Waktu menghadiri acara Festival
Pembaca Indonesia yang berlangsung di Museum Gajah awal Desember
kemaren, saya dan teman-teman dari Bandung menyempatkan diri untuk ‘ngejam’
sebentar, menunggu pengumuman nominasi dan pemenang dari sejumlah buku
yang masuk nominasi. Ada beberapa nama yang familiar, dari
penulis sampai editor. Salah satunya adalah Adhitya Mulya.
Teman saya, Dydie
dan Dian yang udah ngeh duluan, langsung
rekomendasiin bukunya Adhitya yang berjudul Sabtu Bersama Bapak. Judulnya
terdengar biasa, tapi pasti isinya beda, makanya masuk nominasi Anugerah Pembaca Indonesia. Ajang
yang sama yang diselenggarakan oleh Goodreads. Bikin saya kepo level dewa. Akhir pekan kemarin, saya beli bukunya Adhit
dan sudah selesai
dibaca. Oke,
ini resensi versi saya.
Judul Buku : Sabtu Bersama Bapak
Penulis : Adhitya Mulya
Penerbit : Gagas Media – 2014
Genre : Romance
Target Pembaca : Dewasa
Tebal : 277 halaman
ISBN : 979-780-721-5
Harga : Rp. 48.000
Blurb
Satya dan Cakra tumbuh bersama bapak, lewat pesan yang diputar dari kamera
yang sudah dipersiapkan sejak mereka anak-anak. Saat Satya menginjak
usia 8 tahun dan Cakra 5 Tahun, Pak Gunawan sang ayah meninggal
karena mengidap kanker. Usia harapan hidup
1 tahun dimanfaatkan Pak Gunawan
dan istrinya Bu Itje, agar Satya dan Cakra tetap tumbuh dewasa, hingga menikah namun
tetap mendapat jawaban dari semua pertanyaan yang sudah dipersiapkan oleh Pak Gunawan.
First
Love
Cerita
dalam novel ini berputar pada 3 tokoh utamanya. Bu Itje yang tidak pernah menikah lagi sepeninggal Pak Gunawan, membesarkan 2
putranya, Satya dan Cakra yang punya nama kecil Saka. Satya, sang sulung dianugerahi paras
yang menawan, menikahi Rissa yang cantik. Rekornya
sebagai playboy alias heart breaker, patah di tangan Rissa yang diam-diam naksir
Satya sejak awal kuliah. Selepas wisuda, mereka
bertemu lagi di Jakarta, Satya
bekerja di sebuah perusahaan lepas oil & gas, sementara Rissa bekerja di bursa saham. Sebelum terbang ke luar negeri,
Satya mengajak Rissa menikah. Dari pernikahanya, membuahkan 3 putra laki-laki, Ryan, Miku dan
Dani.
Cakra?
Jomblo malang. Punya karir yang
mapan sebagai deputi mircro finance sebuah perusahaan perbankan di Jakarta. Punya tampang pas-pasan dan penampilannya enggak banget.
Sering dibully teman-teman, bawahan dan selalu kalah bersaing dengan Salman, petualang cinta. Tuna asmara, id yang ditulis oleh Satya pada phone book untuk Cakra ini akhirnya
jatuh cinta pada Ayu, karyawan baru
bagian customer service. Sama-sama naksir pada Ayu, Cakra merasa jadi pecundang, mati gaya, jadi ngehang dan frustasi karena kalah segala-galanya dari Salman. Sementara
Cakra berkutat melepas predikat
jomblo, Bu Itje juga berusaha mencarikan calon istri
yang selalu ditolak Cakra. Retna, putri
dari Bu Tyas, teman sesama jamaah haji
menarik perhatian bu Itje karena
sikap dan gerak-geriknya yang menarik hati. Lalu diaturlah perjodohan untuk
mereka.
Titik
Balik
Setelah dewasa, Satya dan Cara berinisiatif untuk mengubah rekaman pesan Pak Gunawan dari format VHS ke dalam
bentuk memory digital. Setiap pesan
Pak Gunawan benar-benar sudah dipersiapkan dengan cermat dan matang. Satya
yang bawaannya keras, kerap marah
karena ketiga anaknya dirasa ‘lelet’ dan
Rissa yang tidak becus masak menemukan titik baliknya, merenungkan
perjalanan rumah tangganya setelah membaca email dari Rissa dan memutar
kembali video pak Gunawan saat berada di
kabinnya, di lepas pantai. Satya merasa ada yang salah selama beberapa tahun
belakang menjadi seorang suami dan Ayah.
Blind
Date
Cakra
mulai putus asa karena Ayu
menunjukan sinyal tidak menyukai Cakra yang garing. Akhirnya Cakra menyetujui ide bu Itje untuk blind date dengan puttrinya Bu
Tyas, Retna. Bosan dengan status jomblo, Cakra
menurut, berharap blind datenya kali ini mengantarkannya menemukan
perhiasan dunia akhirat impiannya.
Pesan Pak Gunawan
Pesan
Pak Gunawan dipegang kuat-kuat
oleh Cakra untuk menjadi seorang Imam
dalam rumah tangga. Jadi seorang suami,
Cakra memahami pesan dari Bapak kalau seorang suami tidak akan tega untuk membiarkan istrinya melarat. Bagi
Cakra juga, membangun sebuah hubungan butuh 2 orang yang
solid. Yang sama-sama kuat, bukan saling mengisi kelemahan. Sebab, bila salah satu punya kelemahan, ikatan
pernikahan akan kandas secara perlahan. Analogi 3-3
vs 3x3 adalah penjelasan
sederhana bagaimana sebuah pernikahan akan berakhir atau bertahan.
Find
someone complimentary, not supplementary.
Itu poin penting yang saya catat dari
prinsip yang diajarkan Pak Gunawan dalam rekaman videonya untuk
menemukan ‘teman hidup’.
Lalu penutup dari pesan terakhir semua rangkaian rekaman video Pak Gunawan juga akan membuat pembaca sukses mewek. “Bapak
sayang kalian”.
Komentar
saya
Secara keseluruhan novel ini nyaris sempurna, font yang enak dibaca dengan ukuran yang pas,
ga bikin lelah mata, beberapa catatan kaki yang tidak biasa tapi tidak
menganggu (ini menurut saya, lho). Saya
enggak tahu apa alasan Adhitya buat menyeting jalan cerita maju ke tahun 2016. Dengan jaman
yang serba canggih dan generasi gadget, rasanya komunikasi Cakra, Satya dan IbuItje lewat SMS terasa so yesterday. Memang sih
beberapa bab menujukan komunikasi antara
Satya dengan keluarganya menggunakan fasilitas video call. Tapi untuk beberapa
tahun terakhir ini, video call bukan sesuatu yang aneh dengan kita, kan? Saya rasa sih, seting tahun 2014 udah oke,
enggak usah dimajuin. Inisiatif Bu Itje
dan Pak Gunawan di tahun 1992 untuk
menyiapkan rekaman dari video dengan handycam menunjukan kalau Bu Itje bukan
tipikal seorang ibu yang old fashion dan gaptek.
By the way, kalau
mau tahu noraknya Cakra yang
garing mengejar Ayu, Satya yang berubah menjadi suami dan ayah yang baik, bu
Itje yang menyembunyikan rahasia terbesarnya, bakalan suka dengan novel yang dikemas dengan
bumbu romance, komedi dan parenting ini, Sabtu Bersama Bapak.
Cocok buat contekan pasangan yang
merasa garing dengan suami atau
istrinya, untuk merenungkan kembali tujuan
pernikahan. Bagi ayah atau ibu, Sabtu Bersama Bapak ini juga bisa jadi ‘contekan’ how to be cool dad or
mommy. buat yang masih mencari,
cerita, bisa belajar dari Cakra, pecundang cinta yang akhirnya mengakhiri status tuna asmaranya.