Judul : Jodoh Untuk Naina
Tebal : 252 Halaman
Penulis : Nima Mumtaz
Penerbit : PT Elex Media Komputindo - 2015
ISB : 978-602-02-63-48-9
Blurb:
Jodoh untuk Naina, Abah yang pilih. Naina ikhlas. Tapi, kenapa Abah pilih
dia?
Dia yang punya masa lalu kelam.
Dia yang pernah diarak keliling kampung karena berzina.
Dia yang tidak sempurna.
Mengapa Abah begitu yakin dia mampu menjadi imam Naina?
Bagaimana Naina harus menjalani kehidupan rumah tangga bersama pria yang
tidak dia sukai, bahkan sebelum akad nikah?
Apakah dia adalah jodoh untuk Naina?
Let's talk about finding Nemo eh finding Soulmate.
Uhuk... iya tauu, kalau bahas soal ini rasanya gimana gituuu.
Malu-malu meong, ya buat para lajang. Sementara mereka yang udah pada
merit pada doyan rame-rame 'bully'in yang masih lajang. Yup, saya lebih
suka nyebutnya lajang, rasanya lebih keren terdengar daripada jomblo
hehehehe.... Lho, kok curhat, ya?
Nah buku yang mau saya bahas sekarang judulnya ga
jauh-jauh dari Jodoh. Bukan ga jauh, deket pake banget
malah. (Ya iya lah, judulnya juga jelas banget).
Kalau denger kata dijodohin, saya suka keingetan sama novel
romance angkatan Balai Pustaka gitu, Siti
Nurbaya. Jamannya ortu kita dulu, dijodohin udah biasa. Banyak yang awet dan
bertahan. Lain ceritanya kalau sekarang. Lalu muncullah
pertanyaan kalau denger kata dijodohin. Hari gini? Masih jaman?
Ada yang manut dan jalan, ada juga yang sedih dan
merasa terpaksa. Ga sedikit yang rumah
tangganya awet, adem ayem meski dijodohin. Ada juga yang umur
pernikahannya cuma beberapa bulan malah bubar, padahal pacaran
sebelum menikahnya lebih lama dari usia pernikahannya.
Seperti yang dialami oleh tokoh Naina dalam novel ini.
Naina yang masih mudah, dengan usia di awal 20-an, demi
menyenangkan abahnya, akhirnya Naina menerima perjodohan yang disiapkan
sang Abah dengan niat berbakti pada abah yang sekian lama ditemaninya,
sementara Ummi sudah lama meninggal dan kedua kakaknya (Muthi dan Salman) sudah
menikah dan berpisah rumah.
Masalahnya, pendirian Naina jadi goyah ketika tahu dengan siapa dia
akan dijodohkan. Rizal, calon suami yang dijodohkannya bukan
nama yang asing bagi dirinya. Rizal adalah teman sepermainan
kakaknya, Salman.
Sudah tau harusnya biasa saja, ya? Yang bikin Naina
setengah hati menerima perjodohan ini adalah masa lalunya
Rizal. Selentingan Rizal yang mempunyai aib sampai membuat
keluarganya pindah dari kampung, gara-gara ketangkap basah
melakukan perbuatan nista itu yang yang membuat Naina ragu.
Meski Rizal gantengnya minta ampun dan baik banget, jauh dari bayangan
seorang bajingan, tetap saja Naina masih bimbang. Bahkan setelah 3 bulan menikah
pun, Rizal belum menyentuhnya.
Awalnya Rizal berbaik hati mengajaknya berteman dulu, sebelum mendapatkan haknya. Namun, tiba-tiba sikapnya berubah jadi diam setelah satu malam Naina tidak sengaja menolak permintaan Rizal untuk yang satu itu. Naina jadi salah tingkah. Ia tahu kalau itu adalah hak Rizal, tapi di sisi lain ia sendiri masih penasaran dengan masa lalu Rizal yang tidak berani ditanyakannya secara langsung.
Awalnya Rizal berbaik hati mengajaknya berteman dulu, sebelum mendapatkan haknya. Namun, tiba-tiba sikapnya berubah jadi diam setelah satu malam Naina tidak sengaja menolak permintaan Rizal untuk yang satu itu. Naina jadi salah tingkah. Ia tahu kalau itu adalah hak Rizal, tapi di sisi lain ia sendiri masih penasaran dengan masa lalu Rizal yang tidak berani ditanyakannya secara langsung.
Padahal nih, Rizal termasuk suami yang terbuka. Ga pelit, dan ga manja. Soal keuangan misalnya
Semua ATM diserahkan pada Naina, rekap gaji yang diterimanya
setiap bulan, alokasi bulanan yang disiapkan serta meminta Naina
untuk mengoreksi anggaran. Soal pekerjaan rumah tangga pun, Rizal termasuk
suami yang gesit dan ga gengsi untuk turun tangan. Kurang baik apa coba?
Novel ini memang punya latar religi yang kuat, pesan yang dalam
dan ‘nonjok’ disampaikan oleh abah setiap meladeni pertanyaan
Naina yang kadang-kadang nyebelin. Terlalu ragu, plin plan dan suka
muter-muter.
Misalnya nih di halaman 2 :
“Naina, tak ada waktu yang terlalu cepat atau terlalu
lambat untuk masalah jodoh, Dia akan datang kapan pun
dia mau. Karena Allah telah menuliskannya dalam garis takdirmu.”
Atau ketika Naina yang masih meyangsikan Rizal,
Abah bisa menebak arah pertanyaan Naina dengan jawaban menohok
seperti di halaman 80.
“Naina, alangkah sombongnya kita sebagai manusia
jika tidak mau menerima manusia lain yang ingin berubah. Sedang Allah
saja menerima setiap pertobatan. Tuhan tidak pernah
membeda-bedakan siapa pun yang ingin kembali pada-Nya. Tidak
ada yang terlalu kotor atau terlalu ebrsih di mata-Nya, Apalagi belu
tentu kita lebih baik daripada orang tersebut. Itu namanya
takabur.”
Uhuk...
Daaaan, ini wawancara eksklusif saya dengan penulis novel ini, Nima
Mumtaz yang juga suka sama kucing.
Di buku ini, tokoh siapa sih yang paling
menantang untuk diulik
risetnya paling lama dibanding yang lain?
Tokoh yang paling lama riset, Rizal sepertinya.
Karena aku ingin membuat Rizal itu seperti lelaki pada umumnya.
Gak banyak omong, dan lebih simple dalam berpikir.
Tapi itu susah. Karena aku berpikir dengan cara perempuan makanya refleksi
dari tokohku umumnya seperti perempuan juga
Siapa tokoh di
novel ini yang bikin gemes Mba Nima?
gemes maksudnya kalau ketemu dia di dunia nyata oengen
ngomel2in dia
Yang bikin gemes itu Naina.
Pengen getokin kepalanya trus bilang, "Helooowwww jangan banyak
mikiirrr, jangan banyak dipendam sendiri, jangan banyak prasangka!"
Tapi kemudian aku berpikir, sepertinya Naina itu seperti umumnya perempuan
kita.
Kalau ada apa-apa lebih banyak diam dan berharap pasangan tau apa yang kita
pikirkan.
Jadi gimana selanjutnya sikap Naina pada Rizal. Gimana
misteri masa lalu Rizal yang bikin penasaran itu? Mau
tau terusannya? Gimana kalau saya tawarin bisa baca bukunya, gratis? Cuma
jawab pertanyaan di bawah ini. Gampang, kok.
Buat yang masih
lajang, saya kasih pertanyaan gini, Pilih dijodohin atau cari jodoh
sendiri? Apa alasannya? Nah kalau udah merit, cerita dong dengan pasangan sekarang (suami atau
istri) prosesnya milih sendiri atau dijodohin? Bisa dijodohin ortu
atau teman (comblang).
Cara jawabnya cukup komen di bawah ini (sebelumnya share
dulu postingan Give Away ini di akun twitternya dengan hashtag
#GAJodohUntukNaina) dengan format seperti berikut:
akun twitter :
Link share :
Jawaban :
Jangan lupa buat mention
@efi_thea, @nima_saleem dan @elexmedia (mau follow kami juga boleh banget
:D). Give away ini berlangsung dari tanggal 18-24 Juni 2015. Satu
jawaban terbaik akan dipilih untuk mendapatkan buku in yang akan diumumkan
pada tanggal 25 Juni 2015 di akun twitter @efi_thea.
64 Comments
Akun twitter: @irmaa_waati
ReplyDeleteLink share: https://mobile.twitter.com/irmaa_waati/status/611337999805206529?p=v
Jawaban:
Oke mbak aku akan jawab pertanyaan yang pertama, karena aku masih lajang *bangga* hehe :D. Nah untuk memilih jodohku nanti, aku akan cari jodoh sendiri. Karena aku adalah tipe orang yang tidak mudah menerima orang baru dalam kehidupanku. Aku perlu adaptasi yang lama, mengenal yang lama dengan calon jodohku nanti. Aku tidak mau salah pilih. Oleh karena itu, bahkan mungkin aku akan menjalin persahabatan dulu kali yaa dengan calon suamiku nanti haha xD. Aku perlu menyelidiki dia sedetail mungkin, dari bibit, bebet dan bobot yang jelas :)). Oya agar aku juga bisa menyayangi calon pendamping hidupku dengan penuh cinta. Karena bisa saja kan jika kita di jodohkan kita akan merasa seperti terpaksa? Ya, tidak semua sih :) hehe. Jadi, intinya aku ingin cari jodohku sendirim agar aku mengenalnya dengan baik, begitupun dia mengenalku dengan baik pula. Kami saling tahu kekurangan masing-masing dan InsyaAllah saling melengkapi, Aamiin. Dan, alhamdulillah sepertinya orangtuaku juga sangat mendukung aku mencari jodohku sendiri nantinya, InsyaAllah masih 6-7 tahun lagi, karena aku pun baru lulus SMA. Aku ingin menjadi anak kebanggan orangtua dulu, sukses di usia muda, bisa menjadi anak yang berguna, Aamiin. Masalah jodoh, InsyaAllah di mudahkan, yang penting sekarang raih cita-cita dulu! Semangat! Hehehe xD.
Ah 6-7 tahun mah masih lama Hehehe. Iya, fokus kuliah aja dulu. Bisa jadi ketemu jodoh pas kuliah atau malah setelah kuliah. Terimakasih sudah berpartisipasi, ya Irma.
DeleteAkun twitter: @OeyPrinsia
ReplyDeleteLimk share: https://mobile.twitter.com/OeyPrinsia/status/611345409546416128
Jawaban: Karena saya masih lajang (eaaa lajang-lajang pejuang kayak bukunya Pak Endik), saya akan menjawab pertanyaan pertama.
Saya akan memilih sendiri. Karena hal itu memberi kita ruang gerak yang bebas untuk memilih berbagai karakter. Mulai dari yang ganteng tapi nggak alim, yang alim tapi nggak ganteng, yang ganteng, alim, tapi nggak berilmu, dan lain-lain. Tentunya ini yang dimaksud jodoh beneran, kan? Enggak jodoh-jodohan cinta monyet? Kalau beneran, kudu bener-bener dipahami lah baik-buruk karakternya. Semua orang punya kelebihan dan kekurangan. Allah nggak bakal ngasih kekurangan aja. Kriteria pertama harus sholeh! Nggak asal islam KTP. Biar Ayah bisa nepuk dada bangga, ada yang gantiin dia jadi imam sholat untukku. *DuhMerinding ...* Kalau saya senang dengan jodoh saya nanti, pasti mereka juga bangga dengan pilihan saya.
Dan insyallah, nggak sulit milihnya. Soalnya kalau lama-lama takut jadi Siti Nurbaya atau Naina, dijodohin. Hahaha xD
Tapi, kun fa ya kun. Apa-apa yang dikehendaki sama DIA, pasti terjadi. Sekali pun nanti kalau jodoh saya seperti ... Rizal. :)
Mau ganteng atau ga ganteng atau kaya ga kaya,, emang kalau pilih calon suami harus jadi Imam. Imam waktu salat atau Imam dalam kehidupan 24 jam! Ya, kan, Prinsiana? :)
DeleteAkun twitter : @inokari_
ReplyDeleteLink share : https://twitter.com/Inokari_/status/611375861971836928
Jawaban :
Memasuki usia 22 tahun, orangtuaku mulai sibuk nanyain,
“Udah punya pacar belum sih?”
Atau
“Target nikah umur berapa? Jangan lama-lama ya. Paling telat 24 tahun loh.”
24 tahun? Itu artinya 2 tahun lagi, pantesan mereka mulai sibuk tanya ini tanya itu. Eh tapi kadang-kadang mereka juga sepertinya berniat menjodohkan meski caranya nggak ekstrim banget.
Misal, ibu mulai suka bilang,
“Eh, anak si itu sekarang udah kerja di sini loh, anaknya baik, ganteng pula, mau dikenalin nggak?”
Hihiiii.. sebenernya bete abis ya digituin, terlebih aku udah punya pilihan sendiri (tapi karena banyak hal, belum bisa aku kenalin sekarang). Tapi mengingat posisi aku yang sebagai anak tunggal, aku nyoba ngerti perasaan mereka. Mereka pasti pengen yang terbaik buat aku. Bahkan mungkin mereka kesepian dan pengen punya . . . . . cucu! Haiyaaaa!
Well, kalo misalnya dikasih pilihan, pengen nyari jodoh sendiri atau dijodohin? Berhubung aku udah punya calon yang aku yakin sih bakal awet hingga nikah (semoga aja semesta punya skenario yang sesuai dengan harapan), aku lebih milih mempertahankan hasil pencarian sendiri dong.
Alasannya simply, udah cocok dan nyaman. Meski emang ga sempurna (mana ada kali yang sempurna), tapi kenyamanan dan rasa saling sayang, itu kan yang paling dibutuhkan? #uhuk
Nah, jadi meskipun statusnya masih diem-diem-diem, karena nggak mungkin minta restu sekarang, aku milih buat bertahan, tapi pakai tenggat waktu. Aku bilang dong ke pasangan,
“Orangtua nyuruh nikah cepet, paling telat umur 24, jadi sebelum waktu itu dateng, buruan gih selesaikan masalah-masalah kamu & lamar aku. Atauu, aku bakal dinikahin sama pilihan mereka.”
Ngancem ya? Hihiii
Tapi bener dong, harus dikasih tenggat waktu. Lagian kalo emang sayangnya yang sayang banget. Pasti pengen buruan ‘ngelandmark’, biar nggak bisa diambil alih sama yang lain :p
Dari pernyataan aku ke pacar juga kelihatan kan, kalo aku juga nggak saklek nolak perjodohan. Kalo emang si pacar nggak mau berjuang biar bisa segera melamar hingga batas waktu tertentu. Itu artinya dia nggak bener-bener pengen aku dong?
Lalu, kalau nikah tanpa cinta (dijodohin), seperti apa rasanya?
Aku nggak tau lah yau, kan belum ngerasain.
Tapi yang jelas, menurut aku yang paling penting dalam sebuah hubungan bukanlah cinta, melainkan rasa saling menghargai dan memperjuangkan. Ntar cintanya bakal muncul seiring detik waktu yang dijalani bedua #cieeh :D
Nah kata kuncinya chemistry,ya, Intan. Kalau udah klik, kita bakal nyaman. Dan kalau beneran nyaman masa sih ga mau ngajak nikah hohoho.....
DeleteAkun Twitter : @witri_nduz
ReplyDeleteLink Share : https://twitter.com/witri_nduz/status/611378662177308672
Jawaban : Memilih mencari jodoh sendiri.
Karena dijodohkan itu tidak enak, belum kenal, belum tahu seluk beluknya. Kalau mencari sendiri, mengenal, enak menjalaninya.
Harus enak, biar kita enjoy karena menentukan teman hidup ya, Witri.
Deletenama : siti zulaikhah
ReplyDeleteakun twitter : @kimzujonghee
link share : https://mobile.twitter.com/KimZujonghee/status/611380610846699520?_e_pi_=7%2CPAGE_ID10%2C8182689569
jwaban : saya masih lajang, jika harus memilih antara mencari jodoh atau di jodohkan? saya akan memilih mencari jodoh sendiri.
mengapa? Terkadang orang tua tidak tau apa yang kita inginkan, walaupun banyak yang bilang jika pilihan orang tua itu yang terbaik. Iya, itu terbaik bagi mereka, bukan berarti baik untuk saya.
Orangtua bisa dan boleh memberi saran tapi keputusan ada di anak karena anak yang akan menjalani ya, Siti.
DeleteAkun twitter : @tasyatasa_
ReplyDeleteLink Share : https://twitter.com/tasyatasa_/status/611380368684400640
Jawaban : Kalo aku sih milih dijodohin, eitss tapi aku gak mau kalo langsung nerima jodoh gitu aja. Aku harus selidikin seluk beluknya sicowok,masa lalu nya juga. Karena masa lalu itu sangat penting buat kehidupan kita kedepan,kan jadi sicowok bisa belajar utk tidak berbuat salah seperti dimasa lalu. Ya kan ya kan. Kalo bisa kita buntutin tuh cowok sampe ujung dunia *ettt dah .punya duit aja kagak. Kita harus tanya-tanya dulu ke teman dekat si cowok,tetangganya,ortunya,mantanya*eh .kalo mantan enggak aja lah. Kita harus tau sikap dia kesiapapun juga ,nah kalo orangnya baik, aku sih mau dijodohin apalagi pinter agama,mapan,plus ganteng,baik hati,tidak sombong & rajin menabung .*hahaha. Sekian Terima Kasih.
Bye Bye .
Wish Me Luck..
Menang Alhamdulillah,Gak menang pingsanlah XD
Katanya dengan siapa bergaul menunjukkan siapa kita. Tapi setiap orang punya hak masa depan yang baik, termasuk masa depan setelah menikah ya, Permata. Sekian dan terima gaji *lho?*
DeleteNama: Thia Amelia
ReplyDeleteAkun twitter: @Thia1498
Link: https://twitter.com/Thia1498/status/611384844191281152
Jawaban:
Buat yang masih lajang, saya kasih pertanyaan gini, Pilih dijodohin atau cari jodoh sendiri?
Aku sih engga pernah mikirin apakah aku mau pilih dijodohin atau cari jodoh sendiri. seperti kata abah, “tak ada waktu yang terlalu cepat atau terlalu lambat untuk masalah jodoh, Dia akan datang kapan pun dia mau. Karena Allah telah menuliskannya dalam garis takdirmu.”. Yang aku yakini sampai sekarang adalah, dia pasti akan datang, jodohku pasti akan datang, entah dari jalan mencari sendiri atau kah dari pilihan orang tua, dia pasti datang. Tapi kalau di suruh memilih, entahlah, mungkin aku bakalan pilih sendiri karena yaps ini hidup aku, walaupun orang tua yang melahirkan kita dan merawat kita sedari kecil, tapi tetap saja ini hidup aku, aku yang bakalan nentuin bagaimana kedepan nya, bagaimana jalan kehidupan aku, semua ada di tangan aku, walaupun engga menutup kemungkinan peran orang tua yang juga besar untuk hidup kita, tapi meskipun begitu tetap saja kehidupan kita beda kan. Tapi, kadang disisi lain aku milih lebih baik dijodohin, karena, orangtua ada sedari kita kecil, sedari kita hanya setetes airman, Sembilan bulan mengandung, lalu merawat kita sampai sebesar ini, orang tua tau apa yang terbaik buat kita, sekalipun tentang jodoh, orangtua juga ga akan memilihkan kita pilihan yang salah karena mereka ingin yang terbaik untuk kita, apalagi tentang jodoh, seseorang yang akan mendampingi kita dan menggantikan penjagaan orangtua kita, aku merasa lebih memilih dojodohkan. Jadi apa jawabannya, apakah lebih milih dijodohin atau pilih jodoh sendiri? Aku rasa aku akan menerapkan keduanya. Setiap orang yang ditanya kamu mau dijodohin? Pasti langsung jawab iya tanpa tau kedepannya akan seperti apa kan? Bisa saja ketika dia dijodohin dia sudah punya pacar atau teman dekat yang ia suka mungkin? Orangtua ku juga pernah bertanya seperti itu, mau dijodohkan atau memilih jodoh sendiri. Dan aku jawab ‘gimana kalau sampai umur 22 nanti saya ga dapet pacar juga, ibu dan bapak boleh bawa jodoh yang ibu dan bapa pilih buat saya’, itu jawaban ku, yeah win-win solution lah, disamping membahagiakan orangtua saya juga dapet jodoh. Tapi bukan berarti aku memasrahkan hidup aku begitu saja pada pilihan jodoh orangtua, selama umur aku belum 22, aku akan giat mencari jodoh dengan tangan ku sendiri, dari pada menyesal dikemudian hari kan? Baru ketika saat nya tiba dan tidak masih tidak mempunyai pacar, mungkin aku akan mencoba memilih pilihan orangtua, sekian
Semoga jodoh yang terbaik buatmu ya, Thia :)
Deleteakun twitter : @sintamilia
ReplyDeleteLink share : https://twitter.com/Sintamilia/status/611387025443282944
Jawaban :
Hmm,, aku jadi komentator pertama yang udah married nih kayaknya. hehe..
Dulu aku inginnya dijodohin, soalnya aku merasa ga bakat cari cowok. ckckck
itu alasan pertama.
Alasan kedua, aku yakin orangtua bisa milihin jodoh yang oke untuk anaknya.
minimal ortu suka punya feeling mana cowo baik-baik, mana cowo berandal (?).
Seperti almarhumah nenekku, waktu ibuku masih gadis, beliau tidak setuju dengan pacar ibuku.
Eh ternyata bener, ujung-ujungnya ibuku ditinggal nikah.
Saat ayahku datang, beliau langsung merasa pemuda ini cocok untuk putrinya.
Eh ternyata bener lagi. Sekarang perkawinan ayah ibuku akan menginjak tahun ke 29 ^^
Alasan ketiga, kalau terjadi hal-hal buruk dalam pernikahan, bisa nyalahin ortu. Kan mereka yang milih. hahahahah *jahat*
Tapi orangtuaku tidak mau menjodohkan. Karena suka duka, senang sedih, semuanya akan aku sendiri yang menjalani.
Ya sudah, aku ambil tanggungjawab dan resiko itu.
Aku pilih jodohku sendiri.
Alhamdulillah aku jadi benar-benar belajar bertanggungjawab.
Pernikahan tidak selalu happy, tapi karena aku sadar akulah yang memilihnya (dan mencintainya), maka aku putuskan untuk selalu bersyukur, ikhlas, dan bahagia menikmati perjalanan menempuh bahtera rumah tangga ini.
*eeaaa
moga awet sepanjang usia. Aamiiin.. :)
Hihihi sama Sin, aku juga ga bakat nyari cowok :D. Bakatnya ngeceng doang #eaaaaa. Belajar dari pengalaman orang tua bikin kita alert ya, seperti apa harusnya memilih jodoh. Risiko kita taggung sendiri jadi susah senang kita jalani dengan enjoy.
DeleteTwitter: @Bintang_Ach
ReplyDeleteLink share: https://twitter.com/Bintang_Ach/status/611431698601881600
Jawaban:
Aku masih lajang, dan menurutku lebih baik jodoh itu milih sendiri. Kenapa? Yang pertama, karena hidup adalah pilihan, Kita yg punya hidup, juga kita yang menentukan pilihan. Kenyamanan dlm hidup akan datang dr diri sendiri, lalu bgmn caranya? Ya dg menentukan pilihan itu tadi, dg bgtu insyaallah akan memberikan rasa puas trsndri bagi kita. Salah satunya dalam hal jodoh. Mnrt aku, jodoh lbh baik pilih sndri karena, rasa cinta adalah rasa yg tulus, rasa yg berawal dr sebuah ketertarikan satu sama lain, bukan atas paksaan ataupun pilihan orang lain. Dg kita mmlih jodoh sndri, kita bs mnemukan knyaman yg kita inginkan drpd klo dplihkan org lain. Namun, apabila dlm suatu saat kita dplihkan jdoh oleh org tua, jgn lgsg kita tolak. Kita prtimbangkan trlebih dahulu, apa ini sesuai kriteria kita dan ccok dg kita atau tidak? Krn jodoh bkn hal main2, semua hrs dilakukan scr serius, dan pada akhirnya itu smua akan berdampak pd hdup kita ke depannya.Namun, mnrt aku alangkah baiknya klo jdoh itu kita pilih sendiri. Kita yg mngrti keinginan kita dan kita yg brhak mnentukan hidup kita, namun juga jgn mementingkan ego kita sendiri. Dlm arti kmu plih jdoh asal aja tnpa seizin orang tua. Semua itu akan lebih baik apabila disertai oleh restu dr kedua orang tua.Yang penting yang terutama, orang tua hrs mjd prioritas utama dlm hal jodoh, mskipun itu nnti pd akhirnya jg kita sndri yg akan mentukan pilihan. Orang tua itu penting loh! Terima kasih
Jodoh kita yang tentuin tapi restu otu jangan dilupain. Apalagi kalau perempuan ya, Bintang. Ga bisa maen kawin lari. Cape :)
DeleteTwitter : @imahreana
ReplyDeleteLink Share : https://twitter.com/imahreana/status/611516321667244033
Jawaban :
Insyaallah saya milih dijodohin, karna apa? mungkin karna saya orangnya pemalu, gk mudah bergaul sama orang lain apalagi sama yg namanya laki2, duhh gmn yah, sulit di ungkapin sama kata2 lah malunya haha :D
Yah tapi aku paham, bahwa setiap manusia itu diciptakan secara berpasang-pasangan, dan mau tidak mau rasa pemalu itu harus dihilangkan :D
Dijodohkan itu gk selamanya menyeramkan jika melalui proses yg memang semestinya, pada dasarnya pun tujuaannya sama cuman caranya yg berbeda.
Setiap orang memang punya jalan yang unik ketemu jodohnya ya, Khusnul. Yuk buang rasa pemalunya yang berlebihan :).
DeleteTwitter : @_loisninawati
ReplyDeleteLink share : https://mobile.twitter.com/_loisninawati/status/611583288864477184?p=v
Jawaban : yaa, milih sendiri lah jodohnya, tapi tetep harus konsultasi sama mama papa jugaa, kalo udah ada aura aura gak enak, yaa, nggak usah di terusinn :D
Nah itu, kalau naga-naganya ortu ga suka bikin dilema. Mudah-mudahan ga salah pilih ya, Lois.
Deleteakun twitter : @ipinkaramel
ReplyDeleteLink share : https://twitter.com/IpinKaramel/status/611627194813517824
Jawaban :
aku pilih dijodohin, karena udah kenal diri sendiri yang cenderung ceroboh dan ngga punya selera, jadi aku milih untuk dijodohin sama ortu, aku percaya pilihan mereka baik, kalaupun engga, aku juga ngga bisa maksa diri. Dan ngga selamanya pernikahan lewat perjodohan selalu berakhir rumit.
Semoga dijodohin dengan cowok yang baik, dan klik di hati ya, Arfina. :)
DeleteTwitter: @dust_pain
ReplyDeleteLink share: https://twitter.com/dust_pain/status/611664608495964160
Buat yang masih lajang, saya kasih pertanyaan gini, pilih dijodohin atau cari jodoh sendiri?
ehm kata orang tua, jodoh itu pasti dateng kalo sudah waktunya, mau itu lewat cari sendiri atau dijodohin. tapi karena menikah itu pada akhirnya kita yang menjalani, alangkah lebih baik kalo mencoba cari sendiri dulu yang menurut kita cocok sebagai pendamping hidup kita kelak. seseorang yang cocok sama kita dan bikin kita nyaman. nah kalo pada akhirnya gak berhasil dan ada aja halangannya, boleh deh milih dijodohin. siapa tau cocok dan ke depannya langgeng.
Ya jodoh mah tiap orang bakal datang dengan waktunya Asal kita sabar dan ga ngoyo, ya.
DeleteTwitter: @agnesb0702
ReplyDeleteLink share: https://twitter.com/agnesb0702/status/611747558151446528
Jawaban: Karena saya lajang dan masih lama menikah, saya akan memilih 'cari jodoh sendiri' karena saya merasa bahwa setiap orang memiliki hak untuk mencari jodohnya sendiri sebelum dijodohkan. Kalau tidak, untuk apa kita memiliki hak untuk hidup tapi tidak memiliki hak untuk mencari jodoh sendiri?
Hak kita memilih jodoh karena konsekuensi dari penikahan kita yang nanggung ya, Yume :)
DeleteAkun twitter: @Anny_Tears
ReplyDeleteLink share: https://twitter.com/Anny_Tears/status/611809757859459072
Jawaban:
Wah, gimana ya...
Kebetulan suamiku memang mantan pacarku sih, tapi waktu dia ngelamar orangtuaku langsung setuju tanpa meminta persetujuan dariku. Itu namanya dijodohin bukan?
Ceritanya gini, kami pacaran selama dua tahun dua bulan, tapi kemudian putus karena orang ketiga (mantan dia yang selalu ganggu hubungan kami). Dia ga selingkuh, tapi aku putusin karena aku mau lihat ketegasan dia.
Dua bulan kemudian dia ke rumahku buat ngelamar aku (waktu itu aku lagi diluar kota) dan langsung di-iyakan sama orangtuaku, tiga hari setelah itu barulah aku ditelpon orangtuaku disuruh pulang, katanya mau dinikahin. Jelas aku syok. Pacar ajah ga punya malah tiba-tiba mau nikah :3
Sampai di rumah orangtuaku jelasin kalau mantanku itu ngelamar dan mereka, rencananya ijab-kabul dilaksanain sebulan lagi. mau bilang apalagi, yah aku terima ajah.
Eh beneran, sebulan kemudian kami nikah. Yah, jodoh memang ga ada yang tau.
Nah kalau kisahmu ini pasnya sama lagu lama DEWA, Cinta kan Membawamu hehehe.... Iya, jodoh mah emang unik dan ga bisa dirpediksi, ya.
DeleteNama : Nurul Mutiara Sari
ReplyDeleteAkun Twitter : nurul_mutiara1
Link Share : https://mobile.twitter.com/nurul_mutiara1/status/611942748988411904
Jawabannya :
Sebenernya Cari jodoh sendiri atau dijodohin itu takdir , mereka udh ada jalannya sendiri karna mereka udh ada yang ngatur.
tapi klo milih sih pengennya cari jodoh sendiri biar lebih klop ajh. Menurut aku keren ajh bisa ketemu jodoh sendiri, apalagi mengelami situasi bahwa merasa 'Wahhhh kayanya ini jodoh gue' kaya ngerasa punya kontak batin gitu deh hhe.
Tapi kalau misalnya dijodohin yaa terima soalnya gak mungkin kan namanya orang tua ngejerumusin anaknya. Tapi klo misalnya engga klop yaaaa *geleng2kepala*
Untuk saat ini sih klo ngomongin jodoh, Alhamdulillah jodohnya belom ada hhe mungkin Allah masih nyimpen yg terbaik, makanya untuk saat ini kita harus yakin dan memantaskan diri agar kelak kita dapat jodoh yang patas buat di masa depan.
Iya Nurul, kita pantasin diri bair ketemu jodoh yang pantas juga, ya.
DeleteNama : Rany Dwi Tanti
ReplyDeleteTwitter : @Rany_Dwi004
Link share : https://mobile.twitter.com/Rany_Dwi004/status/612004403919368192?p=v
Jawaban : Pilih dijodohkan, karena pilihan orang tua itu selalu tepat. Terlepas apakah kita menyukainya atau tidak. Entah kenapa kalau pilih sendiri dan tidak direstui orang tua, ada sepercik rasa gelisah. Saya termasuk anak yang selalu menerima semua masukan atau pilihan orang tua yang diberikan kepada saya. Pernah suatu ketika saya mangkir, dan hasilnya pun saya salah karena tidak mematuhi ucapan orang tua.
Mungkin awalnya tidak mudah karena itu sebuah perjodohan dimana kedua belah pihak tidak mengenal satu sama lain. Namun menurut saya disitulah tantangan yang harus kita hadapi. Berusaha mengenal satu sama lain. Lagipula rasa cinta itu bisa dibentuk dan tumbuh seiring berjalannya waktu kan? Witing tresno jalaran soko kulino, jatuh cinta itu datang karena terbiasa. Kalau kita terbiasa dengan kehadirannya, saya cukup yakin benih-benih cinta itu akan muncul dengan sendirinya. Mungkin presepsi orang tentang hal ini pun berbeda, namun saya akan menjalani semuanya dengan sebaik mungkin. Biarkan masa depan yang mengejutkannya.
Ortu emang ga punya niat bikin susah anak ya, Rany. Semoga kejutan terindah yang selalu hadir dalam kehidupan kita setelah menikah, ya.
DeleteNama : Ayuni Adesty
ReplyDeleteAkun twitter : @ayuniadesty
Link Share : https://twitter.com/ayuniadesty/status/612101632596140032
Kalau disuruh memilih aku akan cari jodoh sendiri. Karena pernikahan itu kelak kita yang menjalani. Dan alhamdulillah orang tua memberi kebebasan itu. Tapi meskipun cari jodoh sendiri, pastinya harus dapat restu dari ortu, terutama ibu.
Tapi kalau ada teman atau orang tua yang mau jodohin, juga aku nggak akan menolak. *Lho
Maksudnya, cuma untuk sekedar kenal atau berteman kan nggak papa. Sukur bisa sreg di hati dan akhirnya menikah. Jadi sebenarnya saya orangnya fleksibel sih. #saya mah gitu
Kenal boleh tapi kalau ga sreg jangan pundung ya, Ayuni. Sip, ortumu asik ga maksain :)
DeleteTwitter: @AntikaAnis
ReplyDeleteLink share: https://twitter.com/status/612121325394526208?=02
Jawaban:
Aku lebih milih cari jodoh sendiri. Karena buatku, mengenal siapa jodoh kita sebelum menikah itu sangatlah penting. Paling tidak harus ada masa pacaran dulu minimal setahun sebelum menikah. Aku yakin apa yang menjadi pilihan orangtua untuk anaknya adalah yang terbaik. Hanya saja, alangkah baiknya kalau kita menemukan jodoh sendiri. Selain itu, egoku seperti nggak rela kalau dijodohkan. Karena kesannya seperti kita nggak laku atau nggak bisa nemuin jodoh sensiri sampai-sampai harus dijodohin. Itu saja, sih, alasanya.
Ehm, keselek sama istilah kesan enggak laku. Duh, orang tuh ya suka gemes liat yang lajang, bawaannya pengen ngejodoin aja.
DeleteHaha... Betul banget Mbak. Mana dibilang sok pilih-pilih lagi. Namanya kan cari jodoh yak. Harua dipilih yang bener, kan? Masa pilih calon suami asal comot aja.
DeleteIya biarian aja deh, kan yang jalanin kita.Orang lain ah bagian menilai. :)
DeleteAkun Twitter: @nisawidik
ReplyDeleteLink Share: http://m.writelonger.com/status/612756799905746944/tr
Jawaban: Kalau aku lebih memilih untuk mencari jodoh sendiri. Alasannya karena dengan memilih jodoh yang kita kehendaki kita lebih bertanggungjawab pada pilihan kita. Kita jadi tidak punya alasan untuk melimpahkan kesalah pada orang lain terutama orangtua yang sudah menjodohkan kita jika terjadi apa-apa dengan orang yang dijodohkan ke kita. Meski demikian, meski inginnya cari jodoh sendiri dalam artian pilihan sendiri, aku tentu saja tetap meminta pertimbangan orangtua. Orangtua adalah penasehat terbaik dalam hidup kita. Orangtua tidak akan menyesatkan anaknya. Jadi ya tetap mendengarkan nasehat orangtua. Jika memang menurut orangtua si dia belum baik untuk aku ya cari yang lain. Intinya kan tetap 'memilih sendiri jodohku'. Yang pasti masih dalam pengawasan orangtua. Orangtua lebih berpengalaman. Sekian.
Iya, makanya jangan asal pilih jodoh, ya. Lah kalau udah nyesel mau nyalahin siapa? Kan waktu ga bisa diputar.
DeleteTwitter : @yutakaNoYuki
ReplyDeleteLink Share : https://twitter.com/yutakaNoYuki/status/612810293723295744
Jawaban :
Untuk mencari jodoh aku lebih memilih untuk mencarinya sendiri. Kenapa ? Karena yang tau bagaimana kriteria pasangan yang aku inginkan ya diriku sendiri. Bukannya tidak percaya dengan pilihan orang tua, tapi aku lebih nyaman untuk mencari jodohku dari orang-orang yang sudah aku kenal disekelilingku. Toh yang menjalani pernikahannya kan aku sendiri juga. Kalau sudah ketemu calon yang menurutku pas,nah, baru aku perkenalkan kepada orang tua dan meminta pendapat mereka. Insyaallah pilihanku akan diterima oleh orang tua karena walaupun aku memilih pasangan sendiri namun aku menyesuaikan juga dengan rule yang orang tuaku sudah tetapkan. Jadi orang tuaku mendapat menantu idaman dan aku pun mendapat pasangan pilihanku sendiri :)
Nentuin calon suami dengan tidak mengabaikan rule orang tua. That's wise choice Veny :) Semoga ketemuu jodoh yang klik di hatimu sama ortu ya.
Deleteakun twitter :Jm_nim
ReplyDeleteLink share : https://twitter.com/Jm_nim/status/612865958881800192
Jawaban : mencari jodoh sendiri
Bagiku dijodohkan itu seperti hinaan yg diberikan kepada orang-orang yang tidak bisa mencari pasangan hidup. Pernikahan itu untuk selamanya, memilih jodoh tidak bisa dipaksakan seperti saat memilih mau makan bakso atau mie ayam. maka dari itu saya memilih memilih jodoh sendiri
Ah sedih kalau merasa seperti terhina begitu, Wulida. Semoga ketemu jodoh yang pas di hati, ya.
Delete@ishavanisa
ReplyDeletehttps://twitter.com/Ishavanisa/status/612935370326454272
kalo Isha mah ya gimana dapet jodohnya aja, mau cari sendiri, mau di jodohin juga gapapa.. kalo udah jodoh tiap orang bakal nemu caranya masing-masing.. mau di paksa2 cari sendiri eh jodohnya ternyata orang yang dijodohkan sm kita atau di jodohin tp jodohnya ternyata yang lain.. yang penting klop dihati,klop di pikiran juga.. mudah2an kita semua dapet jodoh yang baik :)
Heeh, tiapo orang punya cara sendiri-sendiri ketemu jodohnya, ya. Bener tuh, klop dulu di hati dan pikiran. Semoga ketemu jodoh yang baik, ya :).
Delete@mentariizzati_
ReplyDeletehttps://twitter.com/mentariizzati_/status/613241472192679936
Pilih dijodohin atau cari jodoh sendiri? Apa alasannya?
Kalau saya sih pastinya cari jodoh sendiri. tetapi ingat jodoh itu sudah ada yang ngatur. dan kalau misalkan saya ditakdirkan untuk dijodohkan, saya akan minta petunjuk terlebih dahulu kepada Allah dengan cara sholat sunnah istighoroh dan jika memang itu yang terbaik, saya akan terima perjodohan itu. :)
Ya, Allah emang udah ngatur siapa jodoh kita. Semoga yang terbaik yang jadi jodoh kita, ya.
Deleteakun twitter : @Ken2NF
ReplyDeleteLink share : https://mobile.twitter.com/Ken2NF/status/613089775306682368?p=v
Jawaban : Aku pilih dijodohin, horeyy, wkwk. Umurku masih muda emang, tahun ini 16, masih labil2nya ehehe, tapi aku maunya dijodohin, sayangnya orang tua aku bukan tipe orang tua kolot yang main jodoh2an, mereka ngebebasin anaknya buat milih sendiri masa depan mereka ya meski tetep kasih masukan. Tapi gak tau kenapa aku maunya dijodohin ehehe, ya selain orang tua tau yang terbaik buat anaknya seenggaknya aku juga juga bisa berbakti sedikit, aku gak tau udah buat orang tuaku senang dan bangga atau belum siapa tau lewat perjodohan orang tuaku jadi senang anaknya gak nolak permintaan mereka. Tinggal liat kedepannya nanti, doain yang terbaik buat jodohku nanti ya kak, ehehehe. Duh panjang, maaf ya, ehehe
Duuh masih unyu Kania. Hihihi... Jalannya masih panjang buat merit, eh tpi bisa juga sih pas kuiah ketemu jodoh. Semoga yang terbaik yang jadi jodohmu, ya :)
DeleteHeheh, aamiin makasih kak, btw aku suka komen2 kakak sampe aku baca2in satu2, ahaha. Semoga sehat dan sukses selalu buat kakak, barakallah :)
Deleteahahaha... makasih.
Deleteakun twitter : @goodenoughoks
ReplyDeleteLink share : https://twitter.com/goodenoughoks/status/613601053427130368
Jawaban :
Cari jodoh sendiri, karena kita akan bertanggung jawab atas apa yang menjadi pilihan kita nantinya, kalau dijodohkan, kalau di masa depan terjadi apa-apa takutnya nanti malah saling menyalahkan, wong dapat jodoh sendiri saja masih ada kata-kata "apa yang aku/mama/papa/tante/om bilang dulu..."
Ada teman bilang "aku sudah mengenal dan jalan dengan dia selama 5 tahun lebih, tapi setelah menikah ternyata masih banyak yang belum aku tahu tentang dia"
Aku tidak bisa membayangkan apabila dijodohkan, dan masa perjodohan sangat singkat, apa yang akan mereka katakan? Syukur-syukur kalau yang dijodohkan benar-benar orang yang tepat seperti Rizal, kalau enggak, gimana coba? Rasanya aku tidak cocok kalau dijodohkan :)
Kalau dikenalkan okeee... Kalau dijodohkan... masih akan berpikir beribu-ribu kali lipat lagi :)
Nah jangan sampai saling nyalahin kalau udah ada masalah, ya. Enggak banget! Apalagi kalau kita disalahin makin sedih tuh.
DeleteTwit: @AltGST
ReplyDeleteLink share: https://twitter.com/AltGST/status/613611936526176256
tentu aku akan memilih mencari jodoh sendiri. kalau aku mencari jodoh sendiri aku bisa seleluasa mungkin memilih memilah pria yang seseuai dengan idamanku tanpa harus protes atau tidak setuju akibat jodoh yang dipilhkan. Intinya selama aku masih sanggup mencari jodoh sendiri aku akan mencarinya hingga sampai ke negeri china sekalipun. Tapi kalau aku tidak sanggup mencari jodoh sendiri dengan alasan satu hal dan yang lainnya yang tidak belum aku ketahui kedepannya, insya Allah aku akan ikhlas dan menerima jodoh yang dipilihkan untuk ku. Mungkin memang seperti itulah cara Allah memberiku jodoh. Aku yakin Allah telah menetapkan yang terbaik untuk ku. Bismilah..
Kalau nyari ke Cina bisa ketemu Zong Wen, alias Morgan Smash itu hehehe...
Delete@rinicipta
ReplyDeletehttps://twitter.com/RiniCipta/status/613656015322505216
Aku tipikal cewek yg introvert dan nggak mudah nyaman sama situasibaru. Berhubung akutinggal dikosan cewek dan kuliahdi tempat yg semuanya cewek, jadi kemungkinan populasi cowok yg ku kenal dan bisa dijadikan gebetan sangat terbatas. Itu bisa jadi kendala menemukan tambatan hati *halah* Aku milih opsi pertama deh, yg dijodohkan oleh teman/keluarga/orgterdekatku. Dijodohkan ini bisa berarti dikenalkan ya, bukan berarti tiba-tiba jadi pacar hahaa..
Minta dijodohinnya itupun harus terselubung, pakai kode gitulah biar nggak ketahuan jonesnya. Kalau sekiranya udah ketemu jg harus dicermati bener2
akun twitter : @nurul_rizqa
ReplyDeleteLink share : https://mobile.twitter.com/nurul_rizqa/status/613713630794661889
Jawaban : aku lebih memilih untuk mencari jodoh sendiri :-)
Bagaimanapun jg ini adl masa depanku dan akulah yg hrus brtggung jwb pda masa depanku. Aku ingin membuat pilihan yg sesuai dgn hatiku dan restu ortu. Walau aku memilih jdohku sndri tetap sja aku perlu restu ortu agar semuanya lncr.
Aku ingin menjalani kehidupan rumah tangga yg sesuai pilihan hatiku, bukan keterpaksaan. Krn aku pribadilah yg mnjalani dan brtanggung jwb pada hidupku ^^
Tentukan jodoh dan ortu yang kasih restu. Itu maunya kita semua ya, Riezqha. Semoga ketemu jodoh yang sesuai dengan pilihan hati.
DeleteTwitter: @murniaya
ReplyDeleteLink share: https://twitter.com/murniaya/status/613711367636303873
Jawaban:
Untuk yang masih lajang kayak aku ini, itu merupakan pertanyaan yang agak sulit sebenarnya. Haha. Tapi, untuk aku sendiri, aku tidak mau pilih salah satu. Nggak apa-apa kan nggak pilih salah satu? Nggak ada paksaan harus pilih satu sih dari tulisan di atas. :p
Jodoh itu kan rahasia ilahi. Aku tidak tahu jodoh itu akan datang dari jalur mana. Jadi aku akan tetap membuka dua gerbang (dijodohin dan cari sendiri) demi menjemput si jodoh itu. Nggak mau keukeuh dengan salah satu karena siapa tahu ternyata Allah ngasihnya dari jalur yang satunya.
By the way, aku mau cerita dikit boleh kan ya? ;)
Aku cari jodoh sendiri pernah, dijodohin juga sudah pernah. Pas nemu pilihan sendiri, ternyata yang datang itu bukanlah orang baru. Ia pernah mampir di masa laluku. Berhubung aku bukanlah cewek yang pandai bergaul dan punya banyak relasi lelaki, jadi aku masih lebih mempercayai mereka yang memang sudah kukenal dari dulu. Aku tahu ia bukan lelaki yang cocok disebut lelaki alim. Tapi saat itu masih kuberi kesempatan baginya untuk jadi lebih baik. Apalagi dari awal (yang rupanya hanya bualan) ia bilang sudah niat serius. Sayangnya dia menyiakan kesempatan dan kepercayaan itu. Oke, annyeong goodbye adios.
Akibat putus asa setelah lelaki pilihanku itu menyiakan kepercayaanku dan aku sering jadi kambing congek di acara orang lain, aku sempat cerita ke mama dan tanteku kalau aku muak jadi kambing congek mulu. Eh, rupanya mereka malah menawarkan seorang lelaki karena mereka menginterpretasikan keluhanku itu sebagai permintaan minta dicariin jodoh. X)))
Awalnya aku nolak. Aku tahu siapa dia dan aku tidak punya ketertarikan terhadapnya meski mama dan tanteku tetap 'menjual' si lelaki itu dengan endors ini itu. Kerjaan tetap lah, PNS lah, gaji besar lah, mapan lah, orangnya serius lah, sudah dianggap kayak anak sendiri lah, nurut lah, baik lah, blablabla. Tapi tetep pokoknya aku ngerasa udah nggak sreg aja dari awal. Kata mamaku, si tante sudah wanti-wanti lelaki itu supaya ini itu (nyuruh deketin aku) dan lelaki itu nurut banget selau bilang, "iya bu, iya bu, iya bu."
Butuh waktu untuk mencerna hingga akhirnya aku mau membuka hati dan memulai pendekatan dengan lelaki itu. Kupikir ya tak apalah dicoba dulu. Tapi, entah apa yang salah dari diriku, ternyata niatku untuk membuka hati malah tidak direspon olehnya. Aku heran dong, jadi aku tanya ke seorang kenalan yang bisa cenayang. Aku tunjukin foto si lelaki itu untuk dicenayang seperti apa orangnya, ternyata lelaki itu diam-diam menghanyutkan. Gebetannya ada di mana-mana. OMG!
Sejak itu saya hentikan niat untuk tetap melanjutkan misi pendekatan. Untungnya mama juga dengar penjelasan dari kenalan yang bisa cenayang itu. Huft, setidaknya untuk besok-besok aku tidak akan mendengar desakan dari mama supaya saya mau sama lelaki itu lagi. Hih!
Sorry kalau jadi curcol, tapi memalui cerita ini akan lebih membuktikan kalau sebenarnya dijodohkan pun tidak selalu si calon itu sudah baik dan benar. Sedangkan melalui pilihan sendiri pun tidak selalu semuanya akan sesuai keinginan.
Jadi, filter jodoh itu sebenarnya bukan dari gerbang mana yang aku pilih (dijodohin atau cari sendiri), melainkan filter itu adalah diriku sendiri. Aku tidak mau menutup pintu yang kemungkinan dari sanalah Allah menghadirkan dan menghadiahkan apa yang baik untukku. Bagiku, jodoh adalah rejeki (dapat teman hidup) dan aku nggak mau menutup salah satu pintu datangnya rejeki itu. Akulah yang harus pandai mencari, menemukan, dan menilai mana yang baik dan pantas untukku juga untuk keluargaku. Oleh karena itu, aku ingin berubah menjadi orang yang lebih terbuka, ingin lebih pandai bergaul dan memperbanyak relasi supaya nggak stuck sama orang yang itu-itu aja dan akhirnya jadi mudah menemukan jodohku. :)
Thanks sudah sharing ya, Aya. Duh tuh cowok malah buka cabang di mana-mana. Semoga ktemu soulmate yang baik hati, klik di hati dan bukan cowok yang ngasih harapan ke banyak perempuan, ya.
DeleteHalo semuanya. Thanks buat yang sudah berpartisipasi, ya. Pemenang give away di blog ini adalah Sintamilia. Bagi yang belum menang jangan berkecil hati. Ikutan jawab pertanyaanya di blog Eva Sri Rahayu, di tamanbermaindropdeadfred.wordpress.con
Delete