Review Film Kulari Ke Pantai

Tidak banyak film Indonesia yang menghadirkan tokoh anak-anak dengan alur yang memang menceritakan dunia mereka.  Dua tahun terakhir ini sih, sebenarnya ada film Iqra (2016)  serta Naura dan Genk Juara (2018) yang dirilis. Tapi sayangnya,  belum bisa menandingi kesuksesan film Petualangan Sherina di tahun 2000 dan Laskar Pelangi tahun 2008.  Selebihnya, flm-film Indonesia  yang menampilkan aktor cilik, porsinya hanya sebagai pemeran pendukung saja.

Kehadiran film Kulari Ke Pantai (KKP) yang baru saja dirilis pada 28 Juni 2018 jadi spesial. Bukan karena menghadirkan aktor/aktris Indonesia papan atas sebagai cameo tapi cerita yang disajikan didalam film besutannya Riri Riza - yang kebetulan juga menyutradarai film Petualangan Sherina dan Laskar Pelangi - ini mengangkat alur cerita dari kacamata anak.
film kulari ke pantai
sumber: liputan6.com
Cerita dimulai ketika Samudra alias Sam (Maisha Kanna) dan ibunya Uci (Marsha Timothy) berencana melakukan road trip dari Jakarta ke Banyuwangi untuk bertemu dengan surfer idolanya Sam, Kailani Johnson. Dalam acara arisan keluarga, Happy (Lil'li Talisha) sepupunya Sam membuat ulah. Kelakuan Happy yang nyebelin dan merendahkan Sam membuat Ibunya Happy (Karina Suwandi) mewajibkan Happy harus ikut road trip dengan Sam dan Uci. Menolak? Siap-siap aja, izin nonton konser bersama ganknya Happy, Glam Girls batal keluar.

Dengan terpaksa, akhirnya Happy menyanggupi perintah ibunya.  Happy adalah tipikal anak manja,  princess yang higienis, tidak suka kotor-kotoran, dan terbiasa dengan fasilitas rumah sebagai anak orang kaya. jauh beda dengan Sam yang memang senang bergaul dengan alam, tidak peduli kotor-kotoran dan jail.

Pengalaman paling mengesalkan bagi Happy bukan saja harus makan di warung pinggiran, atau wc jongkok  yang tidak nyaman baginya, ia harus rela sekamar dengan Sam dan dikentuti,  kacamatanya dicuri, dan pengalaman-pengalaman lain yang bisa membuat keningnya berkerut, bibirnya manyun tanda protes atau gesture dan eskpresi lainnya yang membuatnya mengeluh sebal dan berharap segera kembali ke Jakarta.

Eh tapi tunggu dulu. Perlahan-lahan, Happy menemukan hal yang baru selama 'digusur' mengikuti road trip bersama Tante Uci dan Samudra. Sam belajar untuk tahu kalau makan makanan pinggir jalan itu  ternyata enak. Happy juga terpaksa mengerem jari-jarinya yang selalu ingin membuka gadget karena aturan tante Uci agar Sam dan Happy bisa saling mengenal tanpa terganggu HP dan media sosial didalamnya atau pengalaman jatuh cinta monyetnya yang naksir seorang surfer remaja.

Kulari Ke Pantai menyajikan keindahan Indonesia sepanjang perjalanan dari Jakarta menuju Banyuwangi demi memenuhi harapan Sam untuk bertemu dengan idolanya. Rivalitas saudara tetap saja mewarnai meskipun Sam dan Happy berdamai. Semacam orang pacaran, putus nyambung, balikan, ngambek, berdamai lagi, saling sayang, saling cela. Begitu seterusnya. Ada bagian Happy kesal karena Sam telah membaut hubungan Happy dengan gank Glam Girlsnya jadi memburuk. Sementara Happy yang naluri menjadi selebnya selalu menguntit, sempat  membuat Sam sedih dan memancing kemarahan Tante Uci, karena agenda perjalanan  jadi berantakan, membuat rencana Sam bertemu Kailani terancam  batal.

Happy mulai 'menemukan saudara sejatinya' ketika  Sam  berusaha mengejar pencuri kacamata kesayangannya. Pada bagian lain, gantian ia yang berempati dengan tidak minum minuman manis demi kebaikan Sam. Gara-gara minum minuman manis inilah, Sam mengalami 'sugar rush' atau efek gula. Sam  jadi hiperaktif, hingga membuat Tante Uci memaksanya untuk minum air mineral. Saya tersenyum geli di part ini karena jadi 'panggungnya sponsor' untuk lebih sering muncul di layar. Tapi alasannya cukup kuat, kan? Walau di bagian lain Happy sempat curiga kalau tingkah hiperaktifnya Sam hanya caranya untuk membuat ia tidak nyaman.

Kehadiran cameo Dodit  sebagai  Mukidi, seorang penjaga homestay yang hanya sebentar sukses membuat tawa penonton bisa pecah karena suaranya yang tidak bisa pelan tapi selalu menyuruh orang lain mngecilkan volume, ada Ian-nya 'Ibu' (M. Adhiat) yang menggemaskan di awal film, atau Suku Dani, memerankan bule  surfer yang selalu berbicara bahasa Indonesia dengan aksen Indonesia timurnya  juga jadi daya tarik film ini.

Sepanjang film berdurasi 112 menit produksinya Miles Film ini, konflik dunia anak-anak abg yang beranjak remaja dikemas dengan konflik yang menggemaskan dan penuh kelucuan. Sambil menunggu  harap-harap cemas, mana nih Kailaninya, Kulari Ke Pentai menawarkan sisi lain berupa mengelola konflik dengan teman seperjalanan.

Katanya nih, saat yang tepat untuk mengenal seseorang itu adalah ketika kita jalan bareng dalam sebuah perjalanan. Sikap spontan dan reaksi emosional yang kita saksikan menunjukkan  sifat asli orang itu.  Oh dia itu begini. Jadi dia git,u ya? Tinggal bagaimana kita meresponnya apakah mau dibawa bete sepanjang perjalanan atau cuek aja agar sisa perjalanan berikutnya jadi semacam mimpi buruk yang ingin segera berakhir, membiarkan tujuan akhirnya jadi buyar karena kekesalan yang kita pendam itu tadi. Sam dan Happy memang saling bete-bete-an tapi tidak seperti orang dewasa yang susah move-onnya. Mereka lekas berdamai,  mengabaikan yang sudah terjadi dan tidak memasukkan ke hati.
film kulari ke pantai
sumber: bobo.id
Walau menempatkan Sam sebagai tokoh utama yang memburu mimpi bertemu dengan idolanya, Happy juga mengalami situasi bukan hanya sekadar menjalani hukumnya karena sudah berlaku 'nakal'.  Karena keterpaksaan yang dijalaninya, Happy yang selalu sok english malah mendapatkan hal berharga yang didapatkannya dibanding Sam untuk menjadi  saudara yang pengertian, menjadi anak yang lebih baik, atau belajar lebih dekat dengan alam (walaupun selalu salah kostum karena bekal pakaian yang disiapkannya lebih pantas buat ngemall atau nonton konser) dan pengalaman lainnya yang tidak akan didapatkan,  kalau tidak dihukum oleh ibunya.

Libur sekolah memang sudah usai. Sudah saatnya kembali ke sekolah bertemu dengan teman baru atau bertukar teman sebangku. Tapi masih ada kesempatan untuk menonton filmnya. Mumpung belum banyak PR dan ekstrakurikuler sekolah yang padat. 8 dari 10 bintang saya sematkan buat KKP. Semoga semakin banyak film anak-anak yang bukan hanya menguhibur tapi juga edukatif seperti film ini.
film kulari ke pantai

Post a Comment

1 Comments

  1. Seru ya, jangankan anak2, saya aja pgn bgt nonton...

    ReplyDelete