Young on Top: 35 Kunci Sukses di Usia Muda

Coba cek koleksi buku yang ada di rumah. Kebanyakan fiksi atau non fiksi? Kalau sya sih banyakannya fiksi. Yang non fiksinya ada, ga banyak sih. To be honest, buat saya kalau membaca buku non fiksi itu perlu waktu  lebih lama buat mengunyahnya. Diiih (((mengunyah))) emang saya sebangsa rayap yang suka makan kertas? Enggak lah :)  Maksud saya gini lho, baca buku non fiksi itu rada mikir. Jadi kalau pas lagi lelah dan males mikir, buku non fiksi ini mending di-skip aja dulu.

Waktu masih kuliah, belasan tahun silam saya pernah dikasih buku 7 Habbits  of Highly Eeffective People  sama bapak saya. Dibaca? iya, tapi keburu nyerah hahaha... Bukan berarti jelek tapi ya karena bukan minat aja sih. Begitu juga waktu masih kuliah dulu saya berusaha untuk lulus mat kuliah pengantar manajeme. Motivasinya karena saya males  kalau harus mengulang. Selalu mbulet dengan teori yang disampaikan oleh dosen dengan 3 SKS. Baru jalan 15 menit saja rasanya lamaaa sekali. Ngantuk pula.

Tapi mungkin lain ceritanya kalau diksi yang dikasih di buku pengantar, diktat atau cara dosen menyampaikannya asik. Kira-kira sekarang ini ada ga ya, gaya bahasa yang santai, jauh dari kesan text book buat buku pegangan mahasiswa? Kalau ya, saya cuma mau bilang, how lucky you are. 

Lalu ngomongin soal buku manajemen yang enakeun dibaca, saya mau cerita salah satunya nih. Judulnya Young on Top: 35 Kunci Sukses di Usia Muda.

35 Kunci?Kalem  Mas Bro, Mbak Sis. Kalau terangkum dalam 206 halaman dan dimensi bukunya  ukuran 13 x 20,5 cm segini mah tipis lah.

Buku ini sebenarnya udah terbit lama, tahun 2012 (sampai November 2013 sudah cetak ke-13!) . Saya dapetin buku ini setelah iseng komentar di statusnya Kuswo Intan, eh saya terpilih, lalu meluncurlah buku bersampul kuning tulisannya Billy Den ke alamat saya. Kalau nyari di toko buku mungkin udah rada (bukan rada lagi sih) susah. Saya kasih ulasannya di sini aja, deh. Here we go....

Judul Buku: Young on Top, 35 Kunci Sukses di Usia Muda
Penulis : Billy Doen
Penerbit : B First 2012
tebal: 206 halaman
ISBN: 978-602-8864-67-1

Tiga puluh lima kunci sukses menurut penulisnya terbagi dalam 3 bagian.  Bagian  1 terdiri dalam 12 bab: Do What you Love & Love What You Do, be Grateful, Healthy Life,  Integrity,  Dream & Think Big, Confidence, On Time, Open Minded, Respect, Never Give Up. Just Perform, Be Calm, Be Smart. Sedangkan untuk bagian kedua bercerita tentang:  Speed & Automatic Progress Update Report (APUR),  Detail Oriented, The Big Picture,  Postive Thinking, Creativity, Bring Solutions, Not Problem,Do Not Assume, Learn form Mistakes, Make a lot Friends, Fair and Objective, Urgent and Important, Show Leadership, Fight for your Team. Lalu untuk bagian ketiga membahas: Extra Mile, Powerful Instinct,  Negotiation, Humor,  Nowhere to hide , Constructive Criticism,Humble, Keep Searching, Share and Respect.

See?  Baca judul-judulnya aja jauuuh dari kesan bahasa text book yang ngejelimet. Dalam pengantarnya, Billy bercerita kalau di seluruh dunia ini hanya ada 2% orang yang sukses dalam karir. Sementara dalam kesehariannya dia malah lebih sering bertemu dengan 98%  sisanya. Mereka orang yang fail? Enggak juga. Karena ukuran sukses buat setiap orang berbeda. Hanya saja Billy mengajak kita untuk jujur sama diri sendiri dengan apa yang kita rasakan. 

Oke, baiklah. Saya ngaku, apa yang saya dapatkan sekarang memang jauh api dari panggang.Ga seperti apa yang dulu saya cita-citakan. Eh tapi bukan berarti hidup saya stop, selesai sampai di sini. lah ini masih bernafas, sehat dan ngetik postingan ini. Ya, kan?  hihihi.... Mudah-mudahan yang baca buku ini dan masih muda (((muda))) bisa menemukan kunci  misterius agar bisa masuk ke dalam golongan 2% itu tadi. Kalau bisa sukses di usia muda ngapain harus berlama-lama merintis sampai usia let say 50an. Kelamaaan, Cyiiin.

Bagian 1: Do What You Love & Love What You Do

Qoute ini ada dalam salah satu list quotes yang saya suka. Karena kalau mengerjakan sesuatu yang kita cintai,  energi yang kita keluarkan jadi lebih maksimal. Bahkan ketika menemukan  rintangan, kadang-kadang passion lah yang membuat kita bertahan. 

Tapi passion aja ga cukup. Kita juga perlu melakukan yang namanya smart working.  Selain mencintai bidang yang kita kerjakan, perlu banget untuk memiliki skill  dan keinginan kuat untuk sukses di sana.

Lalu gimana kalau udah kadung kecebur di bidang yang kita sukai? Jawabannya simpel. Kita lah yang harus mengubah haluan, atau tetap menjalaninya dengan cinta. Dengan mensyukuri apa yang sudah kita dapatkan. Coba perhatikan, di luar sana masih banyak ornag yang luntang lantung mencari pekerjaan. Dengan cara ini kita akan lebih menghargai usaha yang sudah dilakukan, lalu barengi dengan usaha mendalami kemampuan yang relevan. Dengan bertambahnya skill yang dimiliki,  kita akan merasa apa yang dikerjakan ternyata tidaklaah sesulit yang dibayangkan.

Bagian 2:  Postive Thinking

Salah satu bab di bagian 2 ini juga cukup menohok saya :) Gini lho, kadang dalam satu situasi kita pernah dibuat frustasi. Sebal dan kesal. Jujur aja kesal karena clueless sama keadaan  dan mengeluh, why me? why now? Gedk dan keki sama diri sendiri yang juga ternyata cemen. Gitu aja nyerah. Deuuuh... pernah ngalamin?
Ada 3 pilihan yang bisanya kita lakukan saat dihadapkan pada situasi  yang tidak menyenangkan. Cuek (kalau saya sih diem, melakukan hal lain  atau tidur :D),  menghadapinya dengan pikiran negatif; atau menghadapinya dengan pikiran positif.
Cuek? ternyata dengan cara ini kita tidak pakan pernah belajar apapun alias lari dari kenyataan. Mau sampai kapan coba? Lari dari masalah tidak akan membuat si masalah ini ujug-ujug menghilang begitu aja. Ya kali sulap tinggal bilang sim salabim, abrakadabra.... Tapi dongeng penyihir dengan tongkat ajaib kayak kisah Cinderella itu ga ada dalam dunia nyata. Ya, kan?

Berpikir negatif pun bukan juga sesuatu hal yang recomended.  Yang ada malah nambah masalah. Masa sih kita mau menyalahkan orang lain? Nyari musuh dan masalah baru atuh itu mah, Neng. Masalah yang ada makin kusut, ngejelimet! 

Lain ceritanya kalau kita mau menghadapi masalah. Menyebalkan memang saat terpaksa dalam kondisi ini, Tapi percayalah, selalin menguraikan masalah satu persatu, ternyata kita juga  semakin mempunyai toleransi yang luas. Catet!
O ya harap bedakan berpikir negatif vs bepikir kritis.  Dengan berpikir negatif, seseorang hanya akan mellihat dan mempertanyakan ide dengan sudut pandang yang negatif. Sementara itu,  berpikir kritis adalah cara seseorang untuk mempertanyakan  hampir semua ide dari segala sudut pandang yang ada. Hmmm boleh saya simpulkan kalau  mereka ini adalah orang yangr rasional?

Yang perlu dicatat dengan berpikir positif ini juga tidak terjadi dengan sendirinya. Perlu waktu untk mengasah dan mengujinya. Latihan dan disiplin akan membantu untuk mewujudkannya. Begitu. Seperti yang dibilang sama Rhonda Byrne, yang tekenal dengan Law of Attractionnya, Penulis buku The Secret ini bilang gini:
Pemikiran positif akan mendatangkan  hal-hal positif dalam hidup. Begitu juga dengan pemikiran negatif, hanya akan mendatangkan hal-hal negatif dalam hidup.
 Hayo pilih mana?

Bagian 3: Negotiation

Tanpa disadari ternyata kita bernegosiasi setiap saat dan di mana saja. Ga percaya? Coba deh saat belanja ke pasar (atau pas browsing di olshop), nawar becak, sampai soal dead line pekerjaan. Ga selalu kita bilang iya dan deal. Ada permintaan tenggang waktu, range nominal yang ingin disepakati dan printilan lainnya. Ada beberapa tips yang bisa kita lakukan sebelum melakukan negosiasi yaitu:
  • ketahui apa yang ingin kita capai
  • win-win solution adalah hal paling positif dalam setiap negosiasi (iya, dong jangan egois)
  • background check alias mengenali latar belakang orang yang sedang bernegosiasi dengan kita
  • persiapkan data fakta  selengkapnya untuk memperkuat argumentasi
  • atur tempat bernegosiasi yang kondusif dan nyaman
Gimana, menarik, kan? Ini baru 3 bagian saja yang saya kasih bocorannya. Kalau males baca buku seri manajemen, membaca buku bersampul kuning ini adalah salah satu caranya. Semacam simpulan atau rangkuman dalam bahasa yang simpel, praktis dan dekat dengan contoh keseharian. 

Di dalam buku ini juga penulis mengutip beberapa quotes dari tokoh-tokoh terkenal seperti Donald Trump, walau saya sebel sama preiden amrik anyar ini, tapi ada benernya lho. Kayak ini: "Kurangnya passion sering kali menjadi hal yang membedakan antara kegagalan dan kesuksesan", Stephen R Covey, sampai WInston Churcill.  

Lalu,  baca bukunya, harus runut atau boleh loncat? 
Well walau dalam beberapa bagian, Billy me-review beberapa poin di bab sebelumnya, kalau menurut saya bisa dibaca secara randaom  Nah, kalau pas ketemu paragraf yang me-refresh bab sebelumnya, biar kitanya mudeng  yaaaa tinggal melipir bentar ke bab yang dimaksud hehehe... Pokoknya asik deh baca buku ini.  Ga mesti yang kerja kantoran atau punya bisnis orang yang independen (baca: frreelance), ibu rumah tangga pun bisa mengaplikasikan tips-tips yang ada dala buku ini.

Kecerdasan seseorang kan ga diukur dari segi akademis atau pencapaiannya dalam bisnis. Pintar mengatur emosi atau cerdas berinteraksi dengan  orang-orang di sekitar pun akan membuat kita lebih nyaman dan memperluas lingkaran pertemanan.  Setuju kan?

Post a Comment

3 Comments

  1. Mksh sharenya mb. Tanpa sadar kita tiap hr bernegosiasi ya

    ReplyDelete
  2. bener-bener buku bagus ya, Mba. Pas baca tulisan ini langsung mikir dan review diri sendiri

    ReplyDelete
  3. Kayaknya bagus nih bukunya. Terutama untuk anak-anak muda

    ReplyDelete