Screening Film Riki Rhino di Ciwalk Bandung

Kapan terakhir kali nonton film animasi Indonesia? Tidak seperti tahun-tahun terakhir, produksi animasi karya anak bangsa juga layak apresiasi. Di awal tahun 2020 ini ada film baru 100% produksi Indonesia yang berjudul Riki Rhino yang resmi tayang tanggal 27 Februari ini di semua layar bioskop Indonesia.

Sebelum diputar secara resmi di seluruh bioskop di Indonesia, saya berkesempatan untuk nonton lebih dulu saat hadir di acaranya Screening film ini di XXI Ciwalk pada tanggal 21 Februari 2020 kemarin.

Riko Rhino menceritakan tokoh utama seekor badak  Sumatera bernama Riki (sulih suara oleh Hamish Daud) Setelah kehilangan ibunya karena peristiwa kebakaran hutan, Riki mengalami kesedihan lainnya. Ia kehilangan cula yang diambil seorang pemburu bernama Mr Jak (Zack Lee). 

Bersama temannya seekor bebek bernama Beni (Ge Pamungkas), Riki  mencari The Master yang suaranya diisi oleh Danang untuk meminta pertolongan agar bisa mendapatkan culanya kembali. Dalam perjalanan pencarian mencari Master ini keduanya bertemu dengan hewan-hewan lain yang ternyata menghadapi musuh yang sama, manusia.

Setelah acara nonton bareng ini, acara dilanjutkan dengan jumpa pers dengan para pendukung film yaitu: Dimas Danang Suryonegoro, Niken Anjani, Mo Sidik,  Cassandra Masardi, Erwin Budiono, Genesis Timotius dan tamu spesial  Gubernur Jawa Barat, M. Ridwan Kamil  yang juga mengisi suara sebagai Grada, tokoh burung dalam film ini.

Dimas Danang yang merupakan host acara The Comment di Net TV  mengungkapkan kegembirannya  terlibat dalam film ini sebagai pengisi suara. Media dan audiens lainnya dibuat ngakak ketika Dimas berseloroh begini: "Manusia adalah mamalia paling jahat. Selamat yaaaa"

Iya, karena di film ini selain Mr Jak yang merenggut cula milik Riko, masih ada karakter lainnya eperti Bogeng (Mo Sidik) yang bekerja bersama temannya Jathul (Mas cemen) dan seorang pemburu perempuan yang suaranya di isi oleh Niken Anjani.  

Di tempat yang sama, Niken yang juga hadir di film ini menyukai karakter si pemburu yang energik dan tidak mau menyerah. "Sayangnya, dia itu penjahat," katanya.  Tokoh pemburunya memang cantik di sini. Sekilas ga akan nyangka kalau  dia juga berperan dalam menyebabkan terancamnya para satwa langka di hutan-hutan.

Film Riko Rhino melibatkan 100 orang dalam proses produksinya. Tujuh puluh orang di antaranya  ternyata adalah orang Jawa Barat, lho.  Menurut sutradara film Erwin Budiono, film yang produksinya dibuat di Bandung ini  menghabiskan waktu  sekitar 4,5 tahun di mana 6 bulan diantaranya digunakan untuk melakukan riset agar cerita film sesuai dengan kondisi yang ada.

Cassandra Masardi (penulis naskah) bercerita kalau dirinya membutuhkan waktu 4 tahun untuk menuliskan naskah termasuk harus membongkarnya lagi, Riki Rhino jadi pengalaman meyenangkan baginya.  Cassandra lebih leluasa untuk menggambarkan cerita film dalam bentuk animasi dibanding dengan dari versi live action.   Adegan perang para satwa saat melawan manusia di film ini memang lucu dan menghibur dengan atraksi para hewan.

Film Riki Rhino diisi dengan sound track  dalam dua bahsa yaitu bahasa Batak dan bahasa Inggris. Menurut Erwin,  pihaknya membuka kesempatan untuk membuat lagu ini dalam bahasa lain. Selain para satwa yang terancam punah, bahasa-bahasa daerah juga mengalami ancaman kepunahan.   



Riki Rhino juga menambah filmografi bagi Ridwan Kamil. Bagi Gunernur Jawa Barat ini, film Riki Rhino jadi filmnya yang ke-16 yang dimainnkannya. Walau hanya mengisi suara, intonasi dan visual juga tetap harus disesuaikan agar sinkron. Tokoh Grada di sini mewakili satwa burung dadali yang juga terancam punah.

Selain visual gambar yang halus dan tidak kalah menariknya dengan film-film animasi asing lainnya, Riki Rhino ini punya gagasan cerita yang menarik.  Kelangkaan satwa disebabkan oleh manusia yang jadi predator yang kejam.  Manusia divisualkan sebagai karakter vilain yang jadi musuh bersama bagi semua satwa di film ini. Pemilihan bahasanya yang sederhana, pesan yang ringan dan tidak menggurui dan dialognya yang lucu (terutama lewat ocehannya Beni) bikin saya merekomendasikan buat ditonton bersama keluarga.

Post a Comment

0 Comments