ampe2 brochures yg susah banget didapetin dari kampus d belanda sana, gue bakar. Sambil nangis2 dn nguatin diri buat gk ngejar mimpi itu. Tapi, akhirnya gue bangkit. Dn ngalahin semua rasa rendah diri gue. Gue lagi berjuang! :) #don't stopped for dreaming!
Ada kelas summer school juga lho, kayak di Belanda. Cobain yang short term ini, siapa tau dapat sponsor :)
DeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteNama: M. Herlambang
ReplyDeleteAkun twitter: @bxmbxxg
Link Share Url di Twitter: https://twitter.com/bxmbxxg/status/636850905984299008
Jawaban:
Wah membicarakan soal mimpi, kebetulan sekali :)
Saya punya banyak sekali mimpi baik untuk jangka panjang maupun jangka pendek :) ya, saya mengelompokan mimpi saya seperti itu karna memang cukup banyak hahaha.
Salah satu mimpi jangka panjang saya yg bisa dibilang besar adalah menggelar konser musik tur keliling dunia mengunjungi kota kota besar didunia ini. terdengar mengerikan mustahil nan mengada ada bukan? namun itulah salah satu mimpi besar saya, apa gunanya mimpi jika mimpi tersebut tidak membuat takut kita hanya untuk membayangkannya saja. Dan banyak lagi mimpi mimpi saya dibidang musik lainnya juga mimpi mimpi saya dalam kategori bidang lain.
Umur saya baru saja menginjak 18 tahun 4 hari yg lalu, dan jika melihat ke belakang dalam hidup saya, saya merasa belum melakukan apa apa dalam kehidupan saya, maka dari itu saya mulai menyusun banyak mimpi saya belakangan ini untuk di perjuangkan.
Pengorbanan,
Tahun ini saya lulus dari Sekolah Menengah Atas dan sama seperti semua orang yg juga lulus tahun ini, saya melanjutkan ke jenjang yg lebih tinggi, ya, saya mulai menentukan perguruan tinggi yg akan saya ambil dan akan saya jalani kedepannya, tanpa pikir panjang saya sudah menemukan jurusan yg mendekatkan saya pada impian saya tentang konser tadi, ya, jurusan seni musik, di salah satu perguruan tinggi di jakarta, akan tetapi, karna suatu hal dan banyak hal lainnya, orang tua saya tidak setuju dengan keputusan saya memilih jurusan tersebut, dan lebih memilih untuk menentukan jurusan yg akan saya ambil nantinya, dan mereka lebih memilih suatu jurusan teknik, yaitu jurusan Planologi atau biasa disebut PWK di suatu perguruan tinggi di bandung. Berhari hari saya terus membicarakan tentang hal jurusan ini dengan ke dua orang tua saya, berdebat, membicarakan kurang lebih dan sebagainya, akan tetapi saya terus dikalahkan dalam argumen dan tertahan takut akan durhaka jika terlalu keukeuh akan pendapat saya. Akhir hal saya mengalah dan tidak membicarakan tentang jurusan ini dengan orang tua saya dan lebih memilih untuk menuruti mereka.
Dan itu, suatu pengorbanan yg saya lakukan, mengorbankan waktu 4 tahun di umur saya di suatu jurusan yg tidak ada hubungannya sama sekali dengan semua mimpi mimpi saya.
Emang alau udah beda pendapat sama otu suka bikin dilema, ya. Semoga ada jalan tengahnya.
DeleteNama : Fajriatun Nurhidayati
ReplyDeleteTwitter : @fajriatunNur1
Link : https://twitter.com/fajriatunNur1
Jawaban :
Impian yang sedang berusaha saya wujudkan adalah membuka toko sendiri. Setahun lalu impian itu sudah terwujud. Saya mengundurkan dirii dari tempat kerja dan fokus pada toko aksesori (meski tempat masih sewa). Tapi ternyata setahun berjalan, ada masalah dengan tempat usaha, yang mengharuskan saya pindah. Dan sampai sekarang usaha saya vakum, karena belum menemukan tempat yang pas. Saya mulai dari nol lagi. Mencari lokasi usaha yang strategis, mengumpulkan tambahan modal, dan tentu saja strategi pemasaran yang baru (menyesuaikan lokasi). Saya masih berharap impian itu bisa kembali diraih dalam waktu dekat. Pekerjaan yang saya cintai sudah dilepas, dan saya tidak mau impian itu lepas begitu saja.
Cobain buka toko online atau berafiliasi sama toko online kayak tokopedia aja, mbak. Mudah-mudahan bisa segera tercapai, ya.
DeleteSempat kepikiran sih, Mbak. Tapi masih ragu, belum begitu menguasai kalau online. Terima kasih saannya ya....
DeleteRini Cipta Rahayu
ReplyDelete@rinicipta
Lihat Tweet @RiniCipta: https://twitter.com/RiniCipta/status/637085345062891520
Aku punya banyak mimpi yang berasal dari hobi. Suka baca membuatku ingin jadi penulis. Suka mendengarkan musik membuatku ingin menjadi seorang penyiar. Dan masih banyak lagi keinginan yang ku wujudkan dari hobiku.Ya walaupun hingga saat ini belum ada yang terwujud, paling tidak sekarang aku sedang menghidupkan mimpiku yang lain, yaitu menjadi sahabat perempuan sepanjang siklus hidupnya. Aku ingin menjadi tenaga kesehatan yang mengabdikan diriku bagi kesehatan ibu dan anak :)
Perjuangan sesungguhnya dimulai ketika aku diterima di salah satu perguruan tinggi, di jurusan ini. Awalnya memang berat hati, tapi lama kelamaan aku harus terbiasa tinggal berjauhan dengan keluarga dan memulai hidup mandiri. Buatku itu sangat sulit, karena aku tidak terbiasa jauh dari keluarga dan tidak pulang dalam beberapa bulan. Belum lagi, tuntutan akademik yang mau tidak mau harus ku penuhi agar aku bisa berhasil nantinya. Tapi aku percaya, bahwa tidak ada usaha yang akan sia-sia. Aku sangat bersyukur dan selalu bersemangat hingga nantinya berhasil meraih mimpiku ini.
Wish me luck!
Ganbate! Perjuangan dan pengorbananmu akan berujung manis, percaya deh :)
DeleteNama : Asna Veronika
ReplyDeleteTwitter : @Asna_Veronika
Link : https://twitter.com/Asna_Veronika
"Untuk usia, rejeki dan kesehatan hanya Tuhan Pencipta Langit dan bumi yang maha tahu, kita sebagai makhluk ciptaanNya hanya dapat memberikan yang terbaik yang kita miliki. Mungkin orang lain yang mendengar aku bercerita tentang obsesiku, bisa dipastikan mereka bilang kalau akau bermimpi disiang hari. Tapi aku percaya kalau berusaha nothing imposible, dari semua deretan obsesiku saat ini yang paling tertinggi adalah sebagai agen perubahan negeri ini. Negara yang penuh dengan korupsi harus dibersihkan dan itu bukan hal yang mudah, kita harus bekerja keras dari lingkungan kita dulu sendiri, agar Revolusi Mental dapat tercapai. Banyak yang berkoar-koar stop korupsi, tapi mereka sendiri yang korupsi, hal ini menunjukkan kalau mental Indonesia masih sangat sulit, aku bercita-cita dan berobsesi menjadi agen perubahan negeri ini".
Berita tentang para koruptor itu memang bikin gemes, ya. Kalau gitu Asna cocoknya kerja di KPK.Semoga terwujud cita-citanya, ya.
DeleteNama: Thia Amelia
ReplyDeleteTwitter: @Thia1497
Link: https://twitter.com/Thia1498/status/637410737606934528?s=01
Nah, coba ingat-ingat, obsesi atau harapan apa yang masih ingin diwujudkan dan kalau harus berkorban, pengorbanan seperti apa yang akan dilakukan?
Sebenarnya ini bukan obsesi, hanya sebuah keinginan yg benar-benar ingin saya wujudkan. Apa itu? Yaitu membangun sebuah perpustakaan besar yang didalam nya hanya berisi novel-novel dari penulis Indonesia. Itu adalah keinginan terbesar saya sedari kelas 3 SD, ketika melihat tetangga saya membuat sebuah perpustakaan kecil2an dan saya yg selalu meminjam bukunya setiap hari. Dulu, ketika masih kecil, saya sudah berharap untuk membuat perpustakaan, tapi karena pemikiran saya yg belum tau apa2, harapan itu terkubur sudah, menghilang selama beberapa tahun dan bari setahun kemarin, harapan itu kembali lagi.
Pengorbanan yg sudah saya berikan? Tidak terlalu banyak menurutku, karena saya melakukan nya dgn ikhlas, dengan harapan semoga apa yg saya impikan terwujud. Pengorbanan yg saya lakukan hanya menyisihkan uang setiap hari nya dan bermain dgn hp untuk mengisi jawaban2 giveaway supaya mendapat hadiah yg akhirnya nanti bukunya akan saya baca dan pajang di rak. Saat ini novel nya belum terkumpul banyak, beberapa tahun kedepan, semoga harapan saya sedari kecil itu terwujud Aamiin.
Membaca emang mengasikan ya, Thia.Mudah-mudahan segera punya perpustakaan pribadi yang nyaman dan koleksinya yang banyak,ya.
DeleteNama: Nurul Fauziah
ReplyDeleteAkun twitter: @nufazee
Link Share Url di Twitter: https://twitter.com/nufazee
Jawaban:
Obsesi atau harapan yang masih ingin saya wujudkan adalah melanjutkan studi S2. Saya kira setelah berumah tangga, masih bisa berkuliah, memang masih bisa tapi prioritasnya udah beda, apalagi sejak tahu hamil dan ini tinggal menghitung hari kelahiran putra pertama. Maka saya mengubur diam diam obsesi saya itu. Prioritas membesarkan dan mendidik anak.
Maka, saya tulis ulang obsesi dan mimpi saya, S2 akan saya lanjutkan setelah anak anak besar, mungkin ketika anak paling besar usianya 12 tahun.
Jadi, saya mengorbankan mimpi saya untuk mewujudkan mimpi yang lain yakni membesarkan dan mendidik anak, karena insyaAllah akan mempraktekkan homeschooling untuk anak anak saya, dan tentu mewujudkan hal itu harus fokus, gak bisa bila seandainya saya harus menjalani S2 bersamaan. Anak-anak adalah masa depan kami sebagai orangtua, mereka investasi akhirat, sedangkan obsesi saya untuk S2 adalah sebagai keinginan pribadi untuk menjadi orang yang lebih dewasa, lebih bijak dengan mengambil tingkat ilmu lebih tinggi, dan ingin lebih bermanfaat bila nanti masa tua tiba.
Ga ada yang terlambat untuk belajar kok, mbak. Teman saya ada yang mau ngambil S2 padahalcusianya udah kepala 4.Cayoooo :)
DeleteNama: Didi Syaputra
ReplyDeleteAkun twitter: @DiddySyaputra
Link Share Url di Twitter: https://twitter.com/DiddySyaputra/status/637301320144130048
Setiap orang pasti punya mimpi atau cita-cita yang ingin diwujudkannya, kan? Apapun itu mimpinya, pasti perlu pengorbanan untuk mewujudkan dengan cara yang berbeda-beda. Nah, coba ingat-ingat, obsesi atau harapan apa yang masih ingin diwujudkan dan kalau harus berkorban, pengorbanan seperti apa yang akan dilakukan?
Jawaban:
Mungkin terdengar sedikit berbeda dari yang lain. Akan tetapi, Jujur, Obsesi ini memang telah lama Saya idam-idamkan. Bahkan sedari kecil Saya sangat berharap suatu saat bisa menyaksikan kedua orangtua tersenyum ketika mengenakan pakaian ihram. Dan semuanya merupakan hasil dari jerih-payah Saya. Jelas, dengan latarbelakang keluarga yang pas-pasan, tentunya sangat mustahil untuk dapat memberangkatkan mereka ke Tanah Suci. Namun, Saya bertekad dan yakin "Lillahita'ala" Insya Allah di kemudian hari akan benar-benar bisa mewujudkannya. Aamiin Ya Allah.
Dan Alhamdullillah, sedikit demi sedikit Obsesi tersebut kian tampak. Mudah-mudahan dipercepat kemunculan wujud nyatanya. Saat ini Saya telah menemukan titik terang akan nyatanya Obsesi tersebut. Ya Saya dikuliahkan oleh Mantan Bupati Indragiri Hilir, yang sebelumnya Saya tak pernah yakin bisa merasakan duduk di bangku perkuliahan. Ya lagi-lagi "Ar-Rizku Min Haytsu La Yahtatsib." Dan Saya juga Alhamdulillah berhasil menghafal Al-Qur'an 15 Juz. Untuk itu beliau ingin dalam kurun 3 tahun Saya harus diwisuda dan khatam 30 Juz Al-Qur'an. Karena beliau ingin Saya bisa melanjutkan S2 di Madinah dan mengurusi Tour and Travel Haji-Umroh milik beliau di Madinah. Nah, inilah yang Saya simpulkan sebagai ijabah/titik terang dari Obsesi menghajikan kedua orangtua.
Memang tidak ada hasil yang luar biasa dari usaha dan doa yang biasa-biasa saja. Saya sangat setuju dengan "Mahfuzhoh" tesebut. Saya pun membuktikannya. Untuk mencapai rangkaian Obsesi yang dikehendaki butuh perjuangan yang tidak mudah. Saya harus cerdas membagi waktu. Pukul 02.30 dinihari harus bangun untuk muroja'ah hafalan minimal 3 Juz. Setelah Sholat Subuh harus muhafazoh sekitar 1 halaman. Belum lagi tugas kuliah, kegiatan di kampus dan terakhir ditambah dengan didaulat sebagai tenaga pengajar di SMK milik beliau, Mantan Bupati Inhil. Serta setelah Sholat Maghrih hingga Isya' harus mengkoordinir Sorogan Al-Qur'an. Yang pasti harus benar-benar bisa memanage waktu dan memangkas lebih banyak waktu istiharat. Huh, letih? Ya! Tapi, Saya akan selalu semangat mengejar dan mewujudkan Obsesi/Impian yang telah lama terpatri jelas di dalam hati. Saya harus menunaikan azzam mulia ini. Insya Allah!
Cita-cita yang mulia, Didy. Semoga dilapangkan jalannya, ya.
DeleteDaftar ya Mak :)
ReplyDeleteObsesi atau harapan apa yang masih ingin diwujudkan dan kalau harus berkorban, pengorbanan seperti apa yang akan dilakukan?
Nama: Dessy Nur S
Akun twitter: @ns_dessy
Link Share Url di Twitter: https://twitter.com/ns_dessy/status/637821385906122752
Jawaban:
Ada 2 mimpi utama utk kedua orang tua saya: memberangkatkan keduanya haji (atau umroh) dan membelikan mereka sebuah rumah.
Mimpi pertama, saya berniat dalam hati utk memberangkatkan keduanya haji (atau umroh) karena itu pula yg menjadi mimpi kedua orang tua saya. Sebagai muslim, mereka ingin melaksanakan ibadah haji, merasakan ibadah di kota mulia, merasakan lebih dekat dgn penciptaNya, dsb, namun secara kasat mata mereka belum memiliki modal finansial, apalagi kondisi pekerjaan bapak yg sdg tidak menentu. Maka doa lah yg bisa mereka panjatkan agar Allah memudahkan jalan mereka ke Baitullah. Sejak punya mimpi ini, saya bertekad mengumpulkan keuntungan hasil berdagang untuk ditabung. Bila sebelumnya hasil keuntungan saya tabung utk keperluan keluarga, kini saya targetkan khusus utk tabungan haji/umroh kedua orang tua saya. Semoga usaha berdagang saya terus lancar sehingga lebih banyak keuntungan yg bisa sy tabung utk biaya haji/umroh orang tua saya.
Mimpi kedua, membelikan rumah utk kedua orang tua saya. Ya, sejak bapak di PHK dari pekerjaannya saat saya msh SMA, dan rumah kami dahulu bukan lg jadi milik kami, sejak itulah kami tak lagi punya rumah. Orang tua sy di masa tuanya malah harus menanggung biaya kontrak rumah setiap bulan, pdhl dulu mereka sempat merasakan tak perlu bayar cicilan rumah tiap bulan. Selepas kuliah dan bekerja, saya trnyata belum mampu membelikan rumah utk keduanya, pdhl keluarga besar pasti berharap pd saya agar bisa kembali memberikan rumah bagi orang tua. Barulah setelah menikah, saya menguatkan kembali mimpi utk membeli rumah bagi kedua orang tua, agar mereka tak lagi harus pusing memikirkan membayar kontrak rumah setiap bulannya. Utk mimpi yg ini, saya sdh berkompromi dgn suami utk menyisihkan separuh gaji pribadi saya utk menabung hingga cukup utk membeli sebuah rumah utk orang tua saya. Tak apa bila kami berhemat utk kehidupan sehari-hari, asal bisa membantu orang tua.
Semoga Allah mengijabah mimpi-mimpi saya utk kedua orang tua, selagi mereka masih sehat walafiat. Aamiin.
Katanya Allah akan menjawab doa kita dengan cara-Nya yang indah, lambat atau cepat. Saya percaya itu, mbak.Semoga tidak lama lagi ya menanti jawaba-nNya.
DeleteNama: Rara
ReplyDeletetwitter: @floraya20
link share: https://twitter.com/floraya20/status/637981589201272832
jawaban: aku pengin banget jadi penulis. harapan terbesar aku ya jadi penulis.
aku ingin mengungkapkan semua yang aku ketahui lewat buku karena aku kurang percaya diri kalau harus ngomong didepan orang banyak.
aku rasa, semua harapan yang ingin diwujudkan harus ada pengorbanan.begitu pula penulis. aku menghabiskan banyak uang untuk membeli buku-buku fiksi untuk menunjangku menjadi seorang penulis. ya, sekarang ini, aku ingin jadi penulis novel. lalu, buku-buku itu tidak hanya dibaca, tapi juga di kupas satu persatu yang membutuhkan banyak waktu juga tenaga dan pikiran. sepertinya itu saja :D
Waah sama,aku juga pemalu hehehe.... ayo segera bikin novelnya, ya.
DeleteNama: Rima Ria Lestari
ReplyDeleteAkun twitter: @rima_ria
Link Share Url di Twitter: https://mobile.twitter.com/rima_ria/status/637993219658133504?p=v
Jawaban:
Mimpi saya mah banyak :D salah satunya ingin punya usaha jahit-menjahit. Mimpinya udah lama, dari sejak SMP, saat mengenal mesin jahit. Tapi kemudian ikut terbawa suasana anak ABG lainnya yang sibuk cari SMA dan perguruan tinggi negeri (jaman itu mah masuk negeri adalah prestasi). Perlahan mimpi itu terlupakan. Lalu belasan tahun kemudian, mimpi itu muncul lagi. Ingin sekali mewujudkannya. Sekarang baru tahap membayangkan merk saya ada di setiap item fashion :D
Belum berkorban tentu saja. Karena jujur saja, kursus jahit lumayan menguras dana, waktu, dan tenaga. Belum bisa saya mengurasnya saat ini. Jadi ya tengok-tengok blog dan youtube berisi tutorial menjahit. Hasilnya adalah dua sarung bantal dari kain bekas daster yang sudah robek bagian keteknya :D
Kalau bisa disebut pengorbanan, mungkin kemarin saya berkorban sedikit sekali. Ketika memenangkan arisan, saya sudah berencana membeli kain dan mengeksekusinya menjadi pakaian. Tapi lantas uang itu habis dipakai ini itu. Ketika hanya beberapa lembar lagi, saya paksakan membeli selembar kain. Belum saya eksekusi karena masih memantapkan pola pakaian yang akan digunakan. Sayang kalau tidak sesuai badan :D
Wah asik ya kalo bisa jait baju. Banyak tutorialnya di Internet Semoga rancancangannya bisa terkenal dan lari, ya.
DeleteNama: Intan Novriza Kamala Sari
ReplyDeleteAkun twitter: @inokari_
Link Share Url di Twitter: https://twitter.com/Inokari_/status/638012866797268992
Jawaban:
Obsesi yang terus menghantui kepalaku saat ini adalah bisa bekerja dari rumah, dari mana saja asal ada koneksi internet. Detailnya, menjadi content writer ataupun admin social media untuk sebuah perusahaan. Penginnya sih penerbit, soalnya aku mencintai buku dan aneka sosmed.
Obsesi ini hadir ketika aku dipindahtugaskan ke kota lain, sebut saja kota K. Sedangkan di kota asal, sebut saja kota B, aku masih harus menyelesaikan kuliah. Pedih aja sih, gara-gara kerjaan yang jauh, skripsi jadi lama kelar, harus LDR-an pula sama pacar *oke, bagian ini boleh diskip. Hihiii*
Enak bener kalo bisa kerja dari rumah, bisa pakai baju apa aja tanpa harus kena tegur bos, plus bisa menghindari basa basi (yang kebanyakan basi) sama temen-temen kantor. Iyalah, kerja sendiri, gajian sendiri. Kan sedap!
Tantangannya?
Kudu resign dari kantor. Yang pasti bakal bikin mulut banyak orang nggak betah buat nggak ngebully. Pernyataan semacam “nyari kerja susah, nah lo sok-sok resign”. Pasti ada lah yang usil macam begitu. Harus latihan nuliin telinga, nebalin muka.
Harus rajin-rajin cek sosmed, cari lowongan pekerjaan, banyak baca dan pekerjaan yang seolah ringan tapi ya tetep butuh ketekunan juga. Kudu banyakin buka mata dibanding merem. Kudu ngilangin rasa malas yang menggelayut di pundak. Nggak mudah emang, tapi juga bukan hal mustahil.
Ganbatte lah pokoknya! :))
Rajin-rajin berjerjaring dan terus cari peluang, ya, mbak.Konsistensi akan membuahkan hasil yang manis.
DeleteNama: Aliya
ReplyDeleteTwitter: @amutualism
Link: https://twitter.com/amutualism/status/636560131501133536?s=09
Jawaban:
Saya paham bahwa sebuah kebebasan bukan berarti pergi jauh ke luar diri. Tapi, ada satu hal yang wajib dan ini sebuah tanggung jawab. Mewujudkan mimpi.
Dari kecil saya "tergila-gila"dengan Afrika. Kebudayaannya, alamnya dan kenyataan bahwa benua ini penuh "tangisan" membuat saya semakin ingin pergi ke sana. Ingin tinggal diantara penduduknya, bercengkrama dengan hewan-hewan liarnya. Apalagi ketika itu saya membaca sebuah novel non-fiksi tentang orang-orang yang pergi ke hutan-hutan belantara di pedalaman belantara Afrika. Mereka menemukan harta yang tak ternilai. Yaitu kebijaksanaan. Judulnya Congo. Kalo ga salah pernah dibuat filmnya juga. Pokoknya sampe hari ini mimpi itu tak pernah padam.
Bertahun-tahun membekali diri dengan mental kuat agar bisa pergi ke sana. Selain dana yang gede pastinya, belum lagi dana buat vaksin karena seperti yang kita tahu Afrika sangat "rawan".
Tapi, sebelumnya pengen keliling Indonesia dulu sih, dan Swarna Alor sangat saya butuhkan untuk referensi :D
Cieee mau ke Afrika,beranian, euy.Ke Eropa,Amrik atau Aussie sih udah biasa,banyak yang pengen, ya. Eh berarti udah lihat filmThe God Must be Crazy, dong? Film jadul tapi seru dan lucu.
Deletesamapai sekaarang kok belum ada pengumuman pemenangnya? saya ketinggalan info, atau enggak seroius ngadainnya? ;)
ReplyDeleteSaya ga main-main bikin GA-nya. Hadiah dikirim langsung oleh penulisnya ke alamat pemenang. Sudah saya umumkan segera di akun twitter dan mention nama pemenang, penulis buku dan penerbitnya. ^_^
DeleteObsesiku adalah membanggakan orang tua, yang ku korbankan adalah Keinginanku.
ReplyDeleteNama: Aisyah
ReplyDeleteJawaban: bagi sya impian itu adalah tujuan hidup. dan impian terbesar sya adalah menolong masyarakat miskin. Karena sya lihat orang miskin itu adalah orang yang harus dilindungi.