Review Film Percy: Digugat Gara-gara Benih

Waktu SMA dulu saya seneng banget belajar sejarah ekonomi dan masih inget waktu nemu teori dari Robert Malthus. Gini katanya:

Pertumbuhan penduduk bergerak ngikutin deret ukur. Sementara ketersediaan pangan mengikuti deret hitung. 

Artinya ketersediaan pangan di masa depan tidak bisa memenuhi kebutuhan makanan manusia karena populasi manusia terus bertambah dengan kenaikan yang jauh lebih besar.

Gitu ya?

Walau sekarang kita lihat semakin berkurangnya lahan pertanian, modifikasi pangan malah makin banyak dan beragam. Yang jadi masalah bukan ketersediaan makanannya itu tapi cuannya, alias duitnya. Ya ga, sih? 

Saya jadi kepikiran soal modifikasi pangan ini ga pake lama setelah nonton  Percy yang dibintangi Christopher Walken dan Christina Ricci dalam sebuah film bergenre drama yang diangkat dari kisah nyata.

Tokoh utama film ini adalah seorang petani bernama Percy Schmeiser yang tinggal di Bruno, Saskatchewan, Kanada. Ia menghadapi tuntutan dari Mosanto, sebuah perusahaan pangan yag sudah dimodifikasi secara genetik (GMO), karena katanya Percy sudah menggunakan benih buatan mereka tanpa izin.  

Sebelum saya cerita lebih lanjut, kita lihat dulu siapa castnya di sini ya

Judul Film: Percy (di IMDB ditulisnya Percy vs Goliath)

Cast utama:

Christoper Walken - Percy Schmeiser

Christina Ricci - Rebbeca

Roberta Maxwell  - Louise

Zach Barff - Jackson Weaver 

Luke Kirby - Peter Schemeiser

Pathy Aiyar - Vasu Pandit

Sutradara: Clark Johnson

Genre: Drama

Produksi: Production.Co (2020)

Cerita dimulai ketika Percy mendapat peringatan dari perusahaan Mosanto karena sudah menggunakan benih untuk ladangnya tanpa izin dari perusahan itu.  Percy yang bingung, pergi ketemu seorang pengacara bernama Jacskon Weaver dan memintanya mendampingi proses hukum.


Tapi ternyata  urusannya jadi rumit dan panjang setelah melihat tuntutan ganti rugi yang gede. Percy ga mau bayar sedikit pun karena ga merasa memakai benih dari perusahaan Monsanto. Meski sempet maju mundur karena mikirin biayanya, ya udahlah akhirnya Percy mau untuk  jalan ke pengadilan, demi mempertahankan haknya. 

Di sisi lain, entah gimana ceritanya muncul seorang aktivis lingkungan bernama Rebecca yang jadi tukang kipas. Rebecca ngomporin Percy dan Louise untuk maju tak  gentar melawan perusahaan raksasa itu. Makanya di negara lain Percy ini judulnya ditambahin jadi Percy vs Goliath. Situasi yang jomplang kalau dilihat dari sumber daya modal dan support system lainnya di antara keduanya.

Ricci yang dulu pernah tampil gemesin di film Casper (1998) di sini juara ngeselinnya. Dan saya suka aktingnya dia. Beneran rese, deh hahaha... Suka ujug-ujug nimbrung tanpa permisi bahkan sampai ke depan wc laki-laki sekalipun. Saking semangatnya.

Louise yang asalnya paling welcome sama Rebecca pun jadi ikutan sebel sama Rebecca karena caranya yang terkesan maksa-maksa. Yang punya urusan itu kan Percy dan keluarganya, ini kenapa coba Rebecca jadi yang paling riweuh? Btw, di usianya udah udah 41, Ricci masih terlihat sekitar 30an di film ini, lho. Skincarenya apa sih?

Ngomong-ngomong kenapa sih ini urusannya jadi runyam?

Saya sempet ga mudeng sih kenapa urusan benih ini jadi rame. Lama-lama saya paham kalau yang namanya benih transgenik itu ga boleh sembarang tanam.  Harus beli tiap musik tanam.  Meskipun udah panen, pas memulai bercocok tanam di musim berikutnya ya tetep aja harus beli lagi. Ga bisa pake benih lama. Gitu aja terus. Saya juga ogah dan malesin kalau ada di posisi ini. Ribet.

Sementara untuk petani tradisional macam Percy dia selalu mengambil bibit terbaik dari panen sebelumnya untuk ditanam lagi. Ga usah beli segala. Sesederhana itu. 

Itu juga yang bikin Rebecca ngotot jadi bela-belain Percy. Karena bagi Rebecca apa yang dilakukan Monsanto itu jahaaat. Eh kok jadi AADC, ya?

Iya karena itu ga adil uat petani kecil. Monsanto sendiri keukeuh punya bukti kalau tanaman gandum Canola di ladangnya Percy itu ya benihnya punya perusahaan Monsanto. Agak mbuletin di awal ceritanya. Kenapa sih Canolanya Monsanto ini bisa nyasar ke ladangnya Percy dan Percy keukeuh ga ngerti.

Nah ternyata gini.  Percy tuh menyemprot tanaman Canolanya dengan herbisida merk round up (produksi Monsanto juga). Kalau hama-hamanya pada mati, tanaman yang survive cuma tanaman berasal dari benih Canolanya punya Monsanto itu (bukti pendukungnya kuat).  

Lewat serangkaian kesaksian yang diambil saat pengadilan berlangsung akhirnya kita paham kenapa begitu. Ini udah masuk ke pelajaran biologi yang bahas soal penyerbukan itu. Seru jadinya karena film bernuansa drama ini jadi membahas dari persepsi hukum dan biologi. 

Coba kalau dulu jaman sma kita belajar contoh kongkrit dari teori yang dipelajari itu kayak gini, mungkin ga akan puyeng dan spaneng dibuatnya. Walau biologi itu satu-satunya mata pelajaran waktu saya sma yang ga pernah kebakaran (hihihi  iya saya lemah di pelajaran eksak). Teori dari pelajaran biologi itu serasa cuma di awang-awang aja buat saya. 

Oiya Film Percy ini seting waktunya ada di antara 1998-2000. Tahun segitu belum rame yang namanya dunia internet. paling ga jauh dari yahoo, geocities atau aplikasi friendster. Petisi buat menggalang dukungan ga semudah sekarang. Makanya Percy harus mengeluarkan usaha  ekstra buat mengampanyekan perlawanannya sekaligus meraih dukungan.

Kembali ke film lagi ya. Ternyata perlawanan dari Percy ini berhasil meraih simpati bahkan sampai-sampai Percy harus ke India segala untuk menyampaikan pidatonya. Di sini dia ketemu seorang petani India bernama Vasu Pandit.  

Menarik sekali lho pas film ini memotret kehidupan di India sana. Jauh banget sama kehidupannya Percy di Kanada. Vasu bercerita kalau perusahaan raksasa macam Monsanto di India bukan cuma bikin petani di India makin miskin tapi juga membuat Pandit kehilangan anaknya. Percy cuma termangu setiap ngobrol tentang filosofi hidup sama Vasu ini.

Nah ketika sudah jauh melangkah ini, Percy yang semakin berapi-api buat melawan, orang-orang di sekitarnya malah mulai keder karena semakin kahwatir dengan proses banding yang diajukan malah bikin Percy bukan cuma kalah tapi juga bangkit.

Bagian cerita ketika di pengadilan pun bikin saya suka dan ga bisa nahan ketawa ketika Jackson bereaksi melihat pasukan pengacaranya Monsanto. "Tampaknya mereka sudah menggandakan diri"  gitu katanya. Kok saya jadi kebayang amoeba yang bisa membelah diri gitu hahaha.... 


Jackson beneran sendiri membantu Percy melawan Monsanto. Dengan jam terbang yang masih seadanya itu dia malah tampak lebih galak dan punya argumen kuat, walaupun bayaran yang dia dapat jelas kalah jauh sama tim pengacaranya Monsanto. Sebagai pemeran pembantu pria, aktingnya Zarch Barff ini bikin saya terkesan. Selain dari ekspresi dan muka yang simpatik, dia itu tipe pengacara panutan. Totalitas banget buat belain kliennya.

Nuansa pedesaan di ladangnya Percy mengingatkan saya sama serial-serial tv yang sempat wara-wiri di tahun 80-90an gitu. Musik country, kostum dan properti pendukung lainnya menampilkan sisi lain Amerika Utara yang masih kental dengan suasana pedesaan. 

Ini juga kayak mengingatkan kita kalau semodernnya Kanada yang nota bene tetanggaan sama Amerika tetep aja masih ada kawasan yang penduduknya masih hidup bertani. Walau peralatannya lebih canggih yang ada di sini ternyata mereka itu masih seujung kukunya perusahaan produsen pangan transgenik macam Monsanto. 

Saya jadi inget waktu kedelai lagi langka-langkanya di sini, sampai bikin tahu dan tempe harganya jadi ikutan  muahaaal. Walaupun ada kacang kedelai impor, tetep aja kedelai lokal yang dicari. Karena mutu dan rasanya tetep juara. Sementara itu dari segi kesehatan juga masalah pangan transgenik ini masih jadi polemik alias pro kontra. Coba deh kaliau googling soal ini. 

Ngomongin film percy ini ternyata seru, ya. Dan Percy (sudah meninggal pada bulan Oktober 2020) jadi teladan bagi para petani tradisional untuk mempertahankan ladangnya agar  bebas menanam benih mana saja yang diinginkan tanpa harus ribet dengan urusan hak paten. 

Gimana ceritanya urusan hak paten dan campur tangan alam jadi hal yang menarik buat kita tonton. Kalian bisa nonton film ini di aplikasi  di  Mola TV. Selain Percy ini masih banyak film/serial lainnya yang seru. Apalagi kalau kalian suka nonton bola. Beuh dapat banyak deh dalam satu paket langganan. 





Post a Comment

14 Comments

  1. Sangat menarik alur ceritanya Mbak. Bagaimana perusahaan raksasa seperti MOnsanto mengontrol sumber pangan umat manusia. Gilak aja benih hanya bisa sekali tanam. Ceritanya kalau seluruh petani mengandalkan benih dari perusahaan raksasa ini, benih-benih lokal, benih yang dikembangkan petani selama turun temurun, akhirnya musnah dari permukaan bumi. Yang menang siapa? Ya Monsanto lah ya..Seluruh umat manusia bergantung kepada mereka. Mengerikan ya kalau itu sampai terjadi. Dan perang antara keragaman pangan, benih lokal, dan MOnsanto adalah perang ril. Gak cuma terjadi dalam film :)

    ReplyDelete
  2. Aku kok ga mudeng blas ya sama benih transgenik ini?
    Lagian,di bagian mananya Percy bisa tahu itu benih Monsanto dan bukan benih biasa? Kecualiiii .. kecuali yaaaa... dia adalah salah satu petani yang kolab sama si Monsanto - dan ada jaminan kalo hasil pertanian Percy PASTI DITERIMA Di seluruh mega market, ga cuman mini market.

    Nah loh, kenapa aku gemes ya bacanya!

    ReplyDelete
  3. Jadi berasa ribet banget ya urusan pangan yang sebetulnya salah satu kebutuhan dasar manusia. Udahlah lahan semakin sempit, ditambah lagi dengan konflik hak paten. Berharapnya ini gak terjadi di dunia nyata? Tetapi, ya ada kemungkinan juga begitu. Sedih sih

    ReplyDelete
  4. Baca tulisan ini jadi inget film film lawas yaa setting latar petani, ladang hijau dan keluarga.. film gini termasuk film favorit aku nih.. film percy ini kasih value yang luar biasa namun tetap ringan ya

    ReplyDelete
  5. Penasaran sama endingnya. Itu nasib Percy gimana yak? Hanya ada di Mola TV ya Mak? Tapi kayaknya film-film di Mola TV tuh bagus-bagus yak.

    ReplyDelete
  6. Oh baru tau juga nih aku kalau benih transgenik itu harus beli lagi setelah panen. Seru ya mak filmnya jadi nambah wawasan kita.

    ReplyDelete
  7. Seru baca reviewnya mbak, ya Allah urusan tanam menanam aja jadinya ribeut kalau udah ngomongin hak paten yaa. jadi pengen nonton deh filmnya, saya emang suka film film beginian, film keluarga yang sarat dengan pelajaran yaa.

    ReplyDelete
  8. Di Mola TV ini banyak banget film keren ya teh. Aku belum kesampean download juga nih.

    ReplyDelete
  9. Problem kyk gtu antara perusahaan dan warga sekitar itu sesungguhnya nyata adanya ya mbak.
    Oh Percy-nya ini orangnya nyata ada ya? Dan meninggal tahun kmrn?
    Tp sempat jadi penyelamat dan dianggap pahlawan org2 di areanya khususnya petani yaa

    ReplyDelete
  10. Aku pikir Canada ini memang negara penyangga untuk urusan pangan Amerika, kak..hihii....sotoy yaah..
    Abis kalau lihat film, rerata masih pada klasik bajunya.

    Tuh, nonton film bisa sambil belajar Biologi lagi kan yaa...
    ASik niih...Film Percy.

    ReplyDelete
  11. Makin ke sini makin jelas bahwa sumber-sumber pangan yang notabene akan dibutuhkan hingga akhir zaman makin dikuasai oleh kaum kapitalis sehingga para petani kecil akan didikte bahkan tersingkir.

    ReplyDelete
  12. Oalah kirain percy yang penyihir, aku belum nonton ini.ternyata kayak gini juga bisa jadi masalah ya mak

    Eh iya aku kemaren sempat mau langganan mola. Kirain channel anak2 ternyata banyak ya

    ReplyDelete
  13. Aku jadi penasaran sama isi cerita dan filmnya nih. Di aplikasi lain, ada kan yaa? :D

    ReplyDelete
  14. ini gara2 benih tanaman aja bisa jadi serunyam ini ya masalahnya.. gimana kalo benih2 cinta antara sepasang manusia? pasti makin seru deh tuh yaa..

    ReplyDelete