"Ciyuuuss? Miapa?"
Bisa nebak redaksi
siapa kalau kita nemukan twit di atas? Bukan status seorang ABG atau
pelaku sosmed yang lagi haha hihi. Ini
adalah reply dari twitnya @satpolppbdg,
instansi penegak hukum yang identik dengan kesan seram dan
menakutkan. Twit dari akun ini
menjawab respon dari masyarakatyang mengadu adanya gepeng dan anak jalanan di Bandung.
Kebijakan baru yang diterapkan oleh Pemkot Bandung bagi instansi-instansi
pemerintah untuk membuka akses komunikasi dengan masyarakat memang sudah terasa sekali. Adanya akun-akun twit dinas pemkot membuka keran buat curhat warga soal pelayanan masyarakat yang harusnya memang dipermudah dan bukan dipersulit.
Kesan yang humble, suka ngabodor,
dekat dengan masyarakat
dari orang nomor satu di Bandung ini membuat banyak teman-teman saya di luar kota mupeng punya wali kota seperti Ridwan Kamil alias Kang Emil. Kasih ga, ya? Aslinya, saya enggak rela! Hehehe.... Yakin deh, kalau teman-teman di Bandung yang sedang merasakan suasana Bandung yang baru juga punya harapan yang sama.
![]() |
covernya #Tetot yang keren |
Makanya saat
peluncuran buku #Tetot tanggal 18 silam
di Gramedia Merdeka Bandung, sukses mengundang
pengunjung buat menjejali lantai
1 toko buku favorit saya ini. Padal
waktu itu juga saya cape setelah jadi panita acara arisan ilmu KEB. Emang sudah niat buat datang sejak ada
bocoran acara ini, saya jabani deh dengan muka yang sebenernya udah lecek :D
Respon dari
masyarakat sama buku ini ternyata bukan saat
launchingnya saja. Seorang teman SMA saya cerita kesulitan mencari buku
ini di salah satu toko buku Gramedia. Dalam hitungan beberapa
hari dari launchingnya, sudah susah didapatkan. Daripada pusing, saya sarankan saja buat pesan langsung #Tetot dari penerbitnya. Sepertinya dalam hitungan bulan,
buku ini bakal cetak ulang.
Setelah saya posting
di blog ini, saat acara launching tempo
hari, saya pengen cerita sedikit
isi buku ini. Sekalian buat
ngipasin yang hunting buku
ini biar semakin kepo dan yakin kalau buku ini highly recomended :D
Judul Buku :
#Tetot: Aku, Kamu dan Sosial Media
Penulis
: @ridwankamil
Co-Writter
: Sulaiman Abdurrahim & @syamsuramly
Penerbit
: Sygma Creative Media, Corp – 2014
Dimensi
: xiii + 364 halaman
ISBN
: 978-979-055-559-4
Harga
: IDR 66.000
Tidak sulit untuk
menyelesaikan buku ini, begitu
yang disampaikan Kang Syamsu saat launching buku ini. Ada banyak informasi dan
sumber yang bisa digunakan untuk
finshing buku dengan sampul karikatur yang eye catching dan colorfull. Meskipun
termasuk buku non fiksi, buku ini dikemas dengan gaya
bahasa yang sersan. Serius tapi santai.
Kerap mengundang senyum dan kikikan tawa saya, terutama bab 7 dan bab 8 yang
banyak mengutip interaksi Anak Twitter yang kebetulan jadi wali
kota ini.
Sosialita
Sosmed Yang Produktif danKreatif
Seperti yang dibilang
dibab pertama, Ridwan Kamil ini memang
tipe anak Bandung yang senang ngobrol dan berinteraksi termasuk di
dunia maya. Terinsiprasi oleh
kampanye Hope & Change-nya Obama pula, Ridwan Kamil yang akrab disapa
Kang Emil ini menjaring komunikasi intens dengan para tweeps lewat ocehan twitter saat kampanye pemilihan wali kota.
Eh tapi niih, silaturahmi Kang Emil
sebenarnya bukan berawal dari
kampanyenya saat pemilihan wali kota tahun 2013 kemarin,lho. Jauh sebelum
itu, Kang Emil juga sudah lebih dulu ngetwit ria, lalu juga terlibat menggagas
beberapa komunitas seperti Beberes Bandung, Indonesia Berkebun
atau Bandung Creative City Forum (BCCF).
Saya pernah
dengar salah satu acara talkshow yang
mengudara setiap senin malam di radio PR FM, kalau Kang Emil
juga berhasil mengajak
pihak swasta untuk membangun infrakstruktur Bandung. Pernah lihat city
light Bandung yang cantik di jalan
Pasupati atau di gedung Sate? Ini adalah
buah yang manis dari kerjasama dengan
Philips, produsen lampu asal
Belanda yang identik dengan slogan terus terang terang terus ini (heu... jadi iklan, ya?). Mengandalkan APBD Bandung jelas tidak
memungkinkan, mengingat alokasi pemkot
yang sebagian besar sudah tersedot untuk belanja pegawai. Asik ya, jadi
urang Bandung, punya walikota
yang smart, kreatif dan punya network
yang keren ini.
Indeks
Happiness Warga
"Kota yang stres akan melahirkan generasi stres. Anak muda yang memaki dan hilang kesantunan dalam menyampaikan kritik, terutama media sosial, menjadi nilai baru (halaman 39)"
Sudah bukan
rahasia lagi kalau Bandung sekarang berubah jadi kota yang
padat dan macet, terutama di akhir pekan. Saya sendiri sebagai urang Bandung, lebih suka diam di
rumah daripada bete terjebak macet berjam-jam di jalanan Bandung yang panas. Itu pikiran saya dulu dan mungkin
banyak warga Bandung yang sama. Makanya saat awal-awal menjabat
sebagai wali kota, Kang Emil membidik target untuk meningkatkan indeks
happines warganya. Mengaktifkan sejumlah taman tematik di Bandung seperti taman Jomblo yang paling
ngehits , ampuh memancing
naluri warga Bandung yang kreatif
sekaligus narsis ini untuk keluar
dari rumah dan bersosialisasi di ruang publik.
Di bagian lain buku
ini juga dibahas kalau yang namanya indikator
bahagianya warga sebuah kota itu ada tiga: mereka bisa tersenyum setiap harinya, mereka disapa
atau menyapa teman atau tetangga setiap
hari, mereka menemukan sesuatu yang baru setiap
harinya.
Makanya, poin pertama dari dasasila yang disampaikan oleh Kang Emil dalam World Cities Sumit Mayors Forum tahun 2014 kemarin adalah kota harus berpusat pada kebahagiaan manusianya. Kota stres melahirkan generasi stres. Sekarang Bandung juga bukan
hanya ramai dengan taman-taman
tematiknya yang kembali happening atau
festival kuliner yang sudah tidak
berpusat lagi di jalan Braga. Tema-tema harian seru semacam Senin Gratis Damri, Selasa Tanpa
Rokok, Rebo Nyunda, Kamis English, Jumat Bersepeda dan Sabtu Kuliner sudah familiar buat urang Bandung.
Inside Book
Selain uraiannya yang
serius dan santai, dalam 8 bab buku ini
juga dimanjakan dengan fonts yang tidak terlalu rapat, lay out yang asik
dan ada banyak ilustrasi yang lucu dan kocak yang
dikutip dari akun twit @ridwalkamil, Ask.FM, komik twit atau beberapa foto dari
akun instagramnya. Ada banyak kutipan
twit yang bikin saya bingung harus
milih yang mana buat dikutip di resensi ini.
Dua
Bab Terakhir Yang Seru
Bab 7 dan bab 8 dari buku #Tetot ini adalah paling favorit
saya. Selain paling ringan, ada banyak
kutipan interaksi dengan netizennya yang bijak kadang juga super duper kocak.
Berani jamin, bikin yang baca senyum-senyum terus dan bisa bikin indeks happiness pembacanya ikutan ngeboost. Seperti beberapa kutipan berikut ini, nih.
(Ask.FM) Masuk 7 Pemimpi Daerah Berprestasi Indonesia versi On The Spot ey!! Bangga deh Hahahaa !! Godbless Pa! (Trisya Abbey)Makasih. Saya mah kerja aja dengan hati. Dapat pengharagaan itu bukan tujun. Tapi kalo diapresiasi ya alhamdulillah.
(Ask.FM): Pak, kasih motivasi dan pesan buat anak Teknik Kimia dong pak :3 (Alif Ramadhani Utomo)Baca biografinya pak I Gede Wenten. Orang hebat dari teknik kimia
(Ask.FM): pak, kenapa sih Bandung selalu bikin kangen? Huhu pengen sekolah di Bandung lagi (Serina Cahya).Karena Bandung itu bukan nama kota. Bandung adalah nama dari sebuah perasaan.
(Ask.FM): Pak, saya jomblo udah 3 tahun, gimana dong pak move on nya... (Retno Wulandari).
Tanggung.
1 tahun lagi baiar genap 144 SKS.
(Ask.FM) : Kang emiiil, post foto bareng anaknya yang cowok dong kang JJ
Jangan.
Bisi bogoh
(Ask.FM) : Pak, biar lancar bahasa sunda gimana ya pak? Sok sedih tinggal di bandung tapi ga lancar bahasa sunda (Selly Marcia).
Cari
pacar cowok sunda banget aja. Setelah fasih, putusin
(Ask.FM) : Pa, aku fans bapa lho..... tp sayang bapa punya bu atalia (Ny. Frili)
Ganti
kata “sayang” dengan “beruntung”. That is the truth.
(Ask.FM): Pak, nenek saya pengen banget bisa foto bareng bapak. Apakah bisa diwujudkan?:’)
Boleh.
Neneknya cantik gak?
@ridwankamil. Colek balik aja. Biar kapok RT @tikoalim: Pa @ridwankamil itu per4a soekarno hatta bencong bertebaran, kadang suka nyolek, sy hrs gmn pa?
(Ask.FM): Pak, bahasa Inggrisnya aku cinta kamu apa??!??!? (Jessica)
Impossible
(Ask.FM):
Pak saran buat saya seorang cewek jika menghadapi pria cuek? (Farera Eva Kostna)
Cek
dulu. Mungkin yang kamu hadapi itu ternyata foto.
Aya tapi tos nini-nini teu sawios? RT @YudhaGemma : Kang @ridwankamil pang milariankeun abdi kabogoh nu sholehah tur geulis kang.
Walikota yang
tumbuh dengan support dari
ibu yang
juga tidak kalah kerennya, mempersembahkan masjid Al Irsyad yang sempat populer untuk almarhum ayahnya ini sukses
menjadi seorang walikota yang dicintai warganya. Pas betul dengan salah
satu twitnya, “Passion is creativity with Love”,
menjadi walikota Bandung karena diawali
niat dan kecintaannya untuk
membenahi Bandung dan menjadikannya sebagai Bandung
Juara.
Terlalu banyak yang
pengin saya ceritain tentang buku ini. Masih ada cerita lebih detil kenapa buku ini dikasih judul #Tetot, kerennya Bung Karno di mata Kang Emil sampai membuat tagline Bandung Juara, klarifikasinya soal PPDB Bandung 2014 kemarin yang sempat heboh, dukungan penuh dari ibu dan keluarga dan cerita lainnya yang saya yakin bisa bikin kepo. Ini juga kayaknya udah kebanyakan
spoilernya nih hehehe... Overall, saya kasih rate 4 dari 5 bintang buat buku ini. Bersyukurlah jadi urang Bandung.