Jon Favreau? Siapa dia?
Sebentar, kalau Happy Hoogan inget, gak?
Hoooh mesti jadi inget lagi sama film Avengers - Endgame yang femes dengan quote i love you three thousand itu.
Iya, kali ini saya mau ceritain filmnya Jon Favreau. Udah agak lama tapi tetep asik buat ditonton. Judulnya Chef. Film ini rilis tahun 2014 dan Favreau bertindak sebagai aktor utama sekaligus sutradara. Jarang-jarang dia maen sebagai pemeran utama, selain jadi kameo biasanya ya dibalik layar. Jadi produser paling sering.
Sebentar, kalau Happy Hoogan inget, gak?
Hoooh mesti jadi inget lagi sama film Avengers - Endgame yang femes dengan quote i love you three thousand itu.
Iya, kali ini saya mau ceritain filmnya Jon Favreau. Udah agak lama tapi tetep asik buat ditonton. Judulnya Chef. Film ini rilis tahun 2014 dan Favreau bertindak sebagai aktor utama sekaligus sutradara. Jarang-jarang dia maen sebagai pemeran utama, selain jadi kameo biasanya ya dibalik layar. Jadi produser paling sering.
Sesuai judulnya, Chef, film ini menceritakan perjalanan seorang koki bernama Carl Casper (yang diperankan oleh Favreau). Karirnya jadi awut-awutan gara-gara terlalu reaktif menanggapi kritikus makanan - Oliver Pltt (Ramsey Michel) di media sosial twitter soal hidangannya, terutama cokelat lava kebanggannya.
Casper tersinggung waktu baca blognya Pitt dan makin kesel waktu baca cuitannya Pitt di twitter. Sialnya Casper ini meski jago masak, dia ga melek sosmed. Akun twitternya aja dibuatin sama anaknya, Percy (Amjay Anthony). Casper ga tau kalau membalas status di twitter itu artinya setiap orang bisa membaca balasannya dia.
"Kan gue menjawab omongan dia. kenapa orang-orang jadi pada tau?"
Sungguh reaksi yang polos.
Kalau mau membalas secara privat ya lewat DM. Casper misuh-misuh dikasih tau gitu. Ini contoh orang pinter ga berarti selalu pinter juga dalam soal lainnya. Casper boleh ngaku sebagai koki kawakan, tapi kalau soal menjaga imej di media sosial dia beneran blank alias ga tau apa-apa.
Gara-gara respon emosionalnya itu, manajemen resto tempat dia kerja memutuskan untuk memecat Casper. Padahal bosnya dia, Riva (yang maenin Dustin Hoffman) udah ngasih dia kebebasan untuk mengeksplorasi menu. Tapi imej baik resto lebih penting daripada mempertahankan kelakukan Casper yang udah kayak kompor bledug. Dia kepeleset jarinya sendiri.
Akhirnya bermodal kebaikan hati Marvin (Robert Downey Jr), mantan pacar mantan istrinya (duh ini ribet tapi untung ga dibahas terlalu detil di filmnya), Casper banting stir bisnis kuliner lewat food truck. Casper pergi bersama temannya dan Percy ke Miami, lanjut ke New Orleans dan kembali ke LA untuk berdagang dengan menggunakan food truck.
Bersama Percy, yang masih bocah tapi melek sama sosmed terutama twitteran itu, Casper menemukan branding baru. Gara-gara war-waran sama Pitt tempo hari, Casper lekas viral dan mendapatkan follower ribuan dalam semalam. Gini deh emang kalau mau dapet followers banyak. Bikin sensasi aja. Tapi kalau caranya kayak si Casper ya malesin juga. Ya ga, sih?
Untungnya, Percy punya instink marketing yang moncer. Yang lebih tua ga harus selalu lebih jago dan lebih tau dari yang masih kecil. Itu pesan moralnya di sini. Sementara Percy juga belajar banyak untuk menjadi seorang chef profesional, ga asal-asalan memberikan servis. Pas kasih nasihat sama Percy gitu sebenarnya dia kayak ga sadar nasihat itu juga berlaku buat dirinya.
Konflik yang dijalin film ini ga terlalu berat, simple aja sebenernya. Tapi angle kamera setiap ngesyut aksi Casper meracik makanan jadi menggugah selera. Bagaimana dia mengiris daging dan sayuran, membuat karamel lalu menghancurkannya jadi serbuk halus dan menaburkannya di atas cokelat lava. Atau nih, waktu membuat roti isi dengan daging yang juicy dan menu lain dengan nuansa kuliner ala Meksiko (atau sejenis kuliner amerika latin ya?), juga saat jajan beignet (tampilannya sih kayak donat) saat mereka transit. Makanya ga heran sejak film ini dibuka, musik latar yang muncul juga udah kental dengan aroma latin gitu.
Meskipun karirnya berantakan, Casper yang sempat bokek kembali menemukan passionnya sebagai chef selama di perjalanan. Percy yang kelihatannya cuma anak kemarin sore punya andil besar membantu Casper mememukan identitas dirinya yang hilang. Relationship yang hangat antara ayah dan anak bisa bikin hati meleleh kayak cokelat lava.
Casper tersinggung waktu baca blognya Pitt dan makin kesel waktu baca cuitannya Pitt di twitter. Sialnya Casper ini meski jago masak, dia ga melek sosmed. Akun twitternya aja dibuatin sama anaknya, Percy (Amjay Anthony). Casper ga tau kalau membalas status di twitter itu artinya setiap orang bisa membaca balasannya dia.
"Kan gue menjawab omongan dia. kenapa orang-orang jadi pada tau?"
Sungguh reaksi yang polos.
Kalau mau membalas secara privat ya lewat DM. Casper misuh-misuh dikasih tau gitu. Ini contoh orang pinter ga berarti selalu pinter juga dalam soal lainnya. Casper boleh ngaku sebagai koki kawakan, tapi kalau soal menjaga imej di media sosial dia beneran blank alias ga tau apa-apa.
Gara-gara respon emosionalnya itu, manajemen resto tempat dia kerja memutuskan untuk memecat Casper. Padahal bosnya dia, Riva (yang maenin Dustin Hoffman) udah ngasih dia kebebasan untuk mengeksplorasi menu. Tapi imej baik resto lebih penting daripada mempertahankan kelakukan Casper yang udah kayak kompor bledug. Dia kepeleset jarinya sendiri.
Akhirnya bermodal kebaikan hati Marvin (Robert Downey Jr), mantan pacar mantan istrinya (duh ini ribet tapi untung ga dibahas terlalu detil di filmnya), Casper banting stir bisnis kuliner lewat food truck. Casper pergi bersama temannya dan Percy ke Miami, lanjut ke New Orleans dan kembali ke LA untuk berdagang dengan menggunakan food truck.
Bersama Percy, yang masih bocah tapi melek sama sosmed terutama twitteran itu, Casper menemukan branding baru. Gara-gara war-waran sama Pitt tempo hari, Casper lekas viral dan mendapatkan follower ribuan dalam semalam. Gini deh emang kalau mau dapet followers banyak. Bikin sensasi aja. Tapi kalau caranya kayak si Casper ya malesin juga. Ya ga, sih?
Untungnya, Percy punya instink marketing yang moncer. Yang lebih tua ga harus selalu lebih jago dan lebih tau dari yang masih kecil. Itu pesan moralnya di sini. Sementara Percy juga belajar banyak untuk menjadi seorang chef profesional, ga asal-asalan memberikan servis. Pas kasih nasihat sama Percy gitu sebenarnya dia kayak ga sadar nasihat itu juga berlaku buat dirinya.
Konflik yang dijalin film ini ga terlalu berat, simple aja sebenernya. Tapi angle kamera setiap ngesyut aksi Casper meracik makanan jadi menggugah selera. Bagaimana dia mengiris daging dan sayuran, membuat karamel lalu menghancurkannya jadi serbuk halus dan menaburkannya di atas cokelat lava. Atau nih, waktu membuat roti isi dengan daging yang juicy dan menu lain dengan nuansa kuliner ala Meksiko (atau sejenis kuliner amerika latin ya?), juga saat jajan beignet (tampilannya sih kayak donat) saat mereka transit. Makanya ga heran sejak film ini dibuka, musik latar yang muncul juga udah kental dengan aroma latin gitu.
Meskipun karirnya berantakan, Casper yang sempat bokek kembali menemukan passionnya sebagai chef selama di perjalanan. Percy yang kelihatannya cuma anak kemarin sore punya andil besar membantu Casper mememukan identitas dirinya yang hilang. Relationship yang hangat antara ayah dan anak bisa bikin hati meleleh kayak cokelat lava.
Durasi film selama 1 jam 55 menit berhasil membuat saya bertahan dan pastinya terhibur menyaksikan sampai usai. Totalitas dalam berkarir bukan saja mengandalkan skil tapi juga perlu sentuhan hati yang menghangatkan. Hingga siapa pun yang mencicipinya bisa ikut merasakan juga.
Sisi parenting lainnya yang menarik dari film ini adalah Casper tetap menjalin hubungan baik dengan mantan istrinya. Ga ada drama rebutan hak anak asuh. Bahkan sama mantannya mantan istrinya dia ga gengsi minta tolong. Harga dirinya ga lantas terjun bebas hanya karena mau menerima uluran pertolongan mantannya mantan itu. Hihihi belibet ga, tuh? Yang jelas mereka fokus gimana mendidik anak dan mempersiapkan masa depannya. Simpel tapi dalam banget.
Sebelum Casper dipecat dia pernah berandai-andai untuk jalan-jalan bersama Percy. Eh doanya dia terkabul. Sayangnya cara doanya dia terkabul itu harus harus dibayarnya dengan mahal.
Sering dong denger omongan, orang kalau lagi bad mood makanan yang dibuatnya jadi ga enak. Sementara karena lagi emosi tingkat tinggi, masukan dari orang soal rasa makanan sering jadi terabaikan karena kita udah membuat benteng denial sendiri. Bagaimana Percy yang masih bocah tapi bisa menjadikan ayahnya kembali jadi idola bagi orang banyak jadi cerita yang menarik.
FIlm Chef ini bisa ditonton di aplikasi Catchplay. Kabar baiknya film ini masuk konten free alias gratis. Jadi meski ga bayar langganan paketnya, kita tetep bisa menyaksikannya tanpa harus bayar, selama masih ada kuota lho, ya.