Percaya ga kalau kucing punya nyawa cadangan?
Semacam mitos 9 nyawa yang sering kita dengar itu. Kalau bener iya, mau ga tuker nyawa sama mereka? Saya pernah bercanda ngomong gitu sama teteh ART di rumah.
Gini jawabannya:
"Ga mau ah, teh"
"Kan ada nyawa cadangan. Banyak lho"
"Ogah. Biar nyawanya banyak, tapi makanan kucing mah segitu-gitu aja. Ga bisa makan seblak"
Coba, seblak ! muahaha saya ketawa.
Kucing angora yang biasa makan R*y*l C**i* mungkin bakal sebel dengernya, ya. Mana mau mereka dikasih seblak, meski yang premium.
Guys, kalau dikasih kucing lucu yang punya 9 nyawa tapi kelakukannya nyebelin, mau ga?
Seperti kelakuan kucing bernama Mr Fuzzypants dalam film Nine Lives . Film besutan Barry Sonnenfeld. Itu lho, sutradaranya film Men In Black yang dibintangi sama Will Smith.
Kali ini dalam filmnya yang diproduksi tahun 2016, Barry menggandeng Kevin Spacey (Lex Luthor: Superman Returns 2006), berperan sebagai Tom Brand, seorang pengusaha yang jiwanya terjebak dalam seekor kucing.
Mengusung genre komedi keluarga berbalut fantasi, konflilk Nine Lives dimulai ketika Rebecca Brand (Melina Weissman), putri dari Tom meminta hadiah ulang tahun berupa kucing.
Tom yang kaya raya tajir melintir sebenarnya kurang suka dengan rikues hadiah ultah nan sederhana dari putrinya itu, secara dia sangat membenci kucing. Demi sayangnya pada putrinya itu, Tom nurutin deh maunya. Itu pun setelah dia dibawelin istrinya, Lara Brand (Jenifer Garner).
Dalam perjalanan pulang ke rumah, Tom akhirnya mampir ke Purrkins, toko miliknya Mr Perkins (Christopher Walken, yang maen di film Batman Returns sebagai Max Shreck) untuk membeli seekor kucing.
Sebenernya nih, buat para cat lovers, kucing-kucingnya Purrkins itu lucu-lucu. Gemesin semua. Pengen deh diborong deh, bawa pulang. Tapi kan, mahal ya? Repot pula. Tapi Tom yang angkuh, kucing-kucingnya ga ada yang menarik. Kayak jijik.
Ini bikin kesel Perkins dan membuat lelaki tua itu pengen kasih pelajaran sama Tom yang jumawa sama kekayaannya.
Waktu Tom lagi milih-milih, ia disamperin sama seekor kucing hutan Norwegian nan gemes. Tomnya belike: "hiiiy apaan sih deket-deket?"
Perkins bilang sama Tom kalau dia harus menerima kucing ini. Gini katanya:
"Kau tak bisa memilih kucing, hanya sebaliknya. Dia tertarik dengan jiwa yang bermasalah"
By the way jadi inget ceritanya Raditya Dika waktu nyari kucing di breeder. Omongan yang kurang lebih sama juga dibilang dari Breedernya ke Raditya Dika. Cuma, dia ga dibilang Raditya itu lagi bermasalah:)
Buat yang penyayang kucing dialog ini mesti related. Pernah ga ketemu kucing yang somsenya bikin jengkel tapi dengan mudahnya dia leyeh-leyeh manja sama orang tertentu?
Balik lagi ke cerita.
Dengan dongkol, Tom pulang membawa kucing yang akhirnya dikasih nama Mr Fuzzypants itu untuk diberikan pada Rebecca. Tapi kemudian sesuatu terjadi saat Tom dalam perjalanan pulang ke rumah. Mereka bertukar nyawa dalam sebuah insiden. Tom kembali ke rumah yang terjebak dalam tubuh Mr Fuzzypants.
Coba lihat, biar mukanya kesel tapi tetep gemesin dan bikin pengen uyel-uyelin gitu, kan?
![]() |
Rebecca ga nyadar dia lagi nguyelin bapaknya :D |
Wait, kaget ga lihat tampang David yang jauh lebih tua dari Rebecca?
Ini karena David adalah anaknya Tom dari istrinya yang pertama. Selisih usianya lumayan jauh, sekitar 17 tahun. Selain Tom yang sibuk berpacu dengan melodi eh waktu, film ini juga mengangkat konflik dalam keluarga Tom. Baik antara istri sekarang dan mantan istri yang rese, juga susah payahnya David meyakinkan ayahnya kalau dia adalah calon penerus bisnis raksasa ayahnya itu.
Malangnya David, dia sering diremehkan ayahnya. Sementara di perusahaan milik Tom juga sedang terjadi kudeta yang dilakukan oleh Ian Cox (Mark Consuelos). Ambisius dan otoriternya Tom cuma bisa dijinakkan (kucing kali ah) sama Lara yang ngemong. Dari tampang sih Lara lebih cocok jadi anak, dibanding sebagai istrinya.
Sisi keibuan Lara juga terlihat ketika Rebecca sedih lihat ayahnya dirawat di rumah sakit. Waktu Rebecca nanya kapan ayahnya pulang, dengan santainya dia bilang kalau Tom sedang tidur dan ngajak putrinya itu untuk pulang. Ya gimana ga klepek-klepek coba, Tom dikasih istri yang cantik, baik, ngemong dan pintar macam Lara gini?
Dari sisi komedi, lelucon di Nine Lives ini akan terasa lebih relate buat penonton yang suka sama kucing. Semisal ketika Mr Fuzzypants dengan badungnya nekat membuka botol wine dan menjilatnya sampai teler , pup seenaknya di mana saja atau ekspresi sebalnya ketika Rebecca mendandaninya dengan pita.
Nine Lives ini bisa disaksikan di Mola TV atau rental di Vidio.com. Dengan rate sebagai film keluarga, bisa banget ngajakin bocah di rumah nonton selama kurang lebih 1 jam 26 menit.
Saya sih punya feeling kalau penonton bakal jatuh cinta sama wajah-wajah menawan pemeran Lara, David, Rebecca dan tentu saja si kucing, Mr Fuzzypants. Saya belum dapat infonya seperti apa proses directing film ini mengarahkan kucing hutan Norwegia itu. Actingnya waktu bikin ulah atau lagi kesel jadi salah satu nyawa film ini.
Pegembangan cerita Nine Lives memang ga se-wah gagasannya. Alur dan plotnya seperti kebayakan film keluarga bertema fantasi, tapi di mata saya Kevin Spacey berhasil membayar kepercayaan yang diberikan untuk memerankan Tom atau mengisi suara buat Mr Fuzzypants.
Terlepas dari rating kurang yang dikasih pengamat di beberapa situs review film, menurunkan ekspektasi membuat kita lebih santai menonton Nine Lives sebagai film hiburan bersama keluarga.
Jadi sisa berapa lagi ya sisa nyawa Mr Fuzzypants? Pastinya jawabannya ada di film ini.