Waktu jaman
saya SD dulu, rasanya masih familiar dengan
komik-komik. Paling
happening komiknya Deni Manusia Ikan yang
jadi sisipan majalah anak. Lalu ada
serial punakawan Cepot, Petruk dan Gareng atau serial Mimin, Superman, Batman dan superhero
lainnya.
Bergeser ke
jaman SMP – SMA mulai tuh serial
manga yang heboh. Saya sebenarnya
ga freak banget sama komik. Apalagi satu judul bisa puluhan jilid yang buat ukuran saya yang masih sekolah rasanya mahal.
Lebih enak pinjem aja hehehe .
Eh
ternyata sampai sekarang, pengaruh manga
masih kuat ya dalam dunia perkomikan. Saban saya jalan ke toko
buku, pasti deh tuh yang namanya komik-komik manga
punya space khusus, ga yang gress
atau lagi sale. Kebanyakan segmen
pembaca komik ini
datang dari usia anak sekolah. Ngomongin komik dengan rasa lokal, ternyata ga kalah seru lho dengan komik luar sana. Seperti ini nih,
noomic (novel dengan ilustrasi komik yang
lagi jadi trend) yang baru aja
saya baca.
Judul
: Silat Boys
Penulis
: Tethy Ezokanzo
Komikus
: Bagus Wahyu Ramadhan
Penerbit
: Anak Kita
Tebal
: 143 Halaman
ISBN
: 602-286-023-7
Harga
: IDR 30,000.00
Biar
bacaannya ditujukan untuk
anak-anak, saya - yang
ga mungkin banget kalau ngaku masih unyu-unyu - bisa
ikut menikmatinya. Malahan enggak bisa berhenti
tertawa karena alur
ceritanya yang gokil dan
bisa-bisanya ada ide absurd nyelip
di noomic Silat Boys yang ditulis
oleh Tethy Ezokanzo dan Bagus W.R ini.
Dengan
seting padepookan persilatan, Silat
Boys menghadirkan tokoh murid-murid
yang punya karakter unik dan guru
yang aneh bin ajaib. Tokoh
utama dalam novel ini adalah Hobe, seorang murid
yang heboh dan ga bisa
berhenti ngomong, dikirim padepokannya
untuk mengikuti Silat Camp
untuk memperebutkan hadiah bergengsi.
Kekonyolan
demi kekonyolan dengan ilustrasi komik
yang lebih jelas sukses bikin saya
ketawa ketiwi. (saran saya jangan baca di angkot, bisa
mati gaya karena harus nahan ketawa. Daripada dicap aneh dan disuruh turun). Mulai dari audisi di padepokan dengan seleksi yang ga nyambung, bisa-bisanya pesan makan lewat delivery order waktu di hutan, atau ada ayam
yang frustasi karena kokoknya
gagal membangunkan orang.
Seperti
nama padepokannya, Hobe dan teman-teman punya jurus
andalan bernama Gajah Duduk yang
mereka praktikan saat bertanding untuk
menghadapi lawan-lawannya yang
tangguh. Terlepas
dari hasil yang diperoleh, ada
moral story yang bisa
didapatkan oleh pembaca. Persahabatan
jauh lebih berarti dari ambisi tanpa menyampingkan
usaha gigih untuk beprestasi.
Insomnia?
Coba deh baca buku ini, dijamin tambah
susah tidur hehehe... eh enggak
ding, paling enggak bisa tidur
cantik, setelah membaca Silat
Boys, sambil nunggu sequel berikutnya. Iya, ternyata Silat Boys
ini dibuat berseri. Jadi
penasaran nunggu lanjutannya.