Review dan Blogtour Novel Precious Lady

Punya tampang cantik, smart,  karir  cemerlang  dan punya keluarga   yang tajir? Hmmmm, drama queen banget,  ya.  To good to be true.  Kalau ada   juga cuma sekian persen  orang yang ada di posisi  ini.  Kita mah  cukup ngayal aja, kali, ya   *lalu ditimpuk kayak  video klip lamanya Oppie Andaresta*

Tapi percayalah, rumput tetangga  selalu  lebih hijau itu  juga  cuma  ilusi. Kadang kita envy sama  yang orang lain miliki  padahal bisa jadi ada yang diam-diam  envy, sirik, jealous  atau apalah  dengan posisi  atau apa yang kita dapatkan  tanpa  mau tahu apa yang kita alami atau harus  segimana berdarah-darahnya  mendapatkan itu semua. Jadi  ini resensi buku apa curcol? *grin* Ya resensi buku, lah. Stay dulu, ya.   Jangan kabur,  karena  ga ada  yang mau lewat.

Judul Novel : Precious Lady
Penulis :  Acariba
Editor :  Afrianty Pardede
Penerbit : Elex Media Komputindo – 2015
Genre : Komedi Romantis
Target Pembaca : Dewasa
ISBN : 9786020264004
Jumlah Halaman :  309 +  vi
 Seperti  yang sudah saya bilang sebelumnya,  mereka  yang punya  sesuatu  yang ukurannya  dunia  banget  belum tentu  nyaman dengan yang dimilikinya. Contohnya tokoh Diva Maharani  yang   punya segalanya.  Dokter  cantik  yang punya kemampuan bela diri,  datang dari keluarga  kaya.  Bukan cuma gaji  yang didapatkan dari  profesinya sebagai dokter  tapi juga  keuntungan dari perusahaan milik orang tuanya yang  mengelola sebuah perusahaan keluarga di Malang.

Kurang apa lagi, coba?
Diva kurang  cinta dan pengendalian diri.  
Di usianya yang ke-25 tahun, Papanya Diva selalu mencuri-curi kesempatan saat Mamanya pelesiran untuk menjodohkan Diva demi menyisihkan Endo, sepupu  juga suami dari  Rima, sahabatnya   dari jabatan utama di  perusahaan Wijaya Grup. Ini  yang  bikin Diva jengah. Semua usaha  Papanya ditolak. 

Itu semua karena  ada ‘siluman Gorila’ yang bersemayam di balik tubuhnya.  Diva  ga bisa menahan diri saat  ada lawan jenis  yang kurang ajar  terhadap dirinya,  orang lain atau sesama perempuan seperti Tiara, teman SMAnya  yang dulu membuly  Rima  gara-gara rebutan cowok.

Sampai satu waktu, Diva  dibuat  galau saat  Papanya menjodohkan Diva dengan  Bima. Diva jatuh cinta meski ternyata Bima adalah seorang  duda  keren berusia  kepala 3  yang punya anak usia  17 tahun!   Parahnya lagi, putra dari  Bima, Ino  juga  naksir  Diva ditambah lagi mantan  istrinya Bima muncul lagi, membuat  Ino senang  Mamanya  kembali.  Sementara Bima keukeuh bilang sudah tidak cinta lagi dengan Paras.

Segorila-gorilanya  Diva (eeeh), naluri keibuannya muncul  dan tidak ingin mengusik  kebahagiaan keluarga  yang dilihatnya dari dekat. Meski cinta mati dengan Bima ,  pusing dengan kejaran Ino yang  ganjen menggoda, dan berubahnya  sikap Papa, membuat  Diva memutuskan pergi menjauh dan menghilang. Padahal rencana pernikahan  sudah disiapkan semua. Nah, lho.  Gimana coba? Jadi nyerah aja?Atau  cari win-win solution?

Novel ini dikemas  dengan  bumbu  kocak meski barbar  dan  nakal,  membuat  Diva si  Tarzan  Venus alias Xena  yang cengeng sukses jadi image wanita  yang jauh dari kesan lembut dan anggun.  Simak juga dialog gokil antara Diva dan Meta sahabat juga partner  in crime sebagai kolektor foto  pria ganteng, dan pastinya Bima dan Ino dua pria yang  bikin hati Diva  jungkir balik. Yang tidak kalah menarik  disimak adalah  hubungan Diva dengan  Papanya. Akrab banget meski terkesan kurang ajar dan kurang sopan karena suka membangkang dan seenaknya  menjawab.  Jauh banget dari kesan orang Indonesia  yang timur banget, menjaga sopan santun dengan yang lebih tua.  Tapi itu menariknya, ekspresi cinta dan sayang  yang unik antara Diva dan  kedua orang tuanya jadi fenomena  menarik kalau beneran ada. Eh,  ada ga, sih?

But no body perfect. Di tengah keanehan Diva  yang jauh dari kesan  seorang wanita yang seharusnya, Diva punya pesona  tersendiri yang bisa bikin pria mati-matian mengejar  dan memperjuangkannya dan cuma Meta,  yang paling pengertian, paling tahu dan memahami posisinya. 

Iya, meski Meta juga punya sisi lain sebagai seorang  bidan genit yang rakus  dan  otaknya harus siap disapu setiap saat. Dari Meta lah Diva banyak merenung dan  tidak malu menangis saat diluar sana  orang-orang  akan menempelkan tulisan besar-besar di jedat Diva, Awas Siluman Gorila!

 Ow, ternyata seorang gorila eh Diva Maharani  bisa segitu berharganya, ya. Emang  seistimewa apa sih, Diva?  Nah, tertarik  baca novel  ini? Mau dong dikasih gratisannya? Jawab dulu pertanyaannya, ya.

Pernah ga berandai-andai atau punya  khayalan   kalau   bisa jadi orang lain, mau jadi seperti  apa? (misalnya berandai-andai jadi seorang public  figure atau teman/saudara) Atau envy sama yang orang lain miliki (sebutin apa yang bikin envy) tapi kemudian bikin kita  mikir, errrr.... kayaknya enggak deh. I  choose to be  myself. Mendingan jadi diri sendiri aja.  Karena saya  punya ini, punya itu  yang si  ini, si itu  ga punya. Ngerti kan maksudnya?

Nah, ceritakan  jawabannya di komentar  blog  ini dan ikuti aturan mainnya berikut ini.
  1.  Sebutkan  Nama, akun twitter atau akun FB dan tuliskan link share  di FB atau twitter.
  2. Follow akun twitter @efi_thea,  @elexmedia dan @ReTuRike. Boleh follow  blog  ini .  Share link    blog ini di akun twitter  dengan hashtag  #PreciousLadyBlogTour dengan mention @efi_thea, @elexmedia dan @ReTuRike.  
  3. Gimana kalau ga punya akun twitter?  Silahkan Share di FB dengan hashtag  yang sama #PreciousLadyBlogtour, dan like  halaman Update Blognya Efi.
  4. Blogtour ini  akan berlangsung dari tanggal  26 Juli sampai  tanggal 1 Agustus  2015. Jawaban terbaik akan mendapatkan satu eksemplar  buku Precious Lady dan akan diumumkan di blog  ini  dan di akun twitter @efi_thea tanggal  2 Agustus  2015.
  5. Ga ada inboxkan  atau japri  peserta blogtour/give away dengan saya yang punya blog ini buat menentukan pemenangnya, ya.  :D

Post a Comment

34 Comments

  1. Pernah ga berandai-andai atau punya khayalan kalau bisa jadi orang lain, mau jadi seperti apa?

    ~ Pasti pernah dong. Sering banget malah, pengen jadi penulis terkenal kaya Andrea Hirata yang bisa keliling dunia dengan tulisannya, pengen kaya Miss Universe yang dikenal dan disegani oleh seluruh belahan dunia, pengen kaya Pak Jokowi yang jadi presiden dan dihormati warganya dan masih banyak lagi keinginan untuk seseorang yang *jelas* sukses daripada diriku yang sekarang.

    Tapi berhubung itu semua sepertinya terlalu muluk dan aku juga nggak mau berandai-andai terlalu tinggi karena jika kita terjatuh pasti akan sakit nantinya *apalah ini*, aku berandai-andai ingin jadi sosok seorang Fiananda (Temen SMA kelas X-5).

    Kenapa?
    Bukannya aku envy atau sejenisnya yah, aku cuman ingin mencicipi kehidupanku seperti dia, anggun, pintar, cekatan, dan banyak disegani oleh teman-teman, nggak seperti aku yang sedikit begajulan gini :D

    Aishh! Dia cantik. Bukan hanya cantik fisik tetapi juga hatinya. Pantas saja dia jadi incaran seantreo cowok disekolah. Kehidupannya mapan, dikelilingi orang-orang yang sayang kepada dia, dan juga selelu mendapatkan perhatian lebih dari semua orang.

    Andai saja aku jadi dia, hmm pasti menyenangkan yahh. Bisa bayangin kan betapa sempurna kehidupannya, betapa sempurna nya dia. Tapi meskipun begitu aku masih tetap memilih menjadi diriku sendiri. Menjadi diriku yang biasa dan apa adanya.

    Aku cukup bersyukur, meskipun tak terlahir di keluarga terkaya, terhormat dan berpangkat. Aku tetap bangga menjadi diriku sendiri dengan kasih sayang lebih dari kedua orangtua ku, mempunyai si gendut sebagai calon imamku *cie* :D dan juga mempunyai sahabat-sahabat terbaikku.

    Hidupku jadi terasa sempurna dengan adanya kalian semua ({})


    Love you all :*

    ReplyDelete
    Replies
    1. This comment has been removed by the author.

      Delete
    2. Cantik fisik dan cantik hati, asik ya jadi dia. Tapi bisa jadi yang kita anggap sempurna hanya karena penilaian sesaat aja, ya. Nah, tuh si gendut aja ga milih dia. Berarti Siti spesial dong :D

      Delete
  2. Kalau ditanya pernah atau tidak berandai-andai menjadi orang lain, jawabannya: nggak pernah.
    Okay, people might think ini jawaban yang (sok) naif banget, haha. Tapi ember loh, saya emang nggak pernah dan nggak mau berandai-andai jadi orang lain karena menurut saya kalau saya mengandaikan sesuatu itu malah membuat saya jadi minder, and of course nggak bersyukur. Tapi minder saya kejadiannya malah bukan dari berandai-andai, melainkan karena envy sama orang yang... punya hidung mancung (banget). Bahkan bisa dibilang malah jadi obsesi. Pfffttt.

    Dulu sempat terobsesi ingin punya hidung mancung. Semancung apa ya? Yah, katakanlah semancung paruh burung betet kayak Shaheer Syeikh yang keturunan Pakistan-India atau mancung lancip seperti pemeran Putri Hurrem yang asli dari Timur Tengah.

    Punya hidung yang cuma segini ukurannya sering disebut pesek dari para tetangga. Padahal menurutku yang penting aku masih punya hidung, batangnya masih kelihatan kok. Pasalnya saudara-saudaraku yang di atasku itu pada mancung banget ngikutin hidung si papa. Jadi rasanya ini kayak nggak adil dan lama-lama malah bikin jengkel. Dulu tiap aku ngaca, aku suka mikir sendiri, apa sih yang salah dengan hidungku? Menurutku masih dalam ukuran yang sewajarnya. Tapi, malah sejak kecil dulu mereka memanggilku dengan sebutan "si pesek". Ngedoain supaya aku jadi pesek gitu? Sakitnya tuh di sini... *tunjuk hidung, pencet ke atas*

    When I tried to encourage myself dengan bilang, "aku mancung kok, mancung nih!" Selalu dibantah dengan, "iya, mancungnya rada ke dalem." Malah kakakku nyeletuk, "makanya kalo ngupil tuh pake kelingking aja, jangan pake jempol!" Eh, siapa juga yang ngupil pake jempol? Tambah dongkol aja kan jadinya diledekin mulu. -_-

    Sejak itu aku jadi suka ngerasa ringam--semacam risih atau sebel gitu, entahlah bingung bedainnya--kalo ngelihat ada temenku yang punya hidung mancung lebih daripada aku. Kalau lagi nggak ada kerjaan, di sekolah dan di rumah, aku suka tarik-tarik sendiri hidungku. Pernah juga nyobain dijepit pake jepitan jemuran, sampai warna hidungku memerah kayak orang kena flu dari kutub utara. Tapi yah nggak ada hasil, hidungku masih segini aja. Udah gennya kalik ya.

    Saat kepikiran soal gen, aku sadar aku nggak boleh terobsesi dengan hidung mancung begini untuk diriku sendiri. Sama aja aku nyalahin seseorang yang nurunin gen ini dong. Aku takutnya malah jadi nggak mensyukuri apa yang sudah Tuhan beri dan ciptakan untukku. Lagipula dengan menyadari kalo ini gen, aku jadi nggak merasa pesek sendiri dong. :p

    Kalo sekarang sih obsesi hidung mancung itu sudah memudar menjadi kekaguman dengan orang-orang berhidung mancung. Kalo ketemu yang mancung, aku bergumam di dalam hati, "beruntungnya orang ini punya hidung bagus begitu" tapi aku juga tak lupa bersyukur atas diriku sendiri. Aku (yakin) punya kelebihan lain meski bukan di hidung. Well, aku nggak bisa sebutkan apa kekurangan di orang dan kelebihan di aku karena nggak mau kesannya jadi kayak menjatuhkan orang lain dan menyombong diri sendiri, hehe. Trus kalau lihat cowok mancung itu aku bawaannya jadi gemes deh, jadi pengin nyubit dan gigit hidungnya! #eh ._.

    *

    Nama: Aya Murning
    Twitter: @murniaya
    Link share: https://twitter.com/murniaya/status/625370535631785984

    ReplyDelete
    Replies
    1. Duuuh Aya, idungnya ga sampai lecet-lecet kan dipencetin jepitan jemuran? :D

      Delete
  3. Nama : Lois Ninawati
    Twitter : @_loisninawati
    Link share : https://mobile.twitter.com/_loisninawati/status/625436950065852416?p=v

    Pernah dong! Berandai-andai menjadi seorang lain. Aku pernah berandai-andai menjadi seperti bestfriendku. Namanya Pandan. Soalnya, dia itu, pinter main keyboard&gitar, punya kakak cowok, terus, kalo ke sekolah, kadang-kadang naik sepeda. Nggak masuk akal kan? Terus, aku mikir" lagi. Kayaknya, enggak pengen jadi dia. Aku bersyukur soalnya, meskipun, aku nggak bisa main keyboard/gitar, aku yakin, aku bisa main yang lain, yang dia nggak bisa :D terus, aku bersyukur, meskipun, aku nggak punya kakak cowok, aku dikaruniai 2 adik cewek, itu sdh berharga bangett. Dan, kalau aku ke sekolah, , mesti naik angkot. Tapi, nggak apa-apa. Aku mikir, itu membuatku jadi lebih mandiri. :D itu dia jawabannya!

    ReplyDelete
    Replies
    1. Naik angkot kadang suka ada pengalaman atau renungannya lho. Mengamati penumpang atau bisa baca buku, nelpon buka sosmed dan ngemil, Hehehe. Coba kalau bawa motor, susah, kan, ya?

      Delete
  4. Rini Cipta Rahayu
    @rinicipta
    Lihat Tweet @RiniCipta: https://twitter.com/RiniCipta/status/625845175059742721

    Dari dulu, bokap ngefans banget sama Anggun C. Sasmi. Saking sukanya, aku juga diberi nama tengah yg sama dengan Anggun yaitu Cipta. Dengan harapan, aku juga bisa seperti beliau nantinya.
    Dari kecil aku udah tau lagu-lagunya dan bokap juga sering cerita, kalau Anggun sukses jadi penyanyi di usia belia. Dia bahkan berhasil menembus industri musik luar negeri. Dia berani mengambil keputusan meninggalkan Indonesia untuk berkarir. Hal itu buat aku terobsesi banget bisa seperti Anggun.
    Suaranya yg khas dan berkarakter, prestasinya bidang musik, sosoknya yg cantik dan anggun seperti namanya, rambutnya yg lurus terawat! Sempurna banget deh.
    Tapi kalau dipikir, aku ya nggak mungkin juga bisa mengikuti Anggun. Dan copy paste semua yg dimiliki Anggun larena kita memang pribafi yg berbeda. Secara dari segi suara, bisa dibilang kalah jauh. Impian kami juga berbeda, dia menyukai dunia musik dan aku suka dunia literasi. Yah, walaupun emang maniak juga sama mendengarkan musik dan karaokean. I just try to be me, real me. Aku dg segala plus minus yg diberikan oleh Tuhan.
    Anggun akan menjadi idolaku, inspirasiku dalam mengejar semua mimpi. Sosoknya yg pantang menyerah dan terus berusaha menghidupkan mimpinya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sukses ya Rini buat cita-cita jadi penulisnya. Keep on writing

      Delete
  5. Nama : Naning Pratiwi
    Twitter : @chelseas_lovers
    Link share : https://twitter.com/chelseas_lovers/status/625922681234325504

    Pernah ga berandai-andai atau punya khayalan kalau bisa jadi orang lain, mau jadi seperti apa?

    Puuernah banget... Manusiawi kan??? Hweheheh..
    Dan khayalanku sampai detik ini adalah,.. Aku pengen jadi seperti Lena Lotzen, Mana Iwabuchi, Dzsenifer Marozsan. Pokoknya seperti mereka bertiga. Eh eh eh... Pasti pada mngernyitkan dahi kan>?? Oke dehhh.. Aku jelaskan detailnya.

    Bagi yang belum pernah dengar, aku beritahu langsung. Mereka adalah pemain sepak bola putri dari Jerman (Lena dan Maro) sama Jepang (Iwabuchi). Aku terlahir dengan "gen" yang sedikit aneh dari yang lain. Aku bukan seperti gadis kebanyakan. Aku sangat terobsesi dengan sepak bola sejak SMP. Jadi, hidupku lebih banyak terjerumus ke fantasiku sendiri. Tapi nggak kesampaian hingga sekarang.
    Well, mungkin untuk sekedar mimpi, tapi terkadang sifat konyolku masih berdiri kokoh hingga sekarang. Aku terlanjur jatuh hati sama sepak bola, sampai-sampai aku betah menjomblo jika ada yang mendekatiku nggak suka sama sepak bola. (Nahh.. Curcol dikit yaa :D)

    Bukan aja dari mereka. Yang bikin iri setengah mati sama para cewek yang bisa main bola, bisa bela timnas,.. Yah,, mungkin ini cuma KHAYALAN. Dan, aku kategorikan masuk ke cita-cita.

    Tapi,,,kalau untuk "envy sama yang orang lain miliki (sebutin apa yang bikin envy) tapi kemudian bikin kita mikir, errrr.... kayaknya enggak deh. I choose to be myself. Mendingan jadi diri sendiri aja. Karena saya punya ini, punya itu yang si ini, si itu ga punya. " ini beda lagi.
    Ada sosok yang membuatku kadang menjadi pribadi yang sangat tidak mensyukuri nikmat Tuhan yang diberikan.
    Aku iri dengan mereka yang berwajah rupawan. Tapi aku tidak. Aku... Aku.. Aku tidak pernah bisa menjadi seperti mereka yang tidak mencintai sepak bola, aku kadang benci kenapa aku bisa menjadi tomboy, aku..
    Aku kadang membenci dengan "kenapa aku terlahir tanpa pernah ada yang menganggapku seperti gadis layaknya?" Hingga akhirnya terbentuk kepribadian jutek, kasar, grusa-grusu khas cowok. Dan, parahnya aku kadang tidak suka berteman dengan siapapun. Aku lebih memilih mengurung diri dengan apapun yang bisa kusenangi. "KRISIS KEPERCAYAAN DIRI".
    Tapi, kadang aku juga berpikir. "kenapa harus malu dengan tomboi? kenapa harus malu nggak cantik? Kenapa harus malu kalau suka bola?"
    Aku bisa berbuat lebih banyak dengan pemberian Tuhan. Cewek tomboy, penggila bola, keren loh.. Meskipun jarang cowok yang melirik (Yang malah sebenernya menjadi berkah karena emang cewek kan nggak boleh terlalu dekat dengan yang bukan muhrim. Heheheh,..) Dan Tuhan memang memberikan yang sesuai dengan kita. (Berhubung aku tidak terlalu menyukai sosialisasi dengan cowok. Jadi, Nggak masalah kan?). Itu malah membuat hidup lebih nyaman kan?
    Well, I choose to be myself. Itu lebih baik. Karena tidak selamanya hidup yang kita impikan, itu mudah,. Mereka cantik, tapi pernah dengar kan, "Beauty is pain."
    Kita nggak tau apa yang terjadi dengan mereka,. Think again!
    Oke, dan lebih baiknya jangan terlalu iri sama kehidupan orang lain. Jalani kehidupan kita, dan kucinya selalu syukuri yang ada!1

    ReplyDelete
    Replies
    1. Waaaah Naning, aku juga suka bola. Meski ga terlalu ngikutin kayak dulu. :) Iya, kalau terlalu deket sama cowok terus bablas kan serem yaaaa

      Delete
  6. Nama: Muhammad Arsyad Yahya
    Twitter: @arsyad_yahya
    Link Tweet: https://twitter.com/arsyad_yahya/status/626012681921761280

    Saya pernah berandai andai punya skill hebat dan terkenal seperti Cristiano Ronaldo. Sudah jago main sepakbola, ganteng, dermawan, punya banyak brand dan aset kekayaan, serta dikenal hampir seantero bumi. Kemana-mana ia akan disorot kamera, dikejar-kejar wanita, tidak terkendala lagi soal uang, dan mau ngapain aja bisa.

    Tapi aku bersyukur dengan aku yang sekrang. Jadi publik figur tidaklah senikmat apa yang diliat. Meskipun banyak yang suka, namun banyak pula yang benci atau haters. Lebih baik jadi orang biasa namun dicintai oleh orang sekeling. Cukup dicintai oleh satu wanita yang setia itu lebih baik. Kekayaan itu akan terasa cukup bila kita tidak boros. Kita akan bebas kemana-mana tanpa harus dikelilingi orang yang dapat mengganggu kegiatan di luar rumah. Saya bisa membantu sesama dan beramal cukup dengan apa yang aku mampu da lebih bebas riya dan diliat orang. Jadi diri sendiri aja. :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ga harus jadi CR7 dulu kalau mau beramal, ya. Mau ganteng atau cantik (lho iya kan? kalau ga ganteng ya cantik) ya beramal mah beramal aja hehehe. Enakan dicintai satu orang, Coba tuh CR7, dicintai banyak wanita, diidamkan pria juga *eh malah rumpi*

      Delete
  7. Nama : Veny
    Twitter : @yutakaNoYuki
    Link share : https://twitter.com/yutakaNoYuki/status/626317997703979008

    Berandai-andai jadi orang lain ? Pernah banget, lebih dari satu kali bahkan. Pokoknya kalau ada orang hebat sedikit aja udah langsung deh mikir "Seandainya aku bisa kayak orang itu .... "
    Pernah sekali dulu saya mikir beruntung banget bisa jadi seorang Marshanda. Masih muda, cantik, karier oke, duit banyak, dan semua terasa mudah aja buat hidupnya. Tapi kemudian setelah ada beberapa berita tentang dia saya jadi mikir ternyata berat juga ya kerjaan jadi public figure. Apa-apa disorot, dijadikan berita, hal yang sepele bisa menimbulkan efek yang besar buat keluarga dan kariernya.
    Meski berkali-kali saya pingin jadi seperti orang lain atau ingin punya sesuatu yang saya gak punya, tapi selalu aja ada yang bisa buat saya sadar bahwa apa yang saya punya ini udah lebih dari cukup, apa yang saya punya ini ya berdasar kemampuan dan tanggung jawab saya. Coba seandainya saya, dengan mental yang lemah ini jadi artis yang punya banyak duit, mungkin bakal kacau hidup saya karena gak bisa mengendalikan dan mempertanggungjawabkannya.
    Saya yakin semua orang akan ada ditempatnya masing-masing, nanti, kalau menurut Tuhan saya sudah mampu memegang tanggung jawab yang lebih pasti saya akan ada ditempat yang dulu pernah saya mimpikan. Tapi untuk sekarang saya harus puas dan bersyukur dengan apa diri saya dan apa yang saya punya terlebih dahulu, Karena saya juga percaya bahwa ada orang diluar sana yang sedang menginginkan untuk bisa menjadi saya dan mempunyai apa yang saya punya ;)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Dulu pas liat Marshanda bisa bikin envy, ya. Tapi sekarang kita bisa berempati dan bersyukur, ternyata kita ga diuji dengan ujian seperti Marshanda yang belum tentu kita kuat kalau jadi dia.

      Delete
  8. nama: yeni lestari
    akun twitter: yeniles_ akun fb: yeni lestari
    link twit: https://twitter.com/Yeniles_/status/626393506957803520

    berandai andai pasti pernah lah, ngeliat orang cantik pengen. ngeliat orang pinter ngomong bahasa inggris, pengen. ngeliat orang tinggi, pengen. ngeliat orang pinter, pengen. semua serba pengen apapun itu, berasa aku orang paling iri sedunia. tapi, kadang karena sering nonton sinetron yg ada hikahnya gitu, aku jadi sadar, bahwa seua orang yang punya kelebihan apapun belum tentu punya kelebihan kaya aku juga. belu tentu dia bahagia dengan apa yang tlh dia capai, sampai saat ini aku tetap bersyukur atas apa yang telah tuhan kasih ke aku. untuk seua obsesiku, keinginanku, aku berusaha untuk tetap mewujudkannya, berusaha untuk terus belajar untuk memenuhi semuanya. biar aku bisa jadi novelis kaya dee lastari, pintar dan berwibawa seperti jokowi, bertanggungjawab seperti bapakku, dan pintar dalam segi apapun terutama dala rumah tangga seperti ibuku. semua orang yang aku lihat pasti selalu buat aku iri tapi aku berusaha untuk meyakinkan diri kalo aku bisa. yap, aku BISA.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yup. Yeni pasti bisa dan menemukan potensi Yeni. Cayoooo :)

      Delete
  9. Nama: Eny M
    Akun Twitter: @ValentineVava9
    Link Share: Lihat Tweet @ValentineVava9: https://twitter.com/ValentineVava9/status/627075303764918272?s=06

    Pernah berandai-andai jadi pak presiden indonesia pak jokowi
    Aku merasa kalo jadi pak jokowi itu enak ya bisa membuat peraturan yang bisa merubah banyak masyarakat jadi lebih baik indonesia jadi lebih maju dan peraturan itu disetujui banyak masyarakat. Bisa lancar bahasa luar negri ketemu presiden luar negri.. haahh pengennn bangett...
    Kemana-mana diikutin dijagain dilindungi. Pak jokowi punya anak mandiri bisa cari duit sendiri...orangtua mana yang gak bangga punya anak seperti itu...
    Duhh nyaris sempurna kan..
    .
    .
    Eh tapiiii enak jadi diri sendiri aja ya bisa 100% bersama orangtua juga keluarga dan sahabat karna gak terlalu sibuk kegiatan ku gak sepadat bapak jokowi, hehe...
    Gak lancar bahasa luar negri? Aku bisa kok pasti bisa karna aku punya semangat dan banyak waktu untuk belajar... hehe
    Semoga hidup ku kedepannya bisa sukses seperti pak jokowi presiden indonesia

    ReplyDelete
    Replies
    1. Jadi presiden belum tentu enak. Mikirin negara, bawahan, rakyat dan ini itu. Me time-nya kapan ya? kayaknya ga banyak kayak kita,ya.

      Delete
  10. Nama : Nadia Puspaningtyas Ashari
    Twitter : @Nadia48nafla
    Link share : https://twitter.com/Nadia48nafla/status/627309370309632000

    Kalau ditanya "pernah nggak berandai-andai jadi siapa atau apa?"
    Pernah sih, tapi itu dulu. Pingin jadi kayak temen aku. Sudah cantik, pinter, orangnya PD, gampang bergaul sm semua orang. Tapi......aku pikir itu percuma, nggak mungkin terjadi sama aku. Lalu aku tahu, setiap orang itu punya kelebihan & kekurangannya masing-masing. Bisa aja aku punya kelebihan yang teman aku tidak punya, begitu pula sebaliknya. Dan kalau dia bisa seperti itu, kenapa aku tidak?

    Mulai saat itu, aku bertekad untuk merubah diri aku menjadi lebih baik. Yang penting adl percaya akan kemampuan diri dan usaha. Boleh sih berandai-andai, tapi jangan terlalu berlebihan deh. Semua sudah diatur sama yang diatas, tinggal bagaimana usaha kita aja. Lebih baik jadi diri sendiri aja...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya,jangan kebanyakan ngelamun trus nagwang-ngawang. Kejedot aja sakit, ya? :D Apalagi kalau kita ga bisa berdamai menerima apa yang kita miliki dan sibuk sirik sama orang lain.

      Delete
  11. Nama: Dian Maya
    Twitter: @dianbookshelf
    Link share: https://twitter.com/dianbookshelf/status/625835396413263872

    Question:
    Pernah ga berandai-andai atau punya khayalan kalau bisa jadi orang lain, mau jadi seperti apa? (misalnya berandai-andai jadi seorang public figure atau teman/saudara) Atau envy sama yang orang lain miliki (sebutin apa yang bikin envy) tapi kemudian bikin kita mikir, errrr.... kayaknya enggak deh. I choose to be myself. Mendingan jadi diri sendiri aja. Karena saya punya ini, punya itu yang si ini, si itu ga punya. Ngerti kan maksudnya?

    Answer:
    Saya anak pertama dari 6 bersaudara. Jadi bayangkan saja, saya punya 5 adik yang harus saya berikan teladan. Bayangkan seumur hidup saya harus jadi contoh yang baik. Sosok kakak yang sempurna mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki. Dan terus terang, itu menjadi tekanan psikologis tersendiri bagi saya. Dari kondisi inilah saya selalu berangan-angan BAGAIMANA RASANYA JADI ANAK BUNGSU!
    Saya bahkan selalu meminta, semoga di kehidupan selanjutnya saya menjadi anak bungsu. Terserah deh mau bersaudara berapapun juga yang penting SAYA MENJADI ANAK BUNGSU.
    Kenapa anak bungsu?
    Aduh, bayangkan baetapa merdekanya hidup anak bungsu itu. Hidup tanpa beban. Hidup tanpa tekanan Hidup semaunya tanpa harus menjadi contoh bagi siapapun. Mau sejelek bagaimana pun juga nilainya di sekolah, yah siapa yang peduli? Toh dia hidup tanpa tuntutan apa-apa. Pada saat kerja nanti pun dia tidak punya kewajiban apa-apa seperti ANAK PERTAMA YANG HARUS MEMBANTU MENGHIDUPI ADEK-ADEKNYA. Aduh, maaph ya ini terkesan curcol. Tapi ya emang curcol sih. Saya memang iri seiri-irinya sama semua anak bungsu di muka bumi. Termasuk sama adek bungsuku sendiri. Ya tapi tetep sih, saya juga sama dia. Apalagi kami sama-sama cewek. Hehehe.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hai Dian. Mungkin nih, mungkiiin adik-adik Dian diam-diam iri sama Dian, lho. yakin deh rejeki mah ga kan ketuker. Pasti dikasih gantinya sama Allah dengan cara yang indah.

      Delete
    2. Aamiin ya rabbalalamin.
      Saya sih suka ngomel-ngomel gini, Kak.
      Tapi entah ya, gimanapun menyebalkannya mereka, tetep aja saya sayang. Terus kalo lagi jauhan, bawaannya kangen mereka terus. Apalagi sama adek bungsuku. Hehehe.

      Delete
  12. Nama : Shiela Hartiningtyas
    Twitter : @ruth_shiela
    Link share : https://twitter.com/ruth_shiela/status/627330278512398337

    Jawaban : Pastinya sebagai manusia, dalam diri kita pernah punya keinginan menjadi orang lain ataupun iri dengan apa yang dimiliki orang lain.
    Bisa jadi kita sudah memiliki banyak hal atau memiliki kehidupan yang sempurna, namun seperti kata pepatah, rumput tetangga selalu terlihat lebih hijau kan?
    Dalam hal ini, aku sering iri dengan rekan-rekan kerjaku. Banyak diantara mereka yang telah menikah dan saat ini telah menimang anak.
    Aku melihat rasanya mereka begitu bahagia.
    Bahkan ada juga diantara teman-temanku tersebut yang akhirnya memutuskan berhenti bekerja dan menjadi ibu rumah tangga sepenuhnya serta total mengasuh anak di rumah.
    Begitu menyenangkannya jika aku bisa seperti mereka juga.
    Pastinya para wanita yang masih single juga merasakan hal yang sama denganku kan ketika melihat temannya menikah dan kemudian memiliki anak yang lucu?^^
    Kalau sudah begitu, rasanya jadi ingin cepat-cepat menikah sekarang juga.>_<
    Namun aku optimis, Tuhan telah menentukan segala sesuatunya untukku.
    Jadi buatku sekarang Let it flow aja. Jalani kehidupan seperti biasa dan tetap berusaha merealisasikan target yang ingin dicapai.
    Targetku dua tahun lagi : Menikah! ^^

    ReplyDelete
    Replies
    1. Jangan-jangan temen-temen Shiela yang udah merit pengen jadi lajang lagi. Tenang aja, jodoh mah ga akan ke mana.

      Delete
  13. Nama : Hary Gimulya
    Twitter : @angels_rutherfo
    Link share : https://twitter.com/angels_rutherfo/status/627346461219426305

    Pernah ga berandai-andai atau punya khayalan, kalau bisa jadi orang lain, mau jadi seperti apa?

    Aku pernah berkhayal menjadi seorang super hero.
    Akan sangat terlihat keren dan bermanfaat sekali jika memiliki kemampuan seperti super hero.
    Contohnya saja jika memiliki kemampuan seperti Superman, aku bisa langsung sampai ke kantor dalam sekejap mata tanpa harus susah-susah terjebak macet di jalan.
    Lalu dengan kekuatan Superman, ga usah cape-cape membersihkan rumah dari debu yang setiap hari selalu datang tiada henti.
    Tinggal sekali tiup, debu-debu langsung kabur.
    Saat memindahkan barang-barang berat, tidak usah bersusah payah.
    Tinggal angkat saja memakai satu tangan. Beres deh.
    Benar-benar kekuatan yang sangat super dan diidam-idamkan semua orang.

    Namun aku berpikir kembali, bahkan seorang super hero pun juga memiliki kelemahan.
    Dalam hal ini, Superman lemah terhadap batu Kripton.
    Jika ada batu Kripton di dekatnya, kekuatannya langsung hilang.
    Kalau sudah begitu, Superman langsung menjadi seperti manusia biasa, bahkan lebih lemah.
    Nah di saat inilah, aku bersyukur bisa menjadi manusia yang biasa-biasa saja.
    Tidak usah takut jika bertemu dengan batu Kripton (kalau ada.hehehe).
    Selain itu tidak usah takut juga untuk menyembunyikan identitas diri seperti yang dilakukan banyak super hero.
    Ga kebayang jika identitas diri sebagai super hero terungkap, berapa banyak orang-orang terdekat kita yang terancam keselamatannya karena diincar oleh banyak penjahat.

    Aku juga memikirkan sebuah quotes yang terus terngiang-ngiang dalam kepalaku hingga sekarang.
    "With great power, comes great responsibility"
    Jika memiliki kekuatan yang besar, tentu memiliki tanggung jawab yang besar juga.
    Sebagai super hero, aku harus melindungi dan menyelamatkan banyak orang.
    Apakah aku sudah siap menanggung sesuatu yang besar seperti itu?
    Mungkin rasanya belum.
    Oleh karena itu, sekarang prinsipku adalah jadilah super hero bagi diriku sendiri dan orang-orang terdekat yang ada di sekitarku.
    Tidak harus lewat suatu perbuatan yang besar. Dengan berusaha untuk selalu membantu dan membahagiakan mereka juga sudah cukup.:)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Rempong ya ketauan keelmahan kita sama orang lain. Ga enak jadi superman. Iyaaa, ga usah nunggu jadi Superman buat nolongin. Malah ga nolong-nolong dong nanti.

      Delete
  14. Nama : Rany Dwi Tanti
    Twitter : @Rany_Dwi004
    Link Share : https://mobile.twitter.com/Rany_Dwi004/status/627421588368003072?p=v

    Pernah. Aku berandai-andai jika bisa seperti Peter Pan. Yup, Peter, tokoh fiksi yang diciptakan oleh J.M Barrie dalam kisah Peter dan Wendy. Seorang anak yang tidak akan dewasa. Pasti akan menyenangkan kalau bisa menjadi dia. Terus bermain dan melakukan hal-hal yang disukai. Tak ada kata ‘dewasa’ apalagi memikirkan ‘masa depan’. Hanya ada tawa dan senyum yang menghiasi, tanpa ada kata ‘sedih’. Juga tanpa memikirkan masa depan. Tanpa merasa tertekan karena semua hal yang tidak disukai. Karena jika aku bisa menjadi seperti Peter, aku akan menikmati setiap detik, menit, jam bahkan hari-hariku dengan segala hal yang kusukai tanpa ada yang melarang. Selalu tersenyum seperti anak kecil yang tanpa beban, dan tanpa memikirkan masalah yang akan mereka hadapi di kemudian hari. Aku akan menikmati saat-saat itu. Aku akan mengatakan, berkonsentrasi dan melakukan hal-hal yang kuinginkan untuk saat itu.
    Namun kemudian aku berpikir, bahwa kehidupanku pasti akan terasa hambar dan tidak istimewa. Tidak ada suatu masalah yang menantang yang bisa kutaklukkan. Maka dari itu, I choose to be my self. Ada banyak hal yang aku syukuri saat ini. Memang perjalanan masa depan itu sendiri cukup berat, namun kalau kita tidak mencoba untuk menaklukkannya, kita juga tak akan tahu hasil akhirnya kan? Menjadi diri sendiri membuatku bisa memikirkan ulang bagaimana bilah domino yang lain akan jatuh. Aku juga bisa melihat bagaimana satu hal mempengaruhi hal lainnya. Dan yang paling penting adalah aku bisa memikirkan bagaimana masa depanku kelak. Menciptakannya dengan sebaik mungkin dari sekarang. Suka dan duka, pasti ada, tapi itu hanya sebagai bumbu untuk meraih semuanya. Dengan menjadi diriku sendiri yang kini beranjak dewasa, aku mengalami banyak hal menarik selama hidupku. Kenangan tentang setiap perjalanan, tempat, kejadian, bahkan orang yang aku temui selama ini akan tertinggal dan terbawa bersamaku selamanya. Menjadi dewasa, membuatku banyak berpikir tentang masa depan. Bagaimana aku harus belajar menghargai uang, menghargai yang namanya kerja keras dan usaha juga belajar tentang kehidupan di luar sana. Aku memang nggak tahu ke mana hidup akan membawaku. Yang pasti aku lakukan hanyalah berjalan mengikuti jalan-jalan kecil yang ditunjukkan semesta dengan sekuat tenaga dan sebaik-baiknya. Biarkan akhir perjalananku ini yang mengejutkanku. Masa depan.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Berani masalah memang bisa mendewasakan kita ya, Rany. dan soal kedewasaan ga bisa dipatok sama umur. Ga selalu yang terlihat senang bisa berpikir dan berjiwa dewasa.

      Delete

  15. Nama : Dayu Ningsih
    Twitter : @XXChii_
    Link : https://twitter.com/XXChii_/status/627513492925317120


    Jujur pernah.
    Jika kau tanya siapa,aku katakan padamu dia adalah G - dragon bigbang . Kaya,terkenal, wajah yang rupawan ,dikelilingi oleh 5 juta fansnya. Aku ingin berada diposisinya walau hanya sehari.bagaimana rasanya dicintai oleh banyak orang , mereka akan menjerit histeris meskipun aku hanya melambai dan tersenyum kecil .Semua orang mencintai laguku dan mendownload nya . Mereka mendukungku karena mencintaiku.
    Aku ingin sekali tapi aku sadar suatu hal.Sebait lirik dilagu ciptaannya yang membuatku merasa kasihan
    " Aku hanya pelawak menyedihkan yang bermain-main di dalam skenario .Aku ingin kembali ke tempat dimana aku dulu saat masa kecil "
    Dia kaya tapi kesepian,begitulah fikirku. Bahkan 5 juta fans tidak cukup untuk membuatnya tdk merasa kesepian.




    Envy pernah juga. Namanya kak Ariska Pue .Aku benar2 ingin sepertinya. Cantik,Kuliah di Sydney,Semua orang menyayanginya. Aku selalu iri ketika dia mengupload foto 2 nya diinstagram (bisa cek di @aRiskapua) .Bulan ini liburan ke singapura dua bulan kemudian di Paris. Dia bisa keliling dunia sesuka hatinya.nah aku? Dia punya kehidupan yang indah menurutku. Dia menjalani hidupnya dengan mengalir,seperti tanpa masalah.

    Tapi sekarang aku sadar kok.Aku tidak perlu apa2 lagi.Aku harus bersyukur.Tuhan telah memberiku segalanya yang tak kutahu apa itu.yang menurutku baik belum tentu baik bagiku.Tuhan maha adil.Manusia diciptakan dengan kekurangan dan kelebihan.Tiada yg sempurna selain Allah.Aku tau sejak awal aku bukan ditakdirkan menjadi g dragon bigbang ataupun kak Pue.Karena aku adalah aku
    Aku akan lebih mencintai diriku dan bangga jadi diri sendiri .


    IT'S BETTER TO BE HATED FOR WHAT YOU ARE, THAN TO BE LOVED FOR WHAT YOU'RE NOT
    ~Kurt Cobain ~

    ReplyDelete
    Replies
    1. Tuh ka selebritis aja pengen jadi orang normal. dan Kurt Cobain yang udah punya segalanya ternyata bingung mau apalagi dengan 'kesenangannya' itu ya.

      Delete
  16. Wah, udah lewat jauh yah waktu buat give awaynya. Tapi resensinya menarik. Dan saya jadi pengen baca buku ini. Kalau ditanya mau jadi siapa, saya tentu saja mau jadi diri sendiri. Saya bersyukur jadi Sinta Legian Wulandari.;)

    ReplyDelete