Ga sengaja nemu film Miracles from Heaven di aplikasi Netflix. Tadinya mau lihat versi lain Miracle in Cell Number 7 dari negara lainnya. Yang ada cuma versi Turki (ini udah saya tonton), trus lihat banner film ini kayaknya menarik, Ya udahlah cus tap-in buat nonton. Daaaan saya jatuh cinta sama film ini.
Jadi sekarang saya mau cerita ah. Filmnya belum lama banget, rilis tahun 2016. Entah emang ga masuk Indonesia apa saya kurang ngeh. Baru tau aja ada film drama yang meghangatkan hati kayak gini.
Tokoh utama film ini adalah Annable Beam, lebih sering dipanggil Anna - yang diperankan dengan menawan oleh Kyle Rogers. Anna adalah anak kedua dari 3 bersaudara dengan kakak Abbigail Beam a.k.a Abby, diperankan oleh Brighton Sharbino dan Courtney Fransler yang jadi si bungsu, Adelynn Beam.
Kalau kakak-kakaknya dipanggil dengan nama pendek, Adelynn lebih suka dipanggil dengan nama pendek lainnya yang jauh dari namanya (duh sial, saya lupa apa gitu).
Cerita diawali ketika Anna mengalami sakit perut yang hebat dan segera dibawa ke IGD. Setelah ngomelin dokter jaga di sana, Mamanya Anna, Christy Beam (diperankan dengan apik juga oleh Jennifer Garner) maksa ketemu dokter senior di sana. Anna didiagnosa mengalami obstruksi perut.
Tapi Christy ga puas, ketemu dokter lain dapet hasil yang berbeda. Anna dibilang cuma kena asam lambung, dan ada juga yang bilang infeksi. Christy ga percaya sama semua diagnosa itu dan akhirnya dapat informasi untuk ketemu seorang dokter spesialis anak, Samuel Nurko yang tinggal di Boston.
Ayahnya Anna, Kevin Beam yang dimainkan oleh Martin Henderson adalah seorang ayah tipenya MacDonald yang punya peternakan. Udah kayak lagu aja. "O Mac Donald had a farm e i e i o...." 🎶🎵
Keluarga Beam punya 5 ekor anjing, trus juga ada keledai, kambing, babi dan sapi. Rumahnya punya pekarangan yang luas, penuh dengan rumput hijau dan ada sebatang pohon tua yang menjulang jadi tempat bermain dan kerkumpul keluarga di sana. Bikin betah. Model rumah idaman buat ngadem di akhir pekan.
Keluarga Beam adalah keluarga yang relijius dan rajin ke gereja. Selain dekat dengan Pastor Scott (John Caroll Lynch), Kevin juga penyanyi gereja yang rock n roll. Setiap sesi nyanyi di gereja, suasananya udah kayak konser di kafe. Bukan penyanyi tipe-tipe choir yang syahdu gitu. Salah satu lagunya yang judulnya Soul and fire enak juga didengernya. Cari aja di youtube kalau penasaran, ya
Semua jemaat gereja akhirnya tau kalau Anna sakit serius. Lalu ada 2 orang jemaat yang dengan resenya bilang sama Christy untuk introspeksi. Siapa tau sakitnya Anna ini karena dosa ortu dan mungkin Annanya juga.
What?
Saya aja yang nontonnya jadi kesel digituin. Dasar ga punya empati! Christy yang lagi sedih dengan penyakit anehnya Anna jelas keki digituin. Ga terima dapat perlakuan seperti itu membuat Christy jadi protes ga mau lagi ke gereja.
Christy sedih kenapa Anna yang baik dan innocent gitu mesti ngalamin sakit parah gitu. Bahkan untuk ketemu dr Nurko aja mesti nunggu lama. Berbulan-bulan masuk daftar antrian. Sementara yang namanya waktu terus berpacu.
Christy akhirnya nekat terbang jauh-jauh dari Texas ke Boston buat ketemu dr Nurko ini. Waktu penerbangan 3,5 jam dijabaninnya berdua saja dengan Anna. Sementara Kevin nunggu di rumah nemenin Abby dan Adelynn.
Dateng ke rumah sakit jelas lah Christy ga diterima karena ga masuk daftar pasien yang udah bikin janji. Walau maksa-maksa, petugas pendaftaran ga bisa mengabulkan rikuesnya Christy. Dengan bersedih hati dan berharap sebuah keajaiban.
Padahal sakitnya Anna semakin menjadi. Bukan cuma rasa sakit yang ga ketolongan. Anna ga bisa makan enak dan perutnya membesar kayak hamil. Ga bisa lagi main bola sama temen-temennya di sekolah.
Waktu makan di kafe, keduanya ketemu Angela -diperankan oleh Queen Latifa. Ya ampun saya amaze banget sama diva satu ini. Dulu saya pernah liat beberapa filmnya di tv. Jaman SMP-SMA gitu. Udah mau 50 tahun tapi tetep seger. Angela adalah seorang pramusaji di situ. Pembawaannya sangat ramah dan lekas akrab dengan duo Beam ini.
Walau sesungguhnya hidupnya Angela juga lagi kacau, dia ga mau ngeluh sama Anna. Malah dengan riang hati ngajak keduanya jalan-jalan muterin Boston dengan mobilnya yang lebih layak masuk TPA mobil kayak di film-film Amerika gitu. Christy aja sempet bengong dibuatnya.
Keajaiban pun dimulai (sebenarnya Christy ga menyadari sudah ada keajaiban lainnya yang duluan datang). Tiba-tiba Christy ditelpon sama resepsionis rumah sakit dan disuruh dateng besok paginya. Duh saya ikut happy. Rasanya kok kayaknya ada di situ juga barengan Christy, Anna dan Angela dan pengen ikutan meluk Anna karena ikutan seneng.
Rekomendasi untuk ketemu dr Nurko emang bukan rekomendasi kaleng-kaleng. dr Nurko ini tipe dokter spesialis anak idaman. Sangat asik dan bikin pasien anaknya merasa nyaman.
Anna nanya kenapa dia pake dasi bercorak Elmo, si monster lucu Sesame Street itu.
Trus dr Nurko bilang gini:
"Aku pake dasi ini karena kalah taruhan sama dia. Tau, ga? Kalau aku yang menang, dia yang pake dasiku, lho"
Anna ketawa dibuatnya.
Trus dr Nurko lanjutin gini: "Istriku pura-pura ga tahu aja kalau aku pakai dasi ini. Jadi tolong bantu untuk sembuh, ya. Biar aku ga pake dasi ini lagi"
Anna mengangguk senang. Saya aja yang lihatnya merasa hati saya jadi hangat. Walau cuma hiburan, tapi cara dr Nurko memperlakukan pasien ini bikin adem.
Waktu mau meriksa Annadr Nurko nanya gini sama Anna:
"Kamu mau dipanggil Anna apa Annabel?"
"Anna aja, Annabel terlalu formal"
"Sama dong. Aku juga lebih suka dipanggil Nurko. Padahal nama lengkapku Nurkobel, lho"
dr Nurko lalu meriksa Anna dengan cara yang menghibur juga. Lagi-lagi Anna dibuat ketawa senang. Sementara Christy tersenyum senang karena dia yakin ga salah pilih doker.
Anna kemudian diketahui punya punya penyakit langka. dr Nurko ga menjanjikan kesembuhan. Situasi yang tidak menyenangkan disampaikannya pada Christy dengan cara yang menyentuh. Lengkap, baik berita baik maupun kemungkinan terburuknya.
Ga mau kasih harapan kosong, namun dr Nurko ngajak Chrsty ga putus harapan.
"Pelayanan kami berusaha meningkatkan keselamatan hidup dan mengendalikan rasa sakit"
Film yang diangkat dari kisah nyata ini berhasil memeuhi ekspektasi penonton namun dengan plot yang ga mudah ditebak. Separuh kedua dari durasi film yang durasinya 1 jam 49 menit ini berhasil bikin saya mewek. Mewek haru tepatnya.
Ada saja cara Tuhan menunjukkan kuasa dan kasih sayangnya yang menegur kita seolah bilang secara verbal : "Aku tidak meninggalkan HambaKu" gitu.
Christy yang sempat marah dan protes sama Tuhan bahkan akhirnya meratap sama Tuhan sambil nangis kencang waktu lihat Annable tidak sadarkan diri.
Saya ikutan deg-degan pas di part ini. Gimana kamera mengambil sudut gambar dari sisi Christy dan orang-orang lain yang berusaha menyelamatkan Anna bikin saya ikutan gemes dan berharap please...please tolong Anna. Segitunya saya berharap.
Bukan cuma soal pengorbanan orang tua yang rela habis-habisan demi kesembuhan anaknya yang paling dicintai atau kebaikan dari orang-orang yang ga pernah kita sangka. Miracles from Heaven yang memenangkan penghargaan Best Movies for Families dan beberapa nominasi lainnya (Most Inspiring Movie, Most Inspiring Perfomance in Movies yang diperannkan Jennifer Garner dan Kylie Rogers) juga nunjukin gimana caranya menghadapi komentar dan sikap orang yang ga bikin kita ga nyaman.
Waktu dicurhatin Christy, Pastor Scott bilang kurang lebih kayak gini:
"Kalau aja ada tes iq spiritual, aku akan memberlakukan hal itu di sini. Sayangnya kita ga bisa milih siapa tetangga kita. Yang ada kita cuma bisa menyayangi mereka."
Daleeeem banget. Tapi pernyataan pastor ini related dengan kita yang mungkin ngalamin situasi serupa. Orang santai aja menghakimi kondisi orang lain tapi ga coba minimal untuk berempati memadang dari sudut pandang yang berbeda.
Untungnya Christy ketemu dengan orang-orang lain yang tidak disadarinya jadi jalan Tuhan kasih pertolongan. Bahkan yang ga dia kenali sama sekali.
Saya rekomendasiin deh film ini ditonton sekeluarga, karena aman ditonton (labelnya 13 ke atas). Empat dari lima bintang dari saya kasih. Ya untuk filmnya, naskahnya juga akting menawan ibu dan anak (Jennifer Garner dan Kylie Rogers).
Film sejenis kayak gini yang pernah saya tonton ada film My Sister's Keeper. Yang ini kadar ekstrak bawang merahnya ga setajam sederas My Sisters Keeper. Tapi konflik yang dibangun lebih mengalir, ga menjelimet.
Yang saya dapatkan dari film ini, kita diajak tetap tenang saat masalah terasa sulit dan terus berprasangka baik pada Tuhan.
Yuk tonton....