The First: Misi Menuju Mars

Kalau menyangkut Mars, kita harus terbiasa dengan kematian


Quote dari omongan Laz Ingram dalam salah satu episode serial The First bikin saya gemes. 

Hadeuh, bener-bener dah perempuan ambisius amat. 

Laz ini kalau boleh saya bilang adalah tipikal karakter menyebalkan sepanjang serial ini. Berlawanan dengan Tom Hagerty seorang instrukrur NASA yang penuh pertimbangan dalam misi peluncuran pesawat ruang angkasa ke Mars.
 

Adegan pembuka di episode pertama menceritakan detik-detik menjelang peluncuran pesawat ruang angkasa yang dihadiri banyak pihak. Tentu saja dari keluarga awak kru ada di situ. Sekilas serial ini tampaknya bakal menguarkan aroma science-fiction. Tapi seiring berjalannya cerita, nuansa drama dengan unsur drama juga punya alur yang sama kuat. Bisa dibilang 50:50. Malah unsur dramanya sedikit lebih dominan. 

Sebelumnya saya mau cerita dulu ya beberapa cast yang masuk skuad dalam serial ini. Nih ya.... 

Sean Penn (Tom Hagerty) 

Natasha McElhone (Laz Ingram) 

LisaGay Hamilton (Kayla) 

Anna Jacoby Heron (Denise Hagerty) 

Hannah Ware (Sadie Hewitt) 

Rey Lucas (Matteo Vega) 

Keiko Agena (Aiko Hakacari) 

Tiba-tiba sebuah insiden terjadi. Dalam hitungan detik pesawat ruang angkasa meledak saat lepas landas. Suasana panik, sedih, marah dan emosi lainnya menguar di antara hadirin yang ada di acara itu. Padahal baru saja potongan syut-syut kamera menampilkan optimisme yang memancar dari para awak pesawat. 

Sedih? Pastinya 

Tadinya saya kira serial ini bakal menceritakan petualangan para kru pesawat saat menjejakan kakinya di angkasa. 

Mars memang masih misterius. 

Ada harapan. Tapi ada juga ketidakyakinan. Musibah ledakan itu yang memancing pro kontra gagasan Laz untuk menyiapkan peluncuran berikutnya.

Eit dah, ambisius sekali kan? 

Kalau Laz terus bermanuver melakukan misi meloloskan proyeknya agar mendapat lampu hijau, Sean bergulat untuk memperbaiki hubungan dengan Denise putrinya yang sempat menghilang. Kehampaan yang dirasakan oleh keluarga awak pesawat yang meninggal mengusik masa lalu Tom di mana istrinya juga meninggal tanpa bisa dikuburkan jasadnya. 

Ngomong-ngomong, Denise ini adalah tipikal remaja Amerika yang sering kita lihat di film atau serial-serial lainnya semisal Dawson Creek (hmmm ada yang tau serial ini?).


Walau sudah mandiri (bekerja magang), secara mentalnya masih rapuh. Denise mencari jati lewat kenakalan-kenakalan yang dilakukannya bukan hanya untuk cari perhatian tapi juga berusaha berdamai dengan akumulasi emosi masa kecilnya. Ditambah lagi ada perempuan lain yang hadir dalam kehidupan sang ayah. Lengkap deh keruwetan hidupnya.

Terlepas dari pesona karakter yang dimainkan Sean Penn – mantan suami Madonna yang cukup popular pada masanya - saya malah tertarik dengan karakter Laz yang dimainkan oleh Natasha ini. Dengan akses Britishnya, karakter Laz yang angkuh, keras kepada dan nyebelin kayaknya pas banget buat dia. 

Laz juga tipe perempuan yang berani menempuh risiko. Ada satu scene yang bikin saya ngakak. Ketika itu Laz merayu Ibu presiden (dimainkan oleh Jeannie Berlin) tapi Bu Presiden bergeming lalu mengusir Laz. 



Omongan Bu Presiden ini yang bikin saya ketawa. Dia menyuruh Laz segera menghabiskan minumannya sebelum pulang, jangan sampai miuman yang udah dibuat jadi sia-sia. Dingin dan menusuk. Tapi Ibu negara ini ngomongnya dengan enteng tanpa beban. Ya iyalah, kalau dia dengan gampangnya nurutin maunya Lza, kan dia yang repot. Reputasinya rusak. Ya gak? 

Yang sebel sama kelakukan Laz kayak saya bakal ketawa dibuatnya. Itu baru sebagian kecil manuvernya Laz yang dilakukan. Masih ada kelicikan Laz lainnya yang walau nyebelin tetep aja bikin saya penasaran buat mengikutinya. Berharap Liz kena batunya. Tapi gimana ya? Ketika yang lain memang lagi sibuk sama urusannya masing-masing, Laz memang pintar dan punya faktor keberuntungan. 

Selain keluarga korban awak pesawat yang meninggal, kru NASA ada juga aktivis lingkungan yang menentang usaha Laz karena dengan budget yang sia-sia itu sebenarnya bisa dialokasikan untuk hal lain, semisal pengentasan kemiskinan, pendidikan dan masalah-masalah soaial lainnya di Amerika. 

Ya wajar aja kalau presiden jadi gerah. Ngikutin maunya Laz sama aja nyetorin nyawa buat dibully lawan politiknya. Situasi yang sering kita lihat di masa-masa pemilu presiden AS, seperti rivalitas Donald Trump vs Joe Biden baru-baru ini. Ga boleh salah, jadi senjata makan tuan tuh. 


Selain mengikuti misi peluncuran berikut lainnya agar bisa meyakinkan misinya ini bisa berhasil, kita juga bisa menyaksikan drama-drama lainnya sesama pemain pendukung yang secara tidak langsung ikut berpengaruh dengan suasana kerja di tim. 

Menariknya nih, walau cuma satu season saja dengan delapan episode, The First menghadirkan banyak cast yang meramaikan serial ini. Ada lebih dari 100 orang yang ngisi film ini, Rame banget untuk ukuran serial. Mereka pada ngapain aja ya di film ini? 



Dengan durasi sekitar 40 menitan per episodenya kita bisa segera tahu bagaimana akhir cerita The First ini dan bagaimana konflik demi konflik hadir menjadi sandungan dalam misi peluncuran pesawat ruang angkasa menuju Mars, planet yang diharapkan jadi bumi kedua umat manusia. 

Coba cek di Mola TV ya. Hanya membayar Rp. 12.500 saja untukberlangganan, selain mendapat akses nonton The First kita juga bisa menonton film dan serial lainnya selama satu bulan penuh, lho.

Post a Comment

0 Comments