Review Film The Three Muskeeters - Part I: D'Artagnan

Film  The Three Muskeeters Part I: D'Artagnan  (2023) yang sedang tayang mengingatkan saya sama film berjudul sama yang rilis di tahun 1993. Waktu itu filmnya cukup booming  juga termasuk soundtracknya yang dinyanyikan trio Bryan Adams, Sting dan Rod Stewart.  Judul OST (all for for love) dari lagu ini juga mengambil tagline yang identik dengan seruan khasnya 3 tentara pilihan para pelindung raja dan ratu Louis XIII: 
"One for all, all for one"

Bagian I dari film versi teranyar (2023) ini mengangkat kisah seorang taruna Muskeeter baru yang bergabung, Charles D'Artagnan yang diperankan oleh Francois Civil.  Dalam perjalanannya menuju Paris untuk bergabung dengan The Muskeeters, ia berpapasan dengan  kawanan penyerang yang mengeroyok sebuah kereta kuda dengan penumpang seorang wanita di dalamnya. 

Jiwa pahlawan D'Artagnan terusik, ia berusaha menolong dan bertarung dengan kawanan penyerang itu meskipun ia harus bernasib sial karena usahanya menolong, tidak berhasil.

Kejadian awal yang dialaminya ternyata menjadi benang merah  dan mengantarkannya pada  rentetan peristiwa yang melibatkan perselingkuhan Ratu Anne D' Autriche dengan Duc De Buckingham. Kalau di sini, gelar duc setara dengan adipati.

Ratu Anne yang merupakan istri dari Raja Louis XIII saat itu belum dikarunia keturunan. Narasi awal film ini juga menceritakan pada masa pemerintahan Raja Louis XIII ini terjadi  peperangan agama antara umat katolik dan protestan. Sebagai catatan, Pemerintahan Louis XIII adalah sistem monarki yang lekat dengan agama katolik.  Kardinal De  Richelieu punya andil dalam pemerintahan Raja Louis XIII sebagai perdana menteri. 

Saat itu, Raja Louis berencana untuk melangsungkan pernikahan saudaranya, Gaston De France dan ditentang habis-habisan oleh kardinal.  "Bisa-bisanya lagi riweuh perang masih mikirin kawinan?", kurang lebih seperti itu.   Tapi Raja Louis punya pertimbangan sendiri. The show must go on. Pokoknya  pernikahan tetep jalan. 

Walau sebel, kardinal ga bisa membantah keputusan Louis XIII. Sementara itu, Ratu Anne menerima sebuah surat  yang membuatnya galau. Apakah ia harus kabur dengan selingkuhannya atau tetap bertahan dengan Louis? Anne nangis dan curhat sama pelayan kesayangannya, Bonacieux. 
gambar: https://elementsofmadness.com/

Lalu, apa hubungannya kasus affair ratu dengan si adipati, kardinal dan D'Artagnan? 

Jadi begini, setelah kejadian duel dengan kawanan penyerang  tadi, D'Artagnan akhirnya bertemu dengan trio utama Muskeeter yang dipimpin oleh Arthos.  Arthos ini punya dua bestie yaitu Aramis dan Porthos. Sebuah insiden yang mempertemukan D'Artganan dengan Arthos membuat mereka berempat  menjadi sahabat. 

D'Artagnan memang mengalami banyak kebetulan. Setelah ribut-ribut dengan Arthos dan teman-temannya, sebuah insiden lainnya membuat ia diangkat sebagai tentara oleh Raja Louis XIII  yang berterimakasih atas  jasa D'Artagnan itu. Apakah Arthos dan kawan-kawan iri dan dengki? Tentu tidak, mereka lekas cair dan menjadi tim baru. 

Di sini saya mikir harusnya jadi The Four Muskeeters ga, sih? hahaha.  Yang saya saksikan,  rangkaian kasus yang muncul satu persatu jadi semacam masa orientasi  atau fit and proper test buat D'Artagnan.  Apakah ia layak jadi bagian The Muskeeters.


The Muskeeters adalah nama pasukan/tentara modern Prancis yang dibekali senapan musket. Jadilah mereka disebut The Muskeeter. mereka bertugas untuk melindungi raja dan ratu. Namun di film ini the Muskeeters fokusnya cenderung melindungi sang ratu. 

Walau mereka tahu jika hubungan ratu dengan Adipati Buckingham tidak semestinya terjadi,   mereka ga ambil pusing. Sang Raja ga usah tahu perselingkuhannya sang ratu. Ada hal yang lebih berbahaya daripada membiarkan sang ratu menghadapi risiko dan membiarkan orang lain mengendalikan raja.

Makanya film ini tidak berfokus pada keteledoran sang ratu yang punya affair dengan Duc de Buckingham, yang dengan bodohnya yang memberikan sesuatu pada Duc de Buckingham itu. 

Serangkaian konspirasi dibuat kardinal untuk menjatuhkan ratu juga menjebak  salah satu prajurit terbaik dari trio muskeeter. Bener-bener licik dan licin skenario yang disusun oleh Richelieu. Di mata saya, si kardinal ini ga ada wibawanya baik sebagai perdana menteri atau pun pemuka agama.  Culas bener deh.

Diadaptasi dari novel Alaxendre Dummas pada tahun 1844, film ini mengambil seting Perancis pada tahun 1627,  masa di mana raja Loius XIII berkuasa.  Tokoh-tokoh di film ini juga rangkain intrik yang disajikan adalah kisah nyata yang pernah terjadi.  Bahkan status kardinal sebagai perdana menteri ternyata dicatat sejarah sebagai perdana menteri pertama di dunia.  

Raja Louis XIII sendiri tidak mempercayai kardinal, walaupun ia tidak menunjukkan sikapnya secara langsung.  Mungkin itu juga yang membuat ia masa bodoh dengan  penolakan kardinal soal rencananya menyelenggarakan pernikahan adiknya  itu tadi. 

Saat itu keduanya belum dikarunia anak. Mungkin pemikiran Louis adalah bagaimana caranya melanjutkan estafet kekuasaan jika dirinya dan Anne tidak dikarunia anak. Di lain pihak,  Adipati Buckingham memang mengagumi sang ratu. 

Walaupun konfliknya terkesan rumit,  film  besutan  Martin Bourboulon ini dengan apik merangkai babak demi babak dalam film dan mengungkap misteri lewat  kehadiran D'Artagnan. Pemuda lugu dari desa itu tanpa sengaja menjadi pahlawan utama untuk menyelamatkan keharmonisan raja dan ratu juga sekaligus stabilitas politik pemerintahan Raja Louis XIII.

Perang agama yang sempat disebutkan di awal film memang tidak diceritakan lebih detil dalam film. Namun tercermin dalam karakterisasi kardinal yang dominan dalam pemerintahan juga bagaimana ketika sekumpulan pemuda Protestan menyusup dalam prosesi pernikahan. 

Ngomong-ngomong, perang agama di Perancis terjadi selama 30 tahun dengan rentang 1562-1598 sedangkan lini masa berkuasanya raja Louis terjadi pada tahun 1601-1643. Mungkin masih ada sisa-sisa gesekan yang terjadi dari kelompok Katolik dan Protestan pada masa Louis XIII berkuasa.  

Meskipun cita-cita Kardinal Richelieu ingin menjaga keberlangsungan pemerintahan Perancis, ketidaksukaannya pada Ratu Anne  menjelaskan kenapa ia sangat ingin merusak keharmonisan raja dan ratu. 

Pasalnya,Richelieu punya sentimen pribadi pada dinasti Spanyol Habsburg. Hal ini dikarenakan Anne D'Autriche atau Anne dari Austria mempunyai garis keturunan Spanyol dari ayahnya, Raja Felipe III.

Dengan durasi 121 menit, film ini cukup merangkum intrik-intrik politik yang terjadi di sekitar raja Louis. 

Saya acungin jempol buat penulisan naskah dan bagaimana sutradara mengarahkan akting para pemain dan bagaimana mengantarkan penonton pada kesimpulan lewat kehadiran D'Artagnan sebagai karakter utama, bukan lewat cerit dari narator seperti di awal film. 

Kisah affair yang terjadi menjadi tombol on kenapa Richelieu berusaha menyingkirkan ratu Anne atau setidaknya punya imej buruk di mata Louis XIII.  Peran Milady sebagai mata-mata untuk mengawasi semua hal yang terkait dengan Anne juga menjadi penghubung bagian pertama ke sekuel berikutnya.  

Misinya D'Artagnan memang sudah selesai di tahap awal. Namun film ini juga menyisakan petunjuk yang menggoda penonton untuk mengetahui apalagi petualangan yang akan dialami oleh pemuda ini pada film berikutnya.  Jadi, jangan khawatir kalau film ini menyisakan adegan yang mengundang kekesalan. Alih-alih kesal, saya merasa exciting untuk mengulik cerita ini lebih banyak sambil menunggu sekuel berikutnya. 

Setelah nonton flm ini, saya dibuat penasaran untuk mencari tahu soal Anne, Louis XIII, Adipati Buckingham juga Kardinal Richelieu. Dan wow, film ini (saya belum baca bukunya, by the way)  bisa merangkum dengan singkat dan lugas konflik nyata yang pernah terjadi di Perancis pada saat Louis XIII berkuasa. Makanya saya ga ragu untuk ngasih 8 dari 10 bintang. 

Masih ada misteri-misteri lain yang saya harap akan diungkap dengan gaya tutur yang mengalir sepereti di part I. Mungkin di sekuel kedua nanti, film akan mengungkap juga kisa cinta D'Artagnan dengan Bonacieux dan bagaimana intrik licik dan licin selanjutnya yang disiapkan oleh Richelieu untuk merongrong keharmonisan raja dan ratu. Mungkin juga motivasi dari Richelieu akan terungkap pada The Three Muskeeter part II (Milady) nanti. 

Rencananya part II ini akan dirilis pada tahun 2023 ini juga. Hmmm. semoga ga lama-lama masuk ke Indonesia, ya.



Post a Comment

0 Comments