Luka Chuppi (2019): Kumpul Kebo VS Menikah

Kalau bukan karena nonton film Luka Chuppi ini, saya mungkin ga akan pernah tahu asal-usul muncul istilah kumpul kebo. Dulu saya sempet bingung, kenapa yang hidup bersama tanpa menikah disamain sama kebo?Hewan mana pun mah kawin ya kawin aja.  Ga ada administrasi ini dan ikatan hukum baik agama maupun negara. Emang ada yang pake akad? 

Ternyata begini ceritanya.

Kumpul Kebo ini mengalami pergeseran dari itilah zaman Belanda dulu yang asalahnya ditulis koempoel gebouw. Gebouw ini kemudian lama-lama berubah jadi kebo. Gebouw sendiri berarti bangunan atau rumah. Jadi Kumpul kebo itu ya ngumpul dalam satu rumah. Begitu ternyata. 

Kalau kita ngecek di KBBI, bakal nemu tuh istilah Kohabitasi. Maknanya sama dengan koempoel gebouw tadi. Tinggal dalam serumah tanpa ikatan perkawinan.

Isu tentang Kohabitasi ini yang diangkat  dalam film Luka Chuppi. Filmnya ga terlalu lama dirilisnya, 2019. Tapi saya baru nemu beberapa hari yang lalu di Netflix. Kepincut sama wajah cantiknya Kriti Sanon sebagai pemeran Rashmi, tokoh utama perempuan di sini bikin saya segera memutuskan untuk nonton. 

Cerita film dibuka ketika seorang selebritis bernama Nazeem Khan mengumumkan dirinya menjalani kohabitasi alias kumpul kebo itu.Pengakuan  Nazeem Khan ini bikin panas Mr Trivedi, ayahnya Rashmi (Kriti Sanon) yang merupakan Ketua Partai Pelindung Budaya. Bagi Mr Trivedi, yang namanya kohabitasi, semenleven atau ngumpul sama kebon itu ga bener. Dosa. Kelakukan Nazeem jadi contoh buruk bagi generasi muda di India.

Rashmi dan  sesama rekan reporternya, Guddu (Kartik Aaryan) ngebahas soal opini Mr Trivedi ini. Sesungguhnya mereka saling cinta. makanya Guddu pede banget untuk  mengajak Rashmi menikah. 

Tapi Rashmi bilang no. Dia malah ngamuk-ngamuk waktu dilamar.   Cinta dan nikah itu beda. Walau Guddu tidak akan menghalangi karir calon istrinya. Rashmi pengen tau dulu kalau yang jadi calon suaminya itu seperti apa. Pas debat di sini aja saya ga bisa ga ketawa lihat muka frustasinya Guddu yang berusaha meyakinkan Rashmi. Mau buktiin apa lagi, sih? Apakah memang semua perempuan itu ribet?

Rashmi pun menawarkan Kohabitasi. Dalam rangka saling mengenal.

Guddu shock. Ia merasa sudah menunjukan dirinya apa adanya. Mau apa lagi sih?

Untuk populasi kota Mathura yang seuprit ga mudah buat main kucing-kucingan.  Boro-boro deh kumpul kebo, pegangan tangan aja udah ga boleh. Haram. Gimana Guddu ga galau?

Ngadi-ngadi emang nih, Rashmi. Berani cari masalah sama bapaknya sendiri. Setelah dibujuk, akhirnya Guddu akhirnya nurut sama Rashmi buat berkolaborasi eh berkohabitasi. Demi cinta, biar Rashmi mau nikah. 

Di sinilah konfliknya dimulai.

Rencana mereka untuk bekolaborasi melakukan kohabitasi ga semudah itu.  Seperti yang dibilang sama Guddu dalam suatu waktu, kalau anak buahnya Mr Trivedi itu seperti sinyal seluler. Ada di mana-mana. Dengan putus asanya Guddu sempet mengeluh kurang lebih seperti ini: "Kenapa kamu ga nyari ayah yang lain aja, sih?"

Mau ngumpet di mana?

By the way, Mr Trivedi ini di mata saya udah kayak bos mafia aja, bukan  lagi sebagai ketua  partai. Anak buahnya pada militan dan ga segan-segan bejek-bejekin yang bandel melawan Mr Trivedi. Terlepas dari soal kampanye anti hidup gaya bebasnya yang emang seharusnya udah gitu, Horor ga sih, kalau dia menang pemilu? Serem aja kalau main hukum sendirinya macem gitu.


Di tengah kebingungan Guddu dan Rashmi, datanglah sahabat mereka, Abbas (Aparshakti Khuarana) yang ngasih solusi untuk memuluskan rencana mereka. Kebetulan Guddu dan Rashmi ada tugas peliputan Pemilu ke luar kota, Gwalior tepatnya. Di sana mereka punya waktu  selama 20 hari.  Bagi Rashmi ini waktunya tinggal bersama. Ngakunya lagi tugas. Padahal mah, kumpul kebo.

Abbas pun berhasil menemukan apartemen yang bisa digunakan untuk sewa tempat. Ini juga ga mudah. Mereka harus menyogok pengelola apartemen agar  mereka bisa tetap tinggal. 


Kerunyaman masalah kemudian muncul ketika tetangga mereka bernama  Mrs Srivasatava yang kepoan mengetahui kalau Guddu dan Rashmi sebenernya pura-pura menikah. Mulai deh kehebohan-kehebohan muncul yang membuat Guddu dan Rashmi kalang kabut ketika keluarganya pda protes mengapa mereka kawin lari.   Ternyata perempuan di India pun suka ngegosip hahaha...

Karena awalnya udah bohong, Guddu dan Rashmi terpaksa harus mencari cara untuk menikah betulan. Masalahnya ga mungkin untuk menikah kedua kali dengan orang yang sama karena pihak keluarga udah mengira mereka udah menikah.

Menikah Dalam Budaya di India

Bagi masyarakat India, yang namanya lembaga pernikahan itu sakral. Ga bisa main-main. Bukan cuma sekedar prosesi semacam pembacaan ijab kabul bagi umat muslim atau pemberkatan di gereja untuk yang nasrani.  Memakai menggala sutra dan bindi di dahi adalah ciri khas seorang wanita yang sudah menikah di India. Anak gadis di sana ga ada yang berani pake ini. Pemasangan bindi  merupakan salah satu prosesi pada saat upacara pernikahan bagi umat Hindu di India.  Soal Bindi dan menggala sutra ini lah yang kelak juga jadi batu sandungan mereka berdua.


Women Empowering dan Strata Sosial

Bukan saja soal impian Rashmi yang ingin terus berkarir, Luka Chuppi juga membahas posisi perempuan dalam masyarakat India. Dalam satu scene, ibunya Guddu menawarkan mereka tukar posisi. Rashmi bekerja dan Guddu diem di rumah saja, mengurus rumah tangga.

Soal Strata sosial juga dibahas dalam film ini. Secara tidak langsung saya merasa Rohan Sankar sebagai penulis naskah ini menyindir perbedaan kasta. Bahkan sesama satu kasta pun tetap saja ada perlakuan diskriminasi seperti ayahnya Guddu yang sama-sama berasal dari kaum Brahmana, tetap aja dipandang sebelah mata oleh Mr Trivedi.  


Tentang Hubungan Hindu - Islam

Tokoh Abbas dalam film ini adalah seorang muslim.  Meski berbeda agama, Abbas dengan senang hati mau bergerilya mencarikan kuil yang aman bebas dari pantauan anak buah Mr Trivedi  agar Guddu dan Rashmi bisa menikah.

Bersahabat boleh tapi kalau sudah berurusan dengan pernikahan lain cerita.  Saya jadi ingat kalau dulu waktu masih bocah sering baca berita terjadinya kerususan Hindu - Muslim di sana. Saat ini pun pertikaian umat  hindu - islam di sana kerap dipicu soal nikah beda agama.  Walaupun nikah beda agama terutama antar Hindu - Islam diperbolehkan tapi kerap menjadi masalah dan memicu masalah atau kerusuhan ditambah dengan keluarnya undang-undang soal Jihad Cinta yang menyulitkan pasangan beda agama untuk menikah. 

Makanya ketika melihat Abbas hadir di acara perkawinan masal. Mr Trivedi ngamuk-ngamuk dan marah sama Abbas karena ia mencurigai Abbas yang nota bene seorang seorang muslim punya agenda khusus.  Sebuah big no bagi sebagian besar keluarga di India mendapati ada anggota keluarganya yang punya pasangan  beda agama.  Walaupun di sisi lain beberapa selebritis India diketahui mempunyai pasangan (suami/istri) beda agama seperi Shahrukh Khan misalnya. 

Multiple Twist

Setiap Guddu dan Rashmi menemukan solusi untuk mendapatkan cara menikah betulan, setiap kali itu juga keduanya menemukan masalah yang mengakibatkan keduanya  kesulitan mendapatkan status sah sebagai suami istri. Film besutan Laxman Utekar yang dibalut dalam genre komedi ini menghadirkan suasana satir dan gelak tawa buat saya. Betapa ribetnya untuk nikah saja. Bukan urusan repsesinya,  tapi soal ritualnya. Padahal cukup lho dengan ketemu pendeta yang akan meresmikan mereka. 

Guddu dan Rahmi ga peduli soal perayaan atau pesta meriahnya. Mereka cuma butuh pendeta yang ga comel dan rempong sama urusan ini itu mengingat betapa luar biasanya jaringan Mr Trivedi di berbagai kuil  yang ada di India. 


Sinematografi dan Penggarapan Film

Luka Chuppi menghadirkan nuansa India yang penuh warna dan playfull dalam latar filmya.  Selama durasi film 129 menitsaya cukup terhibur dengan visualnya yang memanjakan mata. Penggambaran suasana perumahan di sekitar tempat tinggal Guddu atau tempat kontrakan mereka di Gwalior pun tidak menunjukkan susana India yang kumuh, imej yang sering bikin saya mikir berkali-kali untuk traveling ke sana.


Bukan film India kalau ga ada nyanyi-nyanyi atau nari-nari. Tapi percayalah untuk urusan ini, teknik pengemasannya sudah jauh lebih baik bahkan ada salah lagu di sini yang ear-gasm,  lebih ngepop, bikin enak didengar.

Film Luka Chuppi mendapat rating 13+. Walau ga ada adegan vulgar, parenting guide tetap dibutuhkan  kalau ada anak yang belum cukup umur menyaksikan film ini. Semisal adegan keponakan Guddu mendapati kemasan bekas kondom di apartemen kontrakannya. Kita yang dewasa akan dibuat tergelak dibuatnya tapi lain cerita kalau  harus menjelaskan hal itu kepada anak-anak.

Post a Comment

1 Comments

  1. udah lama ga nonton film india, menarik juga nih :D masukin my list ah

    ReplyDelete