Kalau ditanya siapa Steve Jobs, saya
bakal mengidentikannya dengan CEO
sebuah perusahaan gadget terbesar
dan paling fenomenal, apple
dengan logonya yang khas. Itu saja? Ya, dulu...
sebelum saya mengenal Jobs dari
buku ini. Nyesel saya, kenapa baru ngeh sosok fenomenal ini setelah
kepergiannya. Pantas saja banyak yang meratapi dan kehilangan Jobs
karena beliau juga seorang
entertainer sejati. Kok, bisa?
Bisa dong. Steve Jobs adalah
inspirasi bagi yang belajar
untuk menjadi seorang presenter
yang menghibur.
Yup, ternyata Steve
Jobs adalah panutan untuk mempresentasikan sesuatu dengan gaya yang unik, khas dan tidak
membosankan. Coba deh,
buat list beberapa nama presenter fenomenal. Setiap orang mungkin punya
beberapa nama favorit berbeda, tapi
rasanya bakalan mudeng dengan nama-nama sepeti Oprah, Bob Saget, Desi Anwar
(ok, ini angkatan jadul, ya
hehehe). Lalu ada dr Ozz, Mario Teguh, Alfito
Dwi Nova, Najwa Shihab, dan news anchor
yang cantik dan energik favorit saya, Ira Koesno.
Benang merah yang bisa
kita tarik dari cara mereka
membawakan presentasinya adalah
gaya yang fun dan tidak membosankan, interaktif dengan audience dan membangun chemistry dengan penonton Jauh sebelum nama-nama mereka berkibar, Jobs sudah
melesat lebih dulu dan menjadikan
presentasi yang dibawakannya
ditunggu-tunggu para fansnya. Kok bisa, ya? Buku ini
membedahnya untuk kita.
Judul Buku : As Spectacular
As Steve Jobs: 101 Rahasia Presentasi Spektakuler Ala Steve Jobs
Penulis : Hani
Miftahuljannah
Penerbit: Grasindo -
Grup Gramedia
ISBN : 978-602-251-742-9
Tebal : 140 + X halaman
Cinta dan Totalitas
Membaca halaman-halaman awal buku
ini, saya langsung teringat
beberapa quote yang pernah
saya baca dalam bukunya Iwan Sunito: From Borneo to Bloomberg atau
#Tetotnya Kang Emil (bahkan dalam beberapa
twitya yang saya pantengin),
menemukan pekerjaan yang kita
cintai membuat kita
mengerjakannya dengan sepenuh hati, all out dan berusaha untuk selalu sempurna. Cape? Tidak!
Bahkan untuk persiapan presentasi dengan rata-rata berdurasi 1-2 jam saja, Jobs rela mengurangi waktu tidurnya,
melakukan riset dan survey yang dalam dan
persiapan yang sempurna, mulai
berlatih sampai detail panggung seperti
penataan lampu tidak luput dari
persiapan Jobs.
Formula Presentasi
Lagi-lagi saya menemukan
persamaan pemikiran Jobs dengan Kang Emil. Ah, jangan-jangan Jobs pun jadi inspirasi buat walikota Bandung yang fenomenal dan cetar ini, ya.
Kalau Kang Emil bilang penjara
140 huruf twitter menuntut para
netizennya jadi kreatif
merangkai kata tidak lebih dari 140
karakter, maka Jobs menyiapkan bahan presentasinya dengan membingkai dalam kata kunci yang singkat dan tidak lebih
dari 140 karakter. Kalau para wartawan membuat headline dari
sebuah berita, maka Jobs sendiri yang
membuatnya. Misalnya nih, tagline seperti ini:
“Sekarang iPhone menciptakan kembali telepon”
atau penjelesan Jobs
yang simple saat meluncurkan
iPod:
“Ipod seribu lagu dalam saku anda”
“Macbook Air lapotp tertipis di dunia”
3 Is Magic Number
Dalam buku ini
dibocorkan beberapa tips untuk merencanakan presentasi
yang efektif. Selain pemilihan kata yang singkat dan tidak
bertele-tele dalam setiap slidenya, Jobs
juga mengemas presentasinya dalam 3 bagian.
Presentasi jitunya diringkas
hanya dalam 3 pilihan sederhana
yang mengerucut. Misalnya saat mengenalkan
iPad, jobs mendeskripsikan
seperti berikut:
“Konsumen dapat mengujunngi tiga toko dalam iPad: iTunes, App, dan iBookstore”
“Netbook memiliki 3 masalah: Lambat, tampilan berkualitas rendah, software PC yang sudah tua.“
Kerennya lagi, Jobs sangat konsisten dan setia denga formula 3 angka keramatnya ini dengan pilihan kata yang simple dan sentuhan personal yang ngena, jauh dari kesan pamer
kepintaran. Padahal semua orang tahu kalau Steve Jobs seorang yang genius dan smart. Tapi
Jobs mengabaikan soal itu dan memilih
kepuasan penonton dengan melibatkan mereka dalam setiap presentasinya
yang sangat personal dan menghibur.
Bukan cuma pamer gadget atau aplikasi terbaru
saja, Jobs juga memberi
kejutan pada penonton dengan memberikan mereka sebuah
pengalaman yang susah dilupakan. Misalnya dalam peluncuran Macworld, ada
perwakilan dari Apple yang muncul di sisi barisan penonton, memberi kesempatan untuk merasakannya langsung. Gratis? Enggak
dong, dengan gayanya yang humoris, Jobs
bercanda dengan mengatakan, “Oke, cukup.
Kami membutuhkannya kembali.”
Menjaga Kontak Mata Dengan Penonton
Alih-alih menyiapkan slide dengan redaksi yang beranak
pinak, Jobs lebih memilih slide yang simple dan jadi sebuah cerita yang menarik.
Misalnya saat meluncurkan
aplikasi iTunes pada tahun 2007, Jobs hanya menamplkan 5M untuk menjelaskan jutaan lagu yang
terkumpul dan bisa diunduh. Dengan
cerdas, Jobs meringkas
presentasinya dengan menyimpulkan kalau dalam satu detik ada
58 lagu baru
yang tersedia.
Contekan? Nyaris
sulit melihat Jobs
mengintip contekan.
Penguasaan materi yang prima
membuat Jobs pandai berimprovisasi saat timbul
masalah teknis dalam penyajian.
Ia juga enjoy bercerita saat menyajikan presentasi dan membangun kontak
mata dengan penonton, gesture yang
fleksibel dan tahu bagaimana
mengatur intonasi, kapan harus
menjeda, berkata cepat atau
melambatkan tempo untuk memberi penekanan agar pesan yang disampaikannya dimengerti oleh penonton.
Kesimpulan
Kalau kepengin
menjadi master panggung saat menyampaikan presentasi, Steve Jobs adalah
referensi yang bisa jadi panutan. Tentu saja kita tidak perlu
plek ketiplek meniru gaya Jobs, karena emang pada dasarnya setiap
orang punya gaya tersendiri. Terus berlatih, kreatif,
totalitas untuk menyiapkan presentasi yang sempurna adalah kuncinya. Kalau sudah enjoy dengan
yang dijalani, engga bakalan tuh ada rasa bosan. Pas
banget dengan quotenya Steve Jobs seperti berikut:
“Anda harus percaya pada sesuatu, keberanian, takdir, kehidupan, karma atau apa saja. Percaya bahwa titik-titik tersebut akan berhubungan satu sama lain dan memberi Anda keyakinan atau mengikuti kata hati. Meskipun hal itu akan membawa Anda ke jalur yang berbeda dari jalur yang banyak dilalui orang, tulah yang akan membuat sebuah perbedaan besar.”
Yup, Jobs sudah membuat
perbedaan besar, seperti yang sudah
kita lihat.
Kritik Buat Buku:
Mengadopsi dari teorinya Jobs, buku ini dikemas dalam 3 bab. Bab 1 membedah teknik Membuat dan Merangkai Cerita dalam penyajian presentasi, menghangat pada bab 2 dengan mengulik tips an trik untuk Menciptakan Pengalaman, dan ditutup dengan bab 3: Practice Makes Perfect. . Penulis langsung mengaplikasikan tori Jobs dalam penyajiannya. Tadinya saya sempat bingung, kenapa begitu iritnya Hani mengemas buku ini. Ternyata.... duplikasi yang cerdas!
Berbeda dengan membaca buku-buku fiksi, membaca buku
semacam ini tentu perlu waktu
lama buat mengunyah. Meskipun saya bisa
menyelesaikan dalam 2 hari, font dalam
buku yang kalau dikemas dalam ukuran sedikit lebih besar bakalan
memanjakan pembaca. Apalagi nih kalau beberapa ilustrasi dalaman foto buku ini disajikan dengan tampilan berwarna bakal lebih nendang dan menjadikan buku ini
lebih menarik. Sayangnya, foto-foto
dalam buku ini disajikan dalam warna
hitam putih plus pemillihan lay
out covernya, sekilas kayak buku
foto copyan. Ehm, padahal kalau
diteksturnya diraba, dengan bahan yang
glossy bakal lebih menarik kalau semisal hurufnya
disajikan dengan huruf timbul dan
latar berwarna lain yang lebih
colourfull.
Kalau sebelumnya saya
familiar dengan tulisan Hani yang renyah
dan personal dan menyentuh, nuansa yang
berbeda dalam buku ini terasa sedikit lebih formal. Meski begitu, tidak memupus
antusias saya untuk segera menyelesaikan
buku yang juga berisi beberapa kiat-kiat dan garis
besar yang bisa kita
buat untuk menyiapkan sebuah presentasi
yang spektakuler.
Terlalu banyak yang pengin saya bocorkan dalam review ini. Kalau masih kepo, tuntaskan
saja dengan segera meluncur dan
mengadopsi buku ini dan selamat mengekplorasi
gaya presentasi anda.
5 Comments
tambahin lagi dengan nonton rekaman presentasinya di Yo*tube deh, inspiring !
ReplyDeletenice to drop here :)
Iya mbak, tadinya sya mau nyematin video presentasi iPhone-nya di sini. Entah kenapa, gagal melulu, padahal kodenya enggak ada yang salah. Saya coba lagi nanti, siapa tahu bisa disematin dan bisa tayang. Keren emang presentasinya dia.
DeleteHarganya berapaan ni mak? Menarik.. Tp betul juga ulasannya tentang cover. Kurang eye-catchy, kalau boleh berkomentar. Hehe *bisanya komentar aja nih*
ReplyDeleteResminya harga buku ini 37 ribuan, mak. Ada toko online yang kasih diskon untuk pembelian buku ini, tapi belum termasuk ongkir. Hehehe, ternyata kita punya pikiran sama soal covernya, ya. :)
Deletewaaah jadi pengen punya bukunya... pasti sangat menginspirasi :)
ReplyDelete